Pesan Cinta (02)

65 10 44
                                    

Setelah melewati malam yang begitu membosankan bersama manusia terflat sedunia yang membuat Nalen harus bekerja ekstra keras untuk membuatnya tertawa. Tapi gadis itu benar-benar langka semua lelucon dalam kepalanya sudah habis untuk dua jam waktu bersama mereka tapi sekalipun gadis itu tidak tertawa, jangankan tertawa tersenyum saja tidak. Ivyly hanya meresponnya dengan tatapan jengah, melotot, lalu memakinya karena dianggap berisik. Sementara, gadis itu malah asik dengan gadgetnya. Sekali lagi dia sangat langka. Membuka ponselnya bukan untuk berselfie-ria, membaca novel dalam bentuk e-book, atau membuka media sosial. Ia asik mengerjakan soal SBMPTN yang menurut Nalen sangat memuakkan.

"Kok ada ya manusia kayak gitu jaman sekarang." ujar Nalen pada dirinya sendiri sembari menghempaskan tubuhnya ke ranjang empuk miliknya. "Padahal kalau sedikit aja dia berkelakuan kayak cewek normal pasti banyak yang mau. Secara dia lumayan can–"

"Ck... Gue ngomongin apa sih. Kenapa gue jadi mikirin manusia tembok itu. Mending tidur lagi." Ucapnya kembali memejamkan matanya.

"Eh.. Tunggu deh, jangan bilang dia nggak punya Media sosial." sekali lagi ia berdecak, "Gue kenapa jadi kayak cewek gini dah. Elah. Terkontamisani nih gara-gara tuh orang."

Drt.. Dtrrr...

Nalen mengambil ponselnya diatas nakas, lalu berdiri. Berjalan menuju jendela kamarnya. "Halo Ma."

"Halo kamu lagi apa? Udah makan?"

"Baru sholat Ma. Belom, Bi Susi juga pasti belom masak."

"Mama nggak bisa pulang sekarang, kamu sendirian dirumah nggak pa-pa kan?"

Meski kecewa Nalen tidak menunjukkannya, "Iya Ma. Lagian Nalen kan cowok. bisa jaga diri sendiri. Mama hati-hati ya kerjanya. Jaga kesehatan. Salamin ke Papa juga."

"Oke, nanti Mama sampein ya. Kamu jaga diri. Mama tutup telponnya."

Telpon itu terputus, Nalen masih memegang ponselnya. Tanpa sengaja atau memang tangannya yang diluar kendali Nalen membuka aplikasi instagram lalu mengetik seseorang di sana.

Aivili austren

Tidak ditemukan.

Aivili

Tidak ditemukan.

Aivilli si cewek flat

Tidak ditemukan.

Aivili si manusia aneh

Tidak ditemukan.

Ifyli si muka tembok

Tidak ditemukan.

"BODO AMAT!" teriak Nalen kehabisan kesabaran untuk menit ini. "Heran gue sama nama yang susah begitu. Sumpah demi apapun kalau gue ketemu sama orang yang bikin nama itu. Gue bakalan sujud syukur depannya dia. Susah banget."

Nalen meletakkan ponselnya diatas nakas dekat tempat tidurnya lalu berbaring lagi untuk melanjutkan mimpinya yang tertunda tadi. Ia mengambil kembali ponselnya lalu melihat jam yang bertuliskan 05:00. Ya, meski terekenal jahil ia tak pernah lupa kewajibannya sebagai umat yang beragama walaupun kadang kelakuannya lebih bejat daripada orang yang tidak beragama.

 💌 💌 💌

"Sesekali hidup itu butuh ketawa biar nggak bosan, perlu dinikmati biar kita tau apa artinya hidup itu."

Kalimat itu terus berputar-putar di kepala Ivyly. Dari semua yang lelaki bodoh itu ucapkan hanya itu yang terus saja mengikutinya. Membuatnya semakin tak mengerti pada semua orang yang menganggapnya tak menikmati hidup. Ia menikmati hidupnya, tapi semua orang pasti memiliki cara yang berbeda dalam menikmati hidup. Dan beginilah caranya menikmati hidup. Percaya atau tidak ia sangat menikmati hidupnya. Ia bahkan jauh lebih suka sendiri, berjalan sendiri, hidup sendiri. Tanpa ada orang lain. Dengan sendiri ia benar-benar bisa menjadi dirinya tanpa harus berpura-pura.

PESAN CINTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang