1. Rinai (part a)

279 7 1
                                    

"Gini banget ujian jadi stalker, lihat foto, ganteng, ngekepo, senyum-senyum sendiri, scroll down ke bawah, eh ternyata udah ada yang punya, udah  "KELAR HIDUP LO" ".

  "Rinai !! " teriak seseorang dari kejauhan.
 
 

  Aku menengok malas melihat siapa pemilik suara cempreng itu, tanpa menoleh pun sebenarnya aku sudah tau siapa dia.

   Tapi apa boleh buat, toh dia adalah sohib terbaik ku, Namanya Haning, dia punya banyak sekali prestasi yang membanggakan, berbanding terbalik denganku, satu saja prestasi belum pernah kugapai selama bersekolah.

Dengan langkah seribu ia berlari kearahku dan berhenti didepanku tepat saat aku  berbalik.

Lihat saja belum genap ia mengambil nafas, ia sudah melontarkan ocehan. 

    "Eh Nai ,lo tau gak sih ..." pekiknya tanpa jeda.

     Belum selesai suaranya terhenti sudah lebih dulu kupotong omelan nya "Nggak".

Kutinggalkan ia yang sedang mengumpat padaku.

"Ih gue belum selesai ngomong" kesal nya sambil mensejajarkan langkahnya denganku.

  "Oh belum selesai ya?" tanyaku sok polos, tanpa menghentikan langkahku.

Hening...

Tak ada jawaban, dan aku mulai penasaran.

Dengan  terpaksa.

  Kuedarkan pandanganku kesegala arah, saat aku menoleh kebelakang kutemukan Haning  yang menganga melebarkan mulut dan matanya.

Sontak aku menghampiri nya dengan berlari kecil.

"Eh Haning, lo kenapa?" kugoyang-goyangkan bahu Haning, sungguh aku takut jika ia mendadak kesurupan setan Aing Maung.

   Dia meresponku dengan mengedip-ngedipkan mata menoleh kearahku sambil menunjuk sesuatu.

"Apaan sih? " aku yang bingung melontarkan kalimat tanya sambil menautkan kedua alisku dan mengikuti arah jari telunjuk lentik Haning.

  "Oh My God!" aku berteriak cukup keras melihat pemandangan didepanku. 

  Masa bodoh dengan mereka yang sekarang melihatku dengan tatapan membunuh.

Aku benar-benar shock. Bagaimana bisa dia berada disini?

 

   Aku menghela nafas kasar sambil memegangi sebelah kepalaku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

   Aku menghela nafas kasar sambil memegangi sebelah kepalaku.

  Kulangkah kan kembali kakiku dengan cepat melewati lobi tanpa memindahkan tanganku yang berada dikepala, disusul Haning yang terbirit-birit menyusulku.

  "Itu siapa gila ganteng banget"

"Ya Ampun ada bidadara turun dari surga"

"Itu murid baru dari Surabaya itu kan? "

   "Emak nya dulu ngidam apa ya bisa ganteng gitu keluarnya"

  Dan masih banyak sekali rentetan kalimat pujian yang menurutku alay sekaligus lebay.

     Kupijat pelan pelipisku, kepalaku sedikit  pening karena bisingnya gosip anak baru itu. Utung saja keadaan kelas tidak begitu heboh akan kicauan-kicauan unfaedah itu.

   Memang sih..
Dia tampan, tapi biasah aja lah..  Gantengan juga jodohku, Asad Motawh.

   Ting! Tong!

    Denting bel menyeruak hingga ke penjuru koridor, mereka bergerombol saling mendesak untuk masuk ke kelas nya masing-masing, berbeda denganku, yang tengah duduk manis dibangku kebanggaan ku,
S E N D I R I A N ,ya SENDIRIAN  .

   Jika kalian berfikir aku duduk dengan Haning maka kalian salah besar, Haning duduk bersama Dewa, cowok bences alias setengah cewek - setengah cowok, alias nya lagi setengah mateng.

    Mereka adalah duo kpop, yang satu Army yang satu Exo-L, setiap hari meraka selalu ribut pasal oppa mereka, tunggu...  Oppa untuk Haning dan Hyung untuk Dewa, bukankah yang benar seperti itu?

    Ah ....
   Aku hampir melupakan sebuah fakta jikalau Dewa setengah matang, bahkan Dewa juga tertarik dengan roti sobek Oppa. -_-

    "Selamat pagi anak-anak" suara itu memecahkan imajinasi tingkat tinggiku.

   "Ck" aku berdecak kesal melihat guru Bahasa Indonesia didepan kelas, guru berkepala plontos, berkumis tebal, berjenggot putih, seperti surai kuda poni.

    Lihat saja kumisnya tercukur tidak simetris, tetapi maklumi sajalah beliaukan bukan guru matematika, yang setiap melakukan sesuatu harus dihitung dengan trigonometri ataupun Aljabar.

  Aku tau kok beliau pandainya dibidang yang digelutinya saja, tetapi masak iya sih beliau buta warna? Kumis nya berwarna hitam, sedangkan jenggotnya berwarna putih.

   Hellow...
Itu kumis jenggot, apa zebra cross?

  
  Pak Badman itulah nama beliau, bukan nama aslinya sih... Melainkan singkatan dari Badrudin Mansyur   disingkat Badman, biar co ol kata beliau, bukan cool loh ya , ingat Co Ol.

     Badman dan Batman sama pengucapan beda arti,  yang satu artinya lelaki jelek, yang satunya lagi super Herro, mengenaskan bukan?  Guruku adalah seorang ...

   Ahh... Sudahlah kalian terjemahankan sendiri ,aku tak mau di cap sebagai murid durhaka.

   Oke sekarang yang terpenting adalah aku harus mencari kacamataku. Karena sekarang aku tak bisa melihat wajah pak botak didepan kelas.

  "okey... Dimana kau kacamata" gumamku.

   1.. 2 .. 3..

Sangat bagus sekali, kacamata ku lupa tidak aku bawa. Mampus.

   Jangan panggil aku Rinai jika aku tak memiliki seribu cara. Apa guna hp bagus, kalo tidak dimanfaatkan sebaik mungkin? Kuhidupkan ponsel ku, dan membuka aplikasi kamera, ku zoom muka pak botak yang tampan itu -_+.

    Sialnya.

"Rinai!, maju kamu! Siapa yang meyuruhmu main hp! Sini kamu! " serunya.

  Aku menepuk jidatku pelan merutuki kecrobohanku.

  Dengan langakah malas, sambil cengar cengir ,aku maju kedepan.

  Sial yang ke 2 kali.

  Didepanku sekarang ini ada...

  
Dia...

   Jangan lupa voment author juga perlu saran lo gaes 😌

 
 

Rinai HujanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang