Sebuah Tujuan

36 0 0
                                    


            Apa itu? Itu tujuan? Manusia di lahirkan didunia karena ada alasannya. Setiap benda yang ada karena memiliki sebuah tujuan. Bahkan sebuah batu kecil pun memiliki tujuan, tujuan untuk menyandung seorang copet yang lari dikejar warga karena mengambil dompet seorang ibu-ibu yang berisi uang, yang uangnya didapatkan setelah bekerja selama satu hari penuh, yang uang itu akan dibelanjakan untuk mengisi perut anaknya yang kosang setelah 2 hari tidak makan.

Lalu jika batu yang tidak melakukan apapun memiliki tujuan yang cukup besar lalu apa tujuanku diciptakan. Agnav terduduk diam termangu diatas dagunya yang menyentuh meja. Terkadang dia sering melamun akan tidak berartinya hidupnya, begitu sunyi, begitu damai, terkadang dia berharap ada sebuah meteor jatuh dan menimpa atap sekolahnya yang membuat seisi sekolah hancur terbakar termasuk dirinya atau sekali lagi kaum penjajah datang dan menyerang kampung halaman sehingga dia bisa sekali lagi merasakan suasana dalam pertempuran. Namun zaman telah berubah semuanya serba damai, tidak lagi seperti zaman kakeknya dimana setiap harinya harus memikul tombak dan berperang. Begitu damai dan membosankan, seluruh isi sekolahnya hanya berisi orang-orang bermuka tebal dan munafik. Orang-orang yang hanya memikirkan diri sendiri dan menjilat untuk mendapatkan perhatiannya.

Agnav selalu berharap mendapatkan teman yang memukulnya diwajah dan meneriakinya setelah itu mereka kembali bisa berkumpul bersama dan mentertawai kebodohan mereka. Pertemanan yang sebenarnnya bagi Agnav. Namun sekali lagi sebagai anak kepala suku, siapa yang tidak mengenalnya siapa yang tidak takut dengannya. Baru mendengar nama belakangnya saja orang-orang sudah merubah mimik wajahnya menjadi wajah penjilat. Ya benar! Nama belakang anak berusia 15 tahun itu lebih dikenal dari pada namanya sendiri, bahkan jika ia tidak menyebutkan nama belakangnya ketika berkenalan maka tidak ada orang yang mengenalnya, identitasnya seslalu berada dibelakang namanya. Begitulah yang terjadi dengan anak yang memiliki latar belakang keluarga terpandang. Namun Agnav tidak seperti anak bangsawan lainnya yang begitu pongkah dan menyombongkan nama besar keluarga, dari kecil dia sudah didik tentang arti sebenarnya dari nama keluarga yaitu displin dan tanggung jawab. Semakin besar nama keluargamu maka semakin besar pula tanggung jawab yang akan kau pikul. Hidup dengan penuh tuntutan menjadi anak yang sempurna dan bisa dibanggakan membuat dia cuek terhadap sekitarnya, keras dan sedikit kasih sayang. Membuat dia hanya berpikir dengan logika dan berusaha mematikan perasaannya. Karena dalam hidup perasaan adalah kelemahan yang membuatmu mudah ditipu dan diancam oleh musuh-musuhmu. Begitulah Agnav memandang hidup tanpa tujuan dan hanya mengikuti hari-hari penuh kebosanan sebagai anak dari kepala suku.

Setiap harinya dia harus bangun pagi dan berangkat kesekolah untuk belajar ilmu matematika dan alam. Namun Agnav berani bertaruh setiap guru yang mengajarnya tidak pernah sekalipun masuk kedalam hutan dan melihat sendiri bagaimana bentuk dari alam yang mereka ajarkan itu. Hanya prajurit pulau sajalah yang diperbolehkan masuk kedalam hutan, guru-guru itu hanya belajar dari buku. Sewaktu kecil Agnav sangat ingin untuk menjadi seorang prajurit pulau namun impian kecilnya itu harus kandas karena dia adalah anak laki-laki satunya kepala suku yang artinya dia tidak boleh membahayakan nyawanya. Namun duduk dibelakang meja sambil membaca buku bukanlah jati dirinya dia ingin untuk menjelajah setiap hutan yang ada dipulau dan bertarung dengan monster ganas. Takdir sudah ditentukan dan tidak ada seorangpun yang bisa menolak takdirnya, begitulah yang selalu dikatakan oleh guru-gurunya, membuat anak kecil itu tidak peduli lagi dengan apa yang akan terjadi dengan hidupnya, menghilangkan harapan dan tujuannya, dan memutus dengan sendiri takdirnya.

Sekolah usai dan seperti biasa Agnav berjalan kerumah pamannya kakak dari ayahnya con zal. Dia tidak lansung pulang kerumah karena dia tahu persis tidak akan ada siapa-siapa dirumahnya hanya kekosongan. Kakak yang selama ini biasa menemaninya memutuskan untuk menjadi prajurit pulau dan sudah sebulan menghilang tanpa kabar, orang-orang bilang dia sudah mati ditelan buasnya hutan. Adeknya memutuskan untuk ikut ibunya sebagai seorang wanita bangsawan yang tiap harinya pergi menyisiri pulau dari satu kota kekota lain untuk bertemu dengan bangsawan lain hanya untuk memberi selamat karena bayi mereka lahir atau ulang tahun anak bangsawan. Hanya con zal seorang pensiunan prajurit pulau yang biasa menemani Agnav sehari-harinya. Agnav senang mendengarkan cerita conzal tentang bagaimana hutan di pulau Zumodaria. Tentang monster apa saja yang pernah ditemui atau dibunuh oleh con zal. Ini lebih nyata dan benar dibandingkan dengan cerita guru-gurunya yang tidak pernah seklaipun menginjakkan kaki keluar dari suku.

apa itu Mimpi?Where stories live. Discover now