Gimana suka ngga?
Happy reading guys :)
***
"Eh guys, gue kekantor dulu ya"
"Oke. Yaudah kita kekelas ya Let" ujar Stephani.
Kini aku berjalan sendirian melewati lorong sekolah, untuk menuju ke kantor. Tapi saat dijalan, aku melihat kedua putranya bu Zian menangis. Langsung saja aku menghampirinya. "Hey, sayang kenapa nangis? Masa anak cowo nangis?"
"Hiks.hiks"
"Udah dong sayang, jangan nangis lagi yaaa. Kalian mau apa? Biar aunty yang belikan" tanyaku dengan merayu kedua anak tersebut. Saat ini aku tidak tau siapa nama mereka, tapi saat akan menanyakan hal itu kemudian Pak Rio datang menghampiri kami.
"Karel sama Farel kenapa?" tanya Pak Rio.
"Saya gatau pak, saya lihat mereka udah nangis. Lalu saya menghampiri mereka dan menanyakannya"dijawab dengan anggukan.
"Karel mau jalan-jalan om." rengeknya pada Pak Rio dan responnya hanya tersenyum pada mereka, lalu Pak Rio berjongkok untuk mensejajarkan tingginya dengan Karel dan Farel. Ingat mereka itu bukan kembar ya, tapi adik kakak. Karel sebagai Kakaknya dan Farel adiknya.
"Mau jalan-jalan kemana? Hmm" ucapnya sambil menyolek hidung mereka gemas.
"Ke timezone om, ateu"ucap mereka dengan semangat dan mata berbinar-binar.
"Baiklah ayo sekarang kita berangkat. Tapi sebelum itu, Karel sama Farel ijin dulu ya ke mama. Nanti mamanya nyariin loh"
"Iya om. Ateu ikut?" ucap Farel dengan polosnya.
"Hah?! Ga-gapapa sayang ateu disini aja" jawabku.
"Yahh ateu. Om, Farel mau ateunya ikut ya. Bolehkan?"
"Iya. Kamu ikut saja, lagian saya juga ga yakin bisa ngurus mereka berdua sendirian."
"Yasudah pak"
Hatiku bersorak riang, karena berkat Karel dan Farel akhirnya aku bisa hangout juga sama Pak Rio. Walaupun tidak berdua tetapi aku tetap senang. Yeeeeaaay.
Maaf yaa isi partnya pendek-pendek. Dan aku mau kasih tau kalau cerita ini hanya sampai beberapa part aja. Bagi kalian readers jangan sungkan-sungkan ya buat pencet bintang. Makasih. Insya allah cerita Pantaskah aku berada disisimu akan terus lanjut. Tunggu aja ya, byeee :)
28 Oktober 2017
KAMU SEDANG MEMBACA
Terjebak Nostalgia
Teen FictionSuka seseorang itu wajar. Tapi apakah wajar jika aku mencintai guruku sendiri? Keinginanku ketika aku punya hubungan adalah tidak ingin lagi mengalami yang namanya terjebak oleh nostalgia. ~ Aletta Gisella ~ Kupikir dia itu masih kekanak-kanakkan...