Telling my Self : Pre Story

2 0 0
                                    


Hi readers, selamat malam..

Ini pertama kalinya aku menulis. Entah mengapa ingin sekali menuangkan isi hati dan pikiran ke dalam sebuah tulisan. Hari ini 1 November 2017 pukul 1.15 am, dimasa dimana kebanyakan orang sedang menghadiri perayaan pesta Halloween. Aku di rumah sedang meratapi sebuah layar laptop yang sudah hampir 4 tahun kumiliki. Tidak ada niatan khusus dalam penulisan ini, hanya mengalir sesuai dengan isi kepalaku saat ini. Pernahkah kalian merasakan demikian?

Sebagian besar pernah merasakan perasaan ini, tentu. Sebuah perasaan yang tidak ada hentinya terpikirkan oleh benak. Alih-alih mencari jalan keluar, semakin dicari justru akan terasa semakin jauh. Apakah aku sedang bersedih? Bukan... maksudku ini bukanlah kesedihan biasa yang dialami laki-laki remaja menjelang 22 tahun. Umur yang tidak sedikit mengingat banyak remaja di luar sana sudah mendapati sebagian hal yang diinginkannya. Kau membayangkan hal tersebut?

Itukah dimasa ketika seseorang sedang berada di titik terendahnya. Tidak secara Finansial mengingat diriku masih dalam genggaman orang tua. Namun, secara mental. Menyedihkan? Sekali lagi tidak. Tidak salah lagi.

Apabila waktu dibiarkan berputar, mungkin seluruhnya akan berakhir sia-sia. Mimpi besar yang ku impikan bukanlah sebuah lelucon. Tetapi dalam kondisi seperti ini wajar apabila diriku selalu bertanya-tanya. Apa yang sudah aku lakukan?

Pernahkan kalian merasakannya?

Ketika kalian berada di sebuah masa dimana 1 hal berjalan dengan sangat baik, dan hal lainnya berjalan dengan sebaliknya? Bahkan lebih buruk dari yang aku kira.

Ini bukanlah sebuah mimpi.

Tat kala, seseorang sedang merasa berada di dasar sebuah sumur yang sangat dalam, terasa gelap dan dingin, lembab dan kesulian bernafas, berusaha memanggil dari kedalaman namun tak satupun mendengan, teriakan yang bergema seirama dengan nafas yang tersedak-sedak. Ingin berkata, bahkan tak mampu terpikirkan dengan baik. Hanya mampu termenung di dalam kesunyian ini. Bak tiada asa yang ingin digapai...

Kata orang kita hidup bebas?

Ya tentu..

Masalahnya bukan tentang kata orang.

Ketika hatimu merasa bebas, di tempat terjajahpun kau akan bebas.

Bukahlah masa penjajahan telah usai?

Manusia saat ini bukan sedih karena dijajah koloni. Mereka sedih... dijajah oleh dirinya sendiri. Perang melawan dirinya sendiri. Menangkap segala sesuatu dari satu sisi kehidupan. Ketidakadilan. Kekecewaan. Keputusasaan. Kelelahan.

Tidak, itu bodoh.



You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Oct 31, 2017 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

The Stories that un'toldWhere stories live. Discover now