BAGIAN DUA

11 2 1
                                    

Jangan takut lo ga sendiri - afkar sadewa bagja

Saat alena dan afkar sampai disekolah gerbang sekolah sudah tertutup rapat, dan banyak juga siswa yang berdiri didepannya karena telat, tidak terkecuali alena dan afkar mereka lalu ikut berbaris di barisan siswa yang terlambat, bagi afkar ini sudah biasa tapi bagi alena ini pertama kalinya telat meski beberapa kali datang di waktu yang mepet setidaknya alena masih diperbolehkan masuk dan tidak sampai di hukum, namun kali ini alena harus pasrah mengikuti pa bejo guru BK yang selalu menggaruk kumis tebalnya itu menuju lapangan upacara untuk berdiri menghadap tiang bendera sampai pelajaran pertama, diliriknya afkar yang hanya diam saja dan santai berbeda dengannya, cuaca panas menyengat membuat alena gerah karena lupa membawa kunciran untuk mengikat rambut lurus sepunggunya.

“lo kayanya udah biasa ya kar” ucap alena tanpa menoleh kearah lawan bicarannya

“ini sih udah jadi sarapan sehari-hari gue tapi khusus buat hari senin emang Cuma gini hukumannya kalau hari lain bervariasi len kadang suruh nyambutin rumput taman sikat wc atau ga ambilin sampah dan semua itu udah biasa buat gue” jawab afkar dengan mimik wajah seakan bangga telah melakukan itu semua.

“gelo maneh dihukum begitu malah bangga” alena mencibir

“jangan liat dari sisi negatifnya terus liat dari sisi positifnya, lo bisa bolos pelajaran pertama lo bisa bisa ke kantin lebih dulu dan yang lebih enak lagi bisa ngintipin anak cewe pas lagi dihukum bersihin wc hahahah”  tawa afkar membuat siswa-siswi lain menoleh kearah alena dan afkar hingga alena menurunkan tangannya untuk menutup mulut afkar.

“dasar mesum lo gue aduin ke pak bejo lo kalau nanti lo telat lo harus dihukum bersihiin wc cowo yang kotor bau itu ihhhh”

“jangan dong masa nanti gue ngintipnya sama yang sejenis sih” afkar kembali tertawa namun tawa ini tak terlalu kencang karena alena sudah dulu mencubit perut afkar yang berbentuk itu hingga dengan reflek alena kembali mencubit perut afkar untuk memastikan lagi.

“astagfirullah gue khilaf ya allah” bisik alena pelan sambil melangkah ke kiri sedikit menjauh dari afkar.
                            
                             ‘’’’’’’’’’’’’’’
Setelah hukuman hormat di tiang bendera selesai afkar dan alena berpisah untuk memasuki kelas masing-masing alena yang berada di kelas XI ips 3 dan afkar XI ipa 2

pikir alena cowo mesum pemalas macam afkar bisa masuk ipa terlebih ipa 2 tempat anak anak dengan setumpuk prestasi di sekolah terdapat di sana, walau tidak memungkiri bahwa afkar juga termasuk siswa berprestasi karena tim basketnya selalu menang dalam beberapa turnamen.

alena sempat berfikir kenapa dia baru tau bahwa afkar adalah ketua basket sekolahnya memang pada saat alena melihat afkar pertama kali pada saat bersembunyi di rumah warga itu alena memang tidak asing dengan wajah afkar, namun situasi pada saat itu tidak memungkinkan untuknya mengingat wajah afkar yang entah pernah iya lihat di suatu tempat.

Tapi fikirannya masih cemas mengenai komplotan geng yang suatu saat pasti akan mendatanginya dan afkar, entah untuk mengancam atau memaksa tutup mulut,
alena tak tahan untuk memikirkan hal yang lebih buruk dari itu.

Kini alena sudah berada di depan kelasnya dan berjalan pelan takut guru pelajaran berikutnya telah masuk tapi akhirnya kelasnya sedang ribut dan berarti tidak ada guru, dengan langkah riang alena memasuki kelas dengan membuka pintu kelasnya dengan kencang hingga membuat teman sekalasnya diam menatap kaget ke arah alena.

“heh lena dasar cocor bebek maneh buka pintu teh ga selow pisan” ucap radit cowok gemulai dari sunda yang sedang mewarnai kukunya berjangkit kaget.

“dasar cocor bebek gue kira guru agama bu ane gue belum selesai nih nyatet prnya bikin siyok aja lo” ucap danang wakil ketua kelas yang tidak berfaedah.

“bukannya habis ini pelajaran bahasa inggris ya”

“iya bahasa inggris,agama kan hari rabu nang”

“sudahlah teman-teman hari ini bebas” ucap alena yang membuat teman sekelasnya heboh.

namun tidak beberapa lama alena kembali berucap

“tapii oong hahaaha” ucap alena kembali dan dihadiahi timpukan buku dan kertas dari teman-temannya.

“lagian alena di percaya” liona teman sebangku alena hanya mendengus sebal melihat sahabatanya itu.

“ih liona tau banget deh tentang aku jadi makin cintah” sambil berlari menuju liona dan memeluknya.

“tumben lo telat dihukum juga yaa, mampus dah lo lagian di bilang berenti pake sepatu roda naik aja motor susah dibilangin sih” omel liona pada alena.

“gue abis kena musibah ona pokoknya pagi ini tuh unxpected banget dan juga gue baru kenalan sama afkar ketua basket yang selalu pake topeng macem bang napi itu” ujar alena lalu mengambil kunciran liona yang berada di tanganya.

“kok bisa al coba cerita-cerita”
Lalu alena segera menceritakan semuanya pada liona tanpa ada yang ditambahkan dan di kurangi kadang saat alena bercerita liona menampilkan raut khawatir tertawa dan kesal tapi di balik itu semua liona sungguh cemas dengan nasib sahabatnya itu.

“jadi gitu deh on gue takut mereka bakal nyamperin gue”

“lo ga sendiri ini ada afkar juga kalau memang meraka bakal nyamperin lo, fighting alenakuuu” ujar liona memberi semangat dan acara  cerita merekapun berhenti saat bu fika guru bahasa indonesia masuk ke kelas mereka untuk memulai pelajaran.

Di publish pada saat magrib dengan mengandalkan wifi tempat kursus
17.58

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 29, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

you are the one Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang