0

479 129 141
                                    

Mark memejamkan matanya. Berusaha menghilangkan ingatan tentang pertengkaran ia dengan ayahnya.

Mark sama sekali tidak berniat untuk menjadi anak durhaka. Memang siapa yang dengan sengaja durhaka pada orangtua?

Tapi, keputusan ayahnya untuk menitipkannya di rumah nenek hampir saja membuatnya menjadi anak durhaka.

Ia menatap Jihoon, teman pertamanya di sekolah barunya. Jihoon memiliki wajah manis dengan kulit putih dan bibir pink. Kulit putihnya ia dapatkan dari sang ibu yang memiliki darah korea.

Dia tampan. Dan tidak ada seorang pun yang dapat menyangkalnya termasuk Mark. Tapi entah kenapa karena wajah tampannya itulah, seluruh kaum adam di sekolah ini berbuat keji padanya.

Mark meringis, ia teringat perkataan Woojin, teman barunya selain Jihoon. Anak laki-laki di sekolah ini tidak menyukai murid dengan darah blasteran. Termasuk Mark, Jihoon, dan Woojin.

"Mikirin cewe ya lo?." Mark menggeleng dan meletekan kepalanya di meja, lalu menatap Jihoon.

"kenapa sih Hoon, di sekolah ini harus ada kasta pure sama half blood?."

"Kenapa juga harus pure blood yang berkuasa?."

Jihoon ikut meletakan kepalanya di meja. Ia menatap Mark sebentar lalu menerawang.

"Kata nenek gue, yang half itu bakal kena kutukan ."

-I-

Bertahun-tahun yang lalu, ada sebuah kisah yang terjadi di tanah sekolah ini, SMA N 1 Kedung Buaya, suatu sekolah yang terletak di daerah amat pedalaman. Saking dalamnya, kalian tidak akan bisa mencari letak sekolah ini di google maps.

Saat itu, ada dua orang gadis yang mengikatkan diri dengan nama sahabat. Mereka selalu menghabiskan waktu bersama, masuk kelas bersama, keluar kelas bersama, duduk bersama hingga naksir cowok pun bersama. Gadis itu adalah Lastri yang mempunyai wajah khas orang Kedung Buaya, dan Jeslin , seorang gadis yang pindah dari Amerika.

Lastri sangat bahagia karena mempunyai pacar baru, pacarnya sangat tampan dan ia sangat takut kehilangan pacarnya itu. Karena rasa takutnya itu, Lastri menjadi mudah berpuruk sangka pada semua orang termasuk sahabatnya sendiri, Jeslin.

Suatu hari, Lastri melihat Jeslin berjalan dengan pacarnya. Ia murka dan langsung bertindak tanpa meminta penjelasan dari Jeslin maupun pacarnya.

Ia mengambil pisau yang entah kenapa ia bawa dari dapur sekolah dan menusukan jeslin beserta pacarnya dia sendiri.

Darah membasahi tanah sekolah, Jeslin dan pacar Lastri tumbang. Mereka masih dapat melihat Lastri yang memegang pisau.

Namun Lastri belum puas karena mengetahui mereka masih hidup. Sehingga ia tusukan lagi pisau yang ia pegang ke perut Jeslin dan pacar Lastri.

Lastri menatap nanar jasad mereka.

"Tidak akan pernah aku percaya pada mereka yang bukan warga Kedung Buaya lagi. Takan ku biarkan mereka menginjakan kakinya di sini."

Itulah sepenggal kisah yang menjadi awal hari buruk bagi Mark. Seorang siswa yang dipaksa ayahnya untuk tinggal dengan neneknya.

-I-

Huayaaaah.

Kali ini ak bakal serius rampungin cerita ini , serius. Ga main-main. Ak takut baper.

The Half Blood PrinceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang