Jun, adalah perempuan yang berjalan di teras kamar-kamar kosan dengan ponsel pintar abu-abu di tangan.
Surainya sehitam arang. Irisnya apalagi. Dia bersenandung ringan diiringi langkah kaki yang dibalut sepatu converse merah marun. Rajut langkah terhenti di muka pintu. Niat hati ingin memutar anak kunci, dan membuka pintu. Sampai sesuatu menarik perhatiannya.
Pintu kamar sebelah terbuka, lebar.
Kemudian seorang laki-laki tinggi muncul dari dalam. Celana training abu-abu dan kaus oblong putih. Jun tidak sadar sudah berapa lama matanya nyalang memerhatikan si tetangga baru. Sampai dia tidak menyadari laki-laki itu sudah berdiri dua langkah di hadapannya.
Jun mengerjap. Pikirnya, orang itu akan menyapanya, berbasa-basi singkat; seperti tetangga baru pada umumnya.
Namun dugaan itu seratus persen salah.
Jun bahkan menganga saat tetangga barunya hanya berjalan melewati dirinya. Seolah Jun bukanlah entitas yang terlihat. Dengan perasaan setengah dongkol perempuan itu memutar kenop pintu, melangkah masuk setelah melihat punggung laki-laki tadi lenyap di balik pagar tinggi.
***
Bu, kamar lima udah keisi, ya?
Iya, Jun.
Baru tadi siang.Oh.
Bagus deh. Jadi gak serem banget tuh kamar
HeheKamu ini.
Sudah ketemu sama Langit?Langit?
Iya.
Yang tinggal di kamar lima.***

KAMU SEDANG MEMBACA
Laki-Laki Bernama Langit
De TodoJun penasaran siapa gerangan tetangga barunya yang menempati kamar nomor lima. ©KLlangit