Cara Melupakan Dia

1.2K 192 6
                                    

Setelah beberapa kali protes karena dirinya ditarik paksa oleh Taeyong ke arah taman belakang sekolah, Jisoo akhirnya mengikuti langkah Taeyong dengan berat.

Taman belakang sekolah masih sangat sepi, bahkan seluruh bagian sekolah begitu keadaanya. Sekarang masih sangat pagi dan hanya siswa yang kelewat rajin yang mau bersemayam dulu di sekolah ini sambil menunggu bel masuk yang jelas masih lama.

"Mau ngomong apa sih?!" Ketus Jisoo langsung ke intinya. Taeyong tak lagi menggenggam lengan Jisoo. Keduanya berdiri berhadapan. Jisoo sedikit mendongkat ,dagunya sedikit diangkat, menandakan dirinya kesal. Sedangkan, Taeyong harus sedikit menurunkan arah pandangnya karena Jisoo memang lebih pendek beberapa senti dibawahnya.

Sangat pas jika harus bersanding dengannya.

"Pertama, gue mau minta maaf" jawab Taeyong tegas

Jisoo masih diam

"Kedua, gue mau ngomong sesuatu"

Jisoo menatap bingung

"Ketiga, gue tau gimana caranya supaya perasaan gue ke lo itu bisa ilang"








Eh?

"Jadi caranya?" Jisoo berusaha bersikap biasa saja, namun dalam hatinya dia terkejut mendengar perkataan Taeyong.

Yah mungkin perasaan Taeyong padanya akan segera hilang, namun bagaimana dengan perasaan Jisoo pada Taeyong? Apa akan hilang juga?

Itulah yang sedari tadi Jisoo pikirkan dan sukses membuat hatinya sesak.

"Caranya..."











































GREB!

"Ini"

Taeyong memeluk Jisoo dengan erat seakan tidak mau kehilangannya. Jisoo berusaha melepaskan diri ,tapi Taeyong semakin mengeratkan pelukannya

"T-taeyong"

"Plis, biarin gini sebentar aja" ujar Taeyong pelan

Badan Jisoo yang tadinya kaku sekarang sedikit melunak. Yah, sejujurnya Jisoo nyaman dengan pelukan yang diberikan Taeyong, baru kali ini dia merasakan kenyamanan dan kehangatan dari seorang Taeyong.

Taeyong yang ia kenal sebagai lelaki yang dingin dan keras kepala sekarang berubah.

"Jisoo, gue minta maaf" ujar Taeyong masih dalam posisi memeluk Jisoo.

Jisoo tidak menjawabnya ,dia malah membalas pelukan Taeyong dan membuat pelukan mereka lebih erat.

"Soo..."

Jisoo masih tak menjawab ,dia malah menenggelamkan wajahnya ke dada bidangnya Taeyong.

Entah mengapa gue merasa sakit ketika mendengar perkataan lo yang mau lupain perasaan lo ke gue. Dan sekarang lo minta maaf ,itu udah telat ,Yong. Untuk apa? -jisoo

Jisoo menangis. Taeyong bisa merasakan badan Jisoo yang sedikit bergetar. Dengan pelan Taeyong merenggangkan jarak diantara keduanya dan melepaskan pelukannya dengan Jisoo.

Jari Taeyong menggapai pipi Jisoo dan mengusap pelan air mata yang sedikit demi sedikit menetes dan membasahi pipi Jisoo.

"Kenapa nangis?" tanya Taeyong

Jisoo tak menjawab dia hanya menggelengkan kepalanya pelan.

Dan akhirnya keduanya terdiam ,tak ada yang bicara. Jisoo sedari tadi hanya terdiam sambil menundukan kepalanya ,Taeyong pun sama. Sampai akhirnya bel pun berbunyi..

"Jisoo.."

Jisoo masih enggan menatap Taeyong ia masih senang dengan menundukan kepalanya

Taeyong berjalan mendekati Jisoo membuat jarak antara mereka kembali dekat. Dengan perlahan Taeyong mengangkat dagu Jisoo agar menatap ke arahnya.

"Apa?" Ujar Jisoo

Taeyong tersenyum,

"Masih ada satu cara buat ngelupain perasaan gue ini" jawab Taeyong yang sukses membuat hati Jisoo semakin sakit

"Apa yang tadi itu belum cukup?"

"Hm, tentu aja belum. Tenang aja gue gak bakalan ngasih tau lo ,tapi ntar juga lo bakalan tau" dan lagi lagi Taeyong tersenyum

"Baiklah ,semoga berhasil" Ujar Jisoo dan tersenyum paksa

Taeyong pun mengusak rambut Jisoo pelan lalu menepuk pundak Jisoo pelan, "Oke, kalo gitu gue ke kelas ya" Ujar Taeyong lalu pergi meninggalkan Jisoo yang masih terdiam dengan seribu pertanyaan di dalam pikirannya.

"Taeyong, apa bener lo mau lupain gue?" lirih Jisoo

Egois? - jisooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang