hana

294 20 2
                                    

Namanya Kang Seulgi. Biasa dipanggil Seulgi. Malam ini dia nginap di sekolah buat keperluan organisasi. Yang lain sibuk pindahin barang dari sini kesana. Si doi malah kerja tugas. Ya namanya juga orang rajin.

"Seul, pen bantuan?" dia mendongak. Menatap sosok tinggi menjulang didepannya. Chanyeol. Seniornya.

"Gausah kak, gue tau kok."

"Yauda, kalo lo bosen sendiri. Noh, si jongkai juga lagi kerjain tugas. Berdua aja disana gih." Seulgi hanya tersenyum sampe matanya gak keliatan.

"Gue tinggal ya." Seulgi mengangguk dan melanjutkan tugasnya.

Setelah lebih dari setengah jam berkutat dengan berbagai rumus dikepalanya, akhirnya tugasnya kelar. Sesekali ia menatap seseorang yang juga sedang mengerjakan tugasnya. Yang tadi dibilang Chanyeol namanya Jongkai.

Tapi kok si Jongkai ini gak pernah di liat Seulgi ya.

"Oy anak pramuka kumpul." saat si Jongkai ini bergerak, Seulgi mengalihkan tatapannya

Anak pramuka toh. Kirain seorganisasi ama gue.

"Seul, pr lo udah?" Krystal, sahabatnya. Datang dengan wajah yang berkeringat.

"Udah. Habis ngapain lo keringatan ampe gitu banget." ia berdiri dari duduknya dan berjalan mendekati Krystal.

"Kakak gue tadi datang. Gila, kek nenek lampir berdiri depan gerbang. Mukanya ituloh... Emejing. Kek mau makan gue idup-idup." ceritanya dengan lebay.

"Makanya, ada apa-apa tuh izin." kata Seulgi seraya menjitak kepala Krystal.

"Si anyink."

"Mulutlu babi."

"Lah lu juga samaan setan."

"Upil badak diam."

"Kutu miper jan banyak bacod."

"Tayi."

"Upil."

Btw, kok si jongkai itu ganteng ya. -ksg.

-------

Seul's view

Sekarang kita di suruh kumpul di aula mendengarkan bacotan kakak alumni ato biasa juga disebut kakak senior. Krystal disamping gue udah menguap berkali-kali. Tadinya gue itung, pas sampe sepulu gue males ngitungnya. Gak tau berapa kali deh dianya nguap.

"Anj-" gue mencari asal suara. Yah walaupun gak bakal kedengaran banget, tapi gue suka merhatiin orang jadi gue kepo.

Anj. Si Jongkai.

Dan mata gue stuck di dia. Merhatiin dia yang dengan seriusnya main game perang yang lagi tertampil di hape pintarnya.

Itam sih.

Tapi itamnya sexy. Bikin mata gue ga mau mengalihkan pandangan. Sungguh pemandangan yang Indah.

Walaupun dari belakang doang.

"Hooooaaaaammmm" gue yakin muka gue berubah jadi masem. Gangguin anak orang menikmati ciptaan tuhan aja nih si ital.

"Diam napa!" bisik gue.

Ital cuman bisa berdecak dan kembali menopangkan wajahnya di telapak tangannya.

Ital itu panggilan sayang gue buat Krystal.

"Tal. Gw kecantol ama anak orang masa." si Ital cuman liatin gue datar.

Dari mukanya, yang gue baca itu. 'Gue ngantuk jink.'

"Ah. Syaland lo. Ga asik." Ital cuman gidikin bahunya.

"Tal, lo tau Jongkai?" dan mukanya langsung bright.

Weird

"Si item?" anjir item.

"Yaa. Mungkin. Soalnya anaknya agak item item."

"Wanjer. Yang lagi maen game situ kan?" gue berbalik. Dan mengangguk.

"Lo...

Suka si item?"

Dengan mendapat tatapan kayak gitu. Jujur, gue gugup setengah mati. Apalagi sama si Ital. Ga tau deh.

Dan begonya.

Gue geleng geleng kepala.

"Bagus." entah kenapa gue nahan nafas.

"Dia brengsek. Ga usa. Gue ga layk kalo lo jadinya sama dia. Masi banyak yang gut kok. Kak Ceye contohnya." tak dapat dipungkiri. Gue menghela nafas lega. Fakta kalo dia gak suka sama Jongkai agak buat gue lega.

Dari mukanya juga serius banget kalo dia ga suka sama si Jongkai ini.

"Ga tengkyu. Kak Ceye sebatas kakak senior doang." Ital menegakkan bahunya dan kembali pada kegiatan awalnya. Mencoba tetap sadar.

Setelah bermenit-menit mendengar pidato plus curhatan gaje dari kakak senior, akhirnya selesai juga.

Gue balik ke Ital.

Ni anak nyenyak banget dah. Emang uda waktunya tidur sih. Lewat mala.

"Tal.. Ital.."

"Bangunin keris tu gak gitu. Gini nih." orang asing datang dengan tiba-tiba dan dia nendang pantatnya Ital.

"Aw!" Ital langsung sadar seratus persen. Dan menatap sinis sang pelaku. Si Jongkai.

"SETAN LU ANJING. MATILO. ITEM SIALAN." Dan aksi kejar mengejar pun dimulai.

Kok ada bunyi kretek gitu yah?

Liat calon doi lagi ketawa dikejar ama teman ndiri. Keknya, mereka ini deket banget.

Gue cuman liatin mereka dari tempat gue tanpa berniat beranjak sedikitpun.

Dan.

Bunyi kretek itu semakin terdengar saat si Jongkai malah berhenti dan balek buat nangkap Ital dalam pelukannya.

"WOI SETAN LEPASIN GUE. GA SUDI GUE NEMPEL AMA LO. LEPASIN!" si Jongkai lepasin iya.

Tapi mukanya kayak bahagia banget.

"Seul. Ayok. Buru!" gue yang tersentak, langsung aja ikutin Ital.

"Tal, lu berdua kok kek dekat banget ya." mukanya masih ditekuk. Kayaknya Ital emang ga suka ama si Jongkai deh.

Tapi si Jongkai ini yang kayaknya suka Ital. Lah, gue malah ikutan down.

"Teman smp gue. Tetangga juga. Tapi dia nyebelin. Ga suka." gue hanya ngangguk.

Pantes.

"Udalah. Ga duli." Ital narek tangan gue buat cepat cepat ke kelas yang bakal kita pake buat tidur.

Akhirnyaa...

"Besok udah porseni aja.. " gue ngangguk.

Iya emang. Besok tuh porseni. Porseni pertama dengan adek kelas yang katanya banyak cogan.

Karena gue emang malas keluar dari peredaran. Jadinya, gue gak tau apa-apa tentang kegantengan adek kelas yang katanya hqq.

"Sepulu ipa A banyak cogannya njir. Jadi gasabar." gue ngeliatin Ital.

"Perasaan pertandingan pertama itu sepulu ipa A sama kelasnya lo deh Tal." ucap gue sambil inget inget lagi. Tapi kayaknya emang bener sih.

"Lah, beneran? Anyinq lah. Ga asik. Gue dukung siapa coba nanti? Gak mungkin gue berkhianat. Itu keterlaluan. Tapi.. Adek kelas menggoda. Hidup gue gini amat perasaan." si Ital ngacakin rambutnya.

"Lu aja yang lebay lampir."

"Eh kunti. Sante lo yah."

To be continued



12th Dec 2017

DekKel ; Bjh&KsgTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang