Kamu tahu, diam adalah keahlian terbaikku
Dengan diamku ini, aku berani untuk bicara denganmu
tanpa perlu takut sebuah penolakkan
Tidak perlu menyalahkan siapa-siapa, terlebih dirimu
Karena mungkin yang salah adalah akuYa, percuma saja saling menuding
Pada akhirnya,
aku yang terluka paling dalam
Aku yang berduka paling lama
Kepergianmu membuatku sadar
bahwa gelap itu nyataTapi,
pernahkah kamu tau
bahwa aku selalu menjaga nyala harap dalam hatimu?
Barangkali tidak benderang,
tapi kupastikan tak akan meredupDan,
selamanya
luka terindah itu adalah kamu