Part. 1

16.5K 683 30
                                    


Author POV.

Sinar matahari pagi menyapu wajah cantik seorang wanita yang terlihat tenang menikmati sinar matahari yang menerpa wajah cantiknya.
Senyum indah terpantri dengan jelas di wajahnya membuat siapa saja akan terpesona melihat manisnya senyumnya.

"NONA...NONA" teriak seorang wanita muda sambil berlari kearah wanita cantik itu.

Membuat wanita cantik itu membuka matanya, memperhatikan sepasang mata indah berwarna coklat muda yang mampu menghipnotis siapa saja yang melihatnya.
Yeolin memandang pelayannya Hani dengan dengan bingung, melihat Hani yang berlari tergesa-gesa kearahnya

"Kamu kenapa, Han ?" Tanya Yeolin lembut tidak lupa dengan senyum manisnya.

"Nona...hoss...hoss..di..sana.." ucap Hani gagap.

"Pelan-pelan, Han. Tarik nafas dulu" ucap suara lembut Yeolin lagi.

"Di..sana...nona..ada..ada..mayat.." jawab Hany dengan wajah pucat.

kedua mata indah coklat muda terbuka lebar memandang Hany.

"Kamu bercanda Hany ?" Tanya Yeolin tidak yakin.

"Saya tidak bercanda, nona" balas Hany masih gemetar ketakutan.

"Baiklah dimana mayatnya ?" Tanya Yeolin lagi masih kurang yakin.

"Sana, nona" tunjuk hany pada salah satu pohon besar di belakang mereka.

Yeolin berjalan dengan pelan sambil menyeret satu kakinya yang cacat kearah pohon besar yang di tunjuk oleh Hany dengan Hany yang setia mengikutinya dari belakang. Yeolin sedikit mengintip dari balik pohon dan melihat tubuh kekar seorang pria yang sangat tampan dengan belumuran darah di sekujur tubuhnya.
Yeolin bergerak dengan pelan mendekati pria tampan belumuran darah itu.

"Jangan nona" cegat Hany takut.

"Kenapa ?" Tanya Yeolin bingung.

"Bagaimana jika dia adalah pemberontak istana, nona" jawab Hany cepat.

"Mau dia seorang pemberontak atau tidak,  kita tidak bisa meninggalkan dia sendiri di sini" ucap Yeolin lembut.

"Kamu tenang saja lagian dia terluka, tidak mungkin dia menyakiti kita" lanjut Yeolin sambil mengusap lembut tangan Hany saat melihat pelayan setianya itu ingin membantah.

Hany menghelai nafas pasrah dan mengaggukan kepalanya pelan, membuat senyum hangat terbit dengan sempurna di bibir merah muda alami milik Yeolin.

Yeolin berjalan mendekat pria asing itu dengan pelan, Yeolin memperhatikan wajah pria tampan itu yang sangat asing di desa, yang tidak lain adalah kaisar Wang Lee. dahi Yeolin menyengit bingung melihat tato naga di dada sebelah kanan pria asing itu.

"Mau sampai kapan kamu melihat wajah saya" ucap kaisar Wang Lee tiba-tiba.

Kaisar Wang Lee membukanya dan memandang tajam Yeolin membuat wanita cantik itu gemetar ketakutan.

"Maaf tu-an tapi saya ha-nya ingin melihat luka di tu-buh anda" ucap Yeolin takut.

"Kalau begitu cepat lakukan" Perintah kaisar Wang Lee dingin.

Yeolin berjongkok dengan pelan di depan kaisar Wang Lee dan mengobati lukanya dengan lembut. Mata kaisar Wang Lee memperhatikan Yeolin yang sedang mengobatinya dengan hati-hati.

Yeolin menutup luka kaisar Wang Lee dengan daun sirih dan tersenyum senang melihat hasil kerjanya.

"Sudah tuan" ucap suara lembut Yeolin mengagetkan kaisar Wang Lee yang masih memandang tajam wajah cantik gadis di depannya.

Kaisar Wang Lee mengaggukan kepalanya pelan tanpa mengucapkan terima kasih, yeolin membalasnya dengan senyum lembutnya dia tidak marah saat orang yang di tolongnya tidak mengucapkan terima kasih kepadanya.

Yeolin berdiri dari duduknya dan berjalan pelan kearah pelayannya hany sambil menyeret satu kakinya yang cacat. Kaisar Wang Lee memperhatikan Yeolin yang berjalan kearah wanita muda yang berpakaian usang sambil menyeret satu kakinya.

"Dia cacat" ucap kaisar Wang Lee dingin pada dirinya sendiri.

.

.

.

.

.

.

Jendral Yeol datang menghampiri kaisar Wang Lee yang masih setia memandang tajam punggung Yeolin yang sudah berjalan menjauh.

Jendra Yeol memberi hormat pada kaisar Wang Lee beserta para prajurit kerajaan yang mengikuti Jendra Yeol.

"Maaf yang mulia, kami pantas mati karena tidak dapat menjaga Anda yang mulia" ucap Jendra Yeol.

Kaisar Wang Lee menggakat satu tangannya memberi isyarat agar Jendranya diam. Jendra Yeol diam dan menyuruh pada prajurit kerajaan agar menyiapkan kuda kaisar Wang Lee.

...............................

TBC

My Queen is mineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang