01

256 9 2
                                    

          “Kelly, Ashton ada di ruang tamu tuh.” Gadis berambut pirang itu segera lari berhamburan dari tempat tidur setelah mamanya berbicara melalui depan pintu kamarnya, ia hanya menggunakan jeans dan kaus hitam bertuliskan “STAY AWAY FROM MY WAY” dan pergi menuju ruang tamu.

            Hari ini hari minggu, dimana semua remaja ingin menghabiskan hari terakhir bersenang-senang sebelum datang hari menyeramkan—Senin (ini terlalu berlebihan sebenarnya, tapi tak apalah)

            Setelah Kelly menuruni tangga, cowok yang juga berambut pirang itu kini sedang duduk di sofa ruang tamu menggunakan jeans dan tank top hitamnya (ada di media/foto) seraya mengutak-atik handphonenya, sedangkan Kelly segera berlari dan lompat duduk di samping Ashton.

            “Astaga. Kau gila? Kau hampir menibaniku, Kelly!” Protesnya, dan kini memandangi sahabatnya itu. Sedangkan Kelly hanya tersenyum mengejek sambil memperbaiki sikap duduknya.

            “Maaf, maaf, aku terlalu excited Ash. Jadi ada kabar baru apa hari ini? Sampai-sampai kau langsung datang ke rumahku.” Kelly berujar dengan semangatnya dan mendekatkan wajahnya ke Ashton.

            Kau tahu, aku menyukaimu ketika kau memandangku seperti itu Kelly.. Ashton bergumam dalam hati sambil memandang mata biru milik Kelly yang sedang menatap balik Ashton.

            “Jadi gini, kau ingat, kalau besok keluargaku akan pergi ke Italy? Dan aku bilang ke mamaku kalau aku tidak akan ikut.” Sebelum Ashton melanjutkan ucapannya, Kelly segera berteriak.

            “Seriously? YEEEEEEEEEEEEEEEEEEAAAAAHHHHHH!!!! FINALLY ASHTON!” Gadis itu berteriak seolah-olah hanya ia dan Ashton yang bisa mendengar teriakannya.

            “Kelly, ADA APA?” Mamanya segera berlari mendatangi Kelly dan Ashton, dengan tergesa-gesa sambil membawa spatula masaknya yang masih dipakainya itu.

            “Hmm bukan apa-apa mom, hanya terlalu senang hari ini. Oh iya mom, bolehkan Ashton menginap disini selama keluarganya di Italy? Boleh ya? Aku berjanji, kalau Ashton boleh menginap disini, aku akan berhenti membunuh ikanmu mom.”

Sebenarnya soal membunuh itu hanya ucapan yang dilebih-lebihkan. Maksudku Kelly tidak benar-benar membunuh ikan mamanya. Ia hanya tidak suka memberi makan ikan mamanya, ketika beliau kerja seharian.

“Hmm baiklah, tapi Ashton harus tidur di kamar bersama Luke mulai nanti sore.” Luke. Yap kembaran Kelly yang sudah lama tinggal bersama papanya setelah kedua orang tuanya pisah. Sebab itulah mamanya harus kerja mencari nafkah untuk Kelly.

            “Jadi si jangkung menyebalkan itu akan tinggal disini mom? Memangnya kenapa dengan dad?”

            “Bisakah kau berhenti memanggilnya dengan sebutan itu, Kelly? Itu kembaranmu. Dad sedang pergi ke Rusia selama satu tahun, ya kau tahu ia melakukan riset disana.” Ujar mamanya.

            “Auntie, apakah kau mencium bau yang sama seperti ku? Seperti bau hangus atau semacamnya—“ Seling Ashton sambil menghendus-hendus udara yang melewatinya.

            “MY CAKE!! Aku harus pergi.” Mamanya kini berlari kembali ke dapur untuk menyelamatkan kue buatannya.

            “Jadi, terima kasih ya sudah mau membatalkan jalan-jalanmu ke Rusia.” Ucapnya.

“Aku tau,Kel kau tidak bisa jauh-jauh dariku, makanya aku membuat keputusan itu. Kau bahkan tak tahu kan mau melakukan apa jika aku tak ada disampingmu? Hahaha. But seriously, apa kau tidak punya teman lain selain aku?” Balas Ashton sambil menyikut lengan Kelly.

“Ya ya ya, aku tahu. Ya mungkin, karena aku fikir semua murid di sekolah hanya berpura-pura bersikap baik di depanmu dan menarik simpatimu, berpura-pura menjadi temanmu dan dengan mudahnya memanfaatkanmu. Tapi pengecualian untuk mu Mr.Irwin.” Kelly menyeringai ke arah Ashton.

“Baiklah. Kel, sebelum Luke datang, kita pergi jalan-jalan yuk? Ya mungkin setelah Luke datang, kau tidak boleh jauh-jauh darinya..” Ashton segera beranjak dari kursinya dan menatap Kelly yang masih duduk di kursi. “Oh come on Kel.”

“But first, bangunkan aku Ash..” Pintanya seraya tersenyum ke arah Ashton. Entah sudah berapa kali Kelly tersenyum kepada Ashton, namun itulah mungkin yang akan dilakukannya setiap bersama Ashton. “Tenang, aku sudah turun 3 kg Ash, jadi kau tidak akan kesulitan membangunkanku. Coba saja tarik tanganku.”

Dengan segala ocehannya Kelly tentang seberapa ringannya tubuhnya sekarang, Ashton berfikir-fikir untuk menarik tangannya. Namun yang terjadi adalah..

“HEY ASHTON! KENAPA KAU MALAH MENGGENDONGKU??” Yap, Ashton sekarang meggendong Kelly dengan bridal style—seperti pasangan yang baru saja menikah, dan terkekeh ke arah Kelly yang sedang meronta-ronta di atas tangannya dan segera keluar dari rumah.

“Sudah tenang saja, eh ternyata berat mu memang sudah ringan ya, terakhir kali ku gendongmu setelah jatuh dari pohon, kau lumayan berat.” Ashton melemparkan senyuman nakal di wajahnya ke arah Kelly.

“Stop it! Aku benci senyuman itu Ashton, itu berlebihan! Sekarang turunkan aku, kalau tidak aku akan pulang ke rumah dan tidak akan berbicara denganmu lagi.” Maki Kelly sambil mencubit lengan Ashton.

“Memangnya bisa? Tidak berbicara denganku? Aku bertaruh kau tidak bisa tidak berbicara denganku kurang dari beberapa detik.” Akhirnya ia menurunkan Kelly dan mencubit pipi kanan Kelly dengan gemasnya dan tertawa. “ngomong-ngomong kau sangat lucu dengan ekspresi marahmu ini, aku tidak bisa berhenti tertawa.”

Ashton kini menaiki motor CBR nya yang berwarna hitam itu (duh sepertinya Ashton akhir-akhir ini lebih menyukai hitam) dan ia menunjukkan Kelly ke arah jok kosong yang berada di belakangnya.

“Kau yakin ingin mengendarai motor? Lebih baik kita naik bus saja Ash, kau bahkan belum mempunyai licence (surat izin mengemudi)” Protesnya sambil ogah-ogahan menaiki motor Ashton.

“Lihat? Aku sudah punya kan?” Ashton menunjukkan SIM nya kepada Kelly yang masih berdiri di samping Ashton dengan mata terbelalak.

“Tapi, sejak kapan?” Tanya Kelly sambil mengambil SIM itu.

“Itu tidak penting, nah sekarang silahkan naik Putri Kelly.” Ucap Ashton dengan manisnya sambil menyalakan mesin motornya. Kelly pun naik, dan Ashton menarik kedua tangan Kelly ke pinggangnya. Kelly mulai merasa canggung berada di dekat Ashton.

Oh Tuhan, ada apa denganku? Ia sahabatku, aku bahkan terlihat canggung di dekatnya, apa aku suka dengannya? Tidak. Bagaimana bisa? Gumam Kelly sambil mengeratkan pelukan tangannya ke Ashton.

“Kau serius?” Ulang Kelly sambil menolehkan kepalanya di samping bahu Ashton.

“Iya, pegangan saja, dan kau akan baik-baik saja.”

“Kita akan kemana, Ash?” Tidak ada salahnya bertanya sebelum berangkat kan?

Ke tempat manapun yang kau mau sehingga aku bisa melihat senyummu muncul di setiap detik waktuku,Kelly. Ucap Ashton dalam hati namun apa daya ia tak mampu mengucapkan kata-kata yang telah ia rangkai serapih mungkin itu.

“Sudah ikut saja, kau bawel sekali.” Ashton, orang paling bodoh yang mengganti kata-kata indah dengan ejekkannya.

“Baiklah, tapi bolehkah aku meminta sesuatu?” Tanya Kelly.

“Ya Kelly, apapun.” Kini Ashton menyahut.

“Tolong, jangan pernah mengecewakanku, Ash.”

          Hai Guys, ini fanfic pertamaku disini, please give me a comment,vote or anything. please don't be a silent reader. Kalau banyak yang suka aku akan nge post chapter selanjutnya. -Author 

Next To You // Ashton IrwinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang