Setelah ini giliran kalian, bersiaplah!
Mark mengerutkan dahinya.
Terkunci di dalam kelas, kertas ancaman, lalu setelah ini apa lagi?
"Jadi habis ini kita bakal dibunuh sama basilisk?" Celetuk Woojin yang entah sejak kapan di belakang Mark.
"Basilisk mah bunuhnya yang mudblood Ujin, bukan Halfblood kaya kita." Balas Jihoon.
"Kalo basilisk mah, bukan kitanya yang mati, basilisknya yang mati."
"Iya lo terlalu dekil sih Jin, basilisknya mana kuat natap lo lama-lama."
"Bangsat, anak siapa si lo?"
Seperti biasa ia lebih menonton perdebatan si kembar yang kurang bermutu itu. Berhubung dia ga baca sampai selesai buku Harry Potter yang ke- dua itu. Mau nimbrung ya takut salah, entar dikira sok tahu lagi.
"Terus kita mau gimana ini? Ga bisa keluar dari bayangan doi, eh."
"Coba chat Pak Amir deh, siapa tahu masih di sekolah."
"Ga punya nomornya hng."
Woojin melongok ke luar kelas melalui jendela, siapa tahu masih ada makhluk di sekolah ini selain mereka.
Alih-alih menemukan bantuan, mereka justru dibuat ketakutan dengan deheman yang berasal dari speaker.
"Ehm cek 1,2,3 and 4"
"Okey, speakernya ga bermasalah, dasar tua bangka pembohong."
"Halo halfblood yang kusayangi."
"Kalian pasti penasaran kenapa kalian masih di kelas detik ini? Tenang aja, ga gue suruh buat threesome."
"Berhubung gue ga suka seriusan, jadi gue mau main-main sama kalian."
"Ya Elah, kalau main-main nanti baper anjing. Repot." Woojin membalas dengan nada nyolot yang menyebalkan. Membuat seseorang disana terkekeh geli.
"Ah lo tau aja, udah pengalaman apa gimana?"
"Okey udah bacotannya."
"Sekarang kalian pergi ke ujung kelas bagian kanan, dan lihat ke kolong meja ada apaan."
"Silahkan bersenang-senang."
"Sampai jumpa para haflblood kesayanganku."
-I-
Haloo , ada yang nunggu cerita ini? Ya aing cukup tahu kalian lebih pilih nunggu doi ketimbang nunggu cerita ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Half Blood Prince
Mystery / ThrillerAda mitos kalau di sekolah ini ada yang tidak suka dengan mereka-mereka yang bukan berdarah asli