2. Kerusuhan Pagi

40.7K 1.5K 13
                                    

Untuk pertama kalinya Rara sudah terbangun lebih dulu dari jam weker yang selalu setia membangunkan paginya. Hingga saat abang tersayangnya Bian ingin membangunkannya, terkejut bukan main karena adiknya sudah sangat rapi saat ini dan siap untuk berangkat sekolah.

"Kamu gak sakit kan dek?" Tanya Bian memegang dahi Rara.

"Ish apaan sih bang. Rara gak sakit tau. Sehat begini dibilang sakit. Doanya jelek banget sih." Dumel Rara yang sudah berhasil menepis tangan Bian.

"Lagian tumben banget kamu udah rapih begini. Biasanya juga masih tidur pulas." Ujar Bian membela diri.

"Ah yaudah kali bang gak usah dibahas. Adeknya berubah kok malah dianehin. Yuk kita kebawah." Ajak Rara menarik tangan Bian agar segera menuju ke ruang makan yang berada dilantai satu.

"Pagi Mom." Sapa Rara dan Bian hampir bersamaan.

"Pagi anak-anak mommy." Ify menerima kecupan dari kedua anaknya itu di pipinya.

"Tumben Rara udah bangun jam segini." Ujar Ify membuka pembicaraan sambil membereskan piring dibantu oleh Bian.

"Ya kan mau jadi anak SMA ma. Lagian ini hari pertama Rara gak mau terlambat. Nanti bisa berabe." Sungut Rara yang sedari tadi sudah terduduk dikursinya.

"Pagi Mommyku tayang..."

"Pagi Mommyku syanttikkkzz..."

"Eh buset dah bocah. Pagi-pagi udah ngalay aja lo berdua." Dengus Bian melirik kedua adiknya itu jengah.

"Pagi putra-putra tampannya mommy." Ify kembali menerima kecupan dipipinya dari kedua anak tersebut.

"Ayo Ano dan El jangan buat keributan dipagi hari. Duduk yang rapih, kita tunggu papa dan abang-abang kalian datang." Perintah Ify tak bisa dibantah membuat Devano dan Elang yang saling berebutan kursi itu berhenti dan terduduk tegap layaknya berada di rapat yang sangat sangat resmi.

"Plis deh B aja. Itu dada jangan dibusungin begitu." Decih Bian.

"Ngapa lo bang? Iri dada gue lebih besar dan montok dari lu??"

"Devano language please,"

"Sorry Mom."

"Mampus."

"Dasar pria iri hati." Desis Devano menatap Bian penuh dendam.

"Morning Mom."

"Ooh morning Azka, Chiko. Ayo duduk dulu kita tunggu papa sebentar lagi." Setelah mengecup pipi Ify seperti pagi biasanya, Azka dan Chiko menduduki kursinya masing-masing.

"Pagi semua, pagi sayang." Sapa seorang kepala keluarga dirumah ini yang sudah terduduk di kursi kebesarannya sesudah mengecup kening istrinya itu.

"Pagi dad."

"Pagi sayang."

"Ayo kita mulai makan paginya." Ify mengangguk dan bangkit dari duduknya.

"Kamu mau apa kak?" Tanya Ify pada suaminya yang tengah menyesap kopi.

"Roti selai aja yang."

"Oke." Setelah meletakkan roti selai sesuai dengan kesukaan sang suami dipiringnya, Ify menatap piring anaknya satu-satu.

Azka dan Chiko sudah memulai makannya dengan roti selai seperti Rio. Bian sudah memakan pancake kesukaannya dengan hikmat begitupun dengan Rara. Tetapi piring Devano dan Elang belum terisi apapun.

"Loh Ano, El, kenapa belum ambil makanannya?? Kalian kan akan punya kegiatan seharian ini. Sarapan pagi gak boleh ditinggalkan." Ujar Ify menatap kedua anaknya itu.

Protective Brothers (MOVE TO DREAME)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang