Part 3

64 13 15
                                    

Sebenarnya lo siapa Rav?

Tatapan sekitar tak kunjung lepas saat Dissa ditinggalkan sendiri oleh Ravian yang berlalu begitu saja.

Dissa berjalan santai melewati koridor kelas.

"Itu cewek yang tadi dibonceng sama Ravian"
"Ih genit banget si, pake pegangan tangan segala lagi"
"Emang dianya aja yang kegatelan"

Dua orang perempuan tepat dibelakang Dissa sedang membicarakannya.
Tak terima dengan hujatan kedua perempuan itu membuat emosinya makin memuncak.
Dissa membalikkan badan tepat didepan mereka yang membuat kedua perempuan tersebut tersentak kaget.

"Lo ngomongin gue?" Napas Dissa yang memburu karena emosi mendominasi setiap ucapannya.

"Menurut lo?" salah satu gadis itu menjawab dengan santai.

"Heh! Anak siapa si lo, kalo ngomong tuh dijaga ya, jangan seolah-olah mulut lo ga dikasih pendidikan!"
Kedua perempuan itu tersulut emosi karena ucapan Dissa barusan.

Salsa dan Rasya. Dua perempuan yang belum diketahui Dissa bahwa mereka menganggap dirinya sebagai penguasa sekolahnya.
Mereka tak suka jika ada seorang perempuan yang berani mendekati Ravian apalagi jika perempuan tersebut dibonceng oleh Ravian.

Salsa-lah yang menyukai Ravian. Sedangkan Rasya, dia adalah sahabat Salsa yang selalu ada disamping Salsa dan selalu mendukung hubungannya dengan Ravian.

Salsa maju mendekat dan memperpendek jarak dengan Dissa.
"Ih apasi lo deket-deket" ucap Dissa sambil melangkahkan kaki mundur. Namun, Salsa terus mendekat hingga akhirnya Dissa terpojok.
Salsa menaikkan sebelah alisnya.
"Lo kira, lo bisa ambil Ravian begitu aja dari gua?"
Dissa mengernyitkan dahinya bingung.
"Maksud lo?"
"Ravian itu punya gue. Ngerti?"
"Gue nggak ngerti! Gausah ngaku-ngaku deh lo"
Disaa tertawa terbahak. Salsa yang melihat itu langsung membelalakkan matanya terlihat sangat seram.
"Lagian nih ya," Dissa diam beberapa detik lalu menepuk bahu Salsa dan melanjutkan kata-katanya.
"Masa si Ravian punya pacar galak kayak lo serem lagi."
"Heh lo!" Ucap Salsa mencoba mencegah perkataan Dissa selanjutnya.
"Sttttt. Masa si gua bisa suka sama Ravian. Tenang aja," Dissa diam sejenak untuk membaca name tag bertuliskan nama Salsa Amariska dan mengulang kata-katanya yang sempat terhenti.
"Tenang aja gue ga mungkin ngerebut dia dari lo kok. Tapi jangan salahin gua kalau dia jatuh cinta sama gue, Salsa Amariska."

Salsa sangat tertohok dengan kalimat yang Dissa lontarkan untuknya.
Dissa menghempaskan bahu Salsa yang sedari tadi dicekramnya dan berlalu begitu saja.

"Awas aja lo anak tengil!" Teriak Salsa saat Dissa pergi menjauh.
Dissa yang mendengarnya tak mengacuhkan setiap kata dan tetap berjalan kearah tujuannya.

Dissa berjalan santai menuju kelasnya.

"Dissa!" Teriak Lala didepan pintu kelas dengan tingkat suara setara dengan toak sekolah yang membuat Dissa tersentak kaget.

Dissa berlalu begitu saja tanpa membalas sapaan Lala pagi ini.
"Lo kenapa si Dis, pagi-pagi udah lesu aja."

"Nggak."

"Lo masih marah sama gue?"

"Nggak Lala..." Balas Dissa penuh penekanan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 10, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

E R E N ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang