2. i feel?

8 1 0
                                    

Tak disini
-A.N-

Berpisah dan menyingkir.
Peristiwa indah yang terukir rapi.

Hanya sebuah fatamorgana, ditengah pandang pasir kini.

Yang ketika dikejar tak kan kau dapatkan meski berusaha lagi,dan lagi.

Kini,tinggal memilih .

Maju,
dengan Pergi dan keluar dari sana walau harus melupa dan terluka hati,

Atau..

Disini.
Memaksa mengukir senyum ketika melihat fatamorgana yang takkan pernah bisa kau dekati.

Dan akhirnya membuatmu sadar,
bahwa kau hanya sendiri lagi.
kini.

🚶🚶🚶

Seberkas cahaya masuk ke pelupuk mata gadis yang masih berbaring dikasurnya.
Jendela kamarnya sudah dibukakan pembantunya yang datang pagi ini.
Menandakan sudah waktunya ia bersiap ke sekolah.

Rinza melangkah menuju kamar mandi dikamarnya.

Setelah selesai bersiap ia mematut sebentar dirinya didepan cermin.
Matanya terlihat sembab,akibat ia tak sadar tidur sambil menangis tadi malam.

Ia mengambil kacamata di lemari aksesoris nya untuk menutupi sembab dimatanya.

Ia pun bergegas pergi kesekolah menggunakan bis.
Didalam bis ia tidak mendapatkam duduk karena bis pagi selalu penuh oleh siswa siswa yang akan berangkat sekolah,dan para orang tua yang akan pergi bekerja.

S

aat bis berhenti di lampu merah ia melihat motor merah besar yang dinaiki dua orang yang sangat Rinza kenali.

Tentu saja,siapa lagi kalau bukan Rafta dan pacarnya Dera.
Meski ditutupi helm,Rinza bisa mengenalinya.

'aku harap kamu bahagia ta.'
Rinza tersenyum Kecil Dan memalingkan pandangannya pada kaca bis depan yang sebentar lagi akan berhenti dekat sekolahnya.

Setelah turun dari bis Rinza berlari kecil menuju sekolahnya karena jam sudah menunjukan pukul 6.45 .

Saat ia menyebrang ke arah gerbang sekolahnya, dua motor melintas dan hampir menabrak Rinza.
Untungnya kedua pengendara itu brrhenti mendadak.

"Heh! Lo punya mata ga sih? Lo kalau mau ditabrak jangan sama gue tar ngerepotin.
Makanya nyebrang tuh yang bener! Punya mata tapi ga di pake. "

"eh,iya maaf a-aku buru buru tadi"

"yaudah minggir buruan!"
"Rafta,jangan marah marah gitu ih masih pagi." Dera yang duduk dibelakang Rafta mengingatkan

"Rin maaf ya ini Rafta tadi ngebut."

Pengendara motor satunya segera turun dan membuka helm dan berlari menghampiri Rinza.

"lo gapapa kan? Ada yang luka? Gue bawa ke uks ya! Ayo!" ucap lelaki itu sambil memegang tangan Rinza khawatir.

"eh.. Gapapa kok aku ga luka sama sekali. Makasih,gaperlu ke uks,aku langsung kekelas aja."

"yaudah bareng ya."

"emang kita sekelas?"

"gatau juga sih,gue baru disini, gimana kalau lo yang nganter gue ke ruang kepala sekolah buat nanya kelas gue dimana. Gimana?"

"emm.. Yaudah"ucap Rinza ragu

"woii buruan,bel udah bunyi minggir napa?!"

Rinza dan lelaki tadi pun menyingkir dan membiarkan motor Rafta lewat.
Rinza menatap motor Rafta yang lewat "Rinza kita masuk duluan ya!" kata Dera. Rinza hanya mengangguk dan tersenyum.

"eh ayo naik,"
"iya tunggu"
Rinza naik keatas motor dan menuju parkiran.

Sampai diparkiran Rinza kesesahan turun dari motor dan membuat lelaki itu turun terlebih dahulu dan membantu Rinza turun dengan menggenggam tangannya.

"Makasih" ucap Rinza tersenyum.

"sama sama,lo senyum mulu ga pegel apa?"
Rinza terkekeh "senyum itu ibadah" jawabnya

Di pojok parkiran Rafta melihat itu. 'semua aja lo senyumin' batin Rafta. Tangannya mengepal.
Ia tidak tau apa yang ia rasakan,tapi yang ia tau ia tak nyaman dengan perasaan ini.

Perempuan disampingnya menyadari perubahan mood Rafta. Ia melihat ke arah pandang Rafta.

"ta.. Ayo udah bel" Dera berucap dan memegang tangan Rafta yang mengepal.

Rafta tak menjawab ia langsung menggenggam tangan Dera erat sekali dan membawanya melewati Rinza dan lelaki yang tadi hampir menabraknya.

"ta.. Ini tangan Aku sakit,pelan pelan juga jalannya ta.." ucap Dera ia berusaha berhenti dan menarik tangannya dari Rafta.

Rafta berhenti dan melepas genggaman tangannya.
"maaf." ucapnya sambil menatap Dera yang sedang meringis kesakitan memegangi tangannya.

"kamu kenapa sih ta? Kamu Sakit?"

''Maaf ra..gue juga gatau gue kenapa'' Rafta menunduk.

Dera memegang pundak Rafta

"gue tau,apa yang lo rasain itu namanya cemburu ta,lo hanya belum bisa nerima kaLau hati lo sebenernya peduli sama Rinza.
Maaf gue ga bisa ngebuat lo bahagia,maaf gue ga bisa ngebuat lo berpaling dan lupa sama masa lalu lo... Sekali lagi maaf. Lo harus tau,sebenernya lo masih peduli sama dia,apa salahnya lo balik jadi diri lo yang dulu. Jadi diri lo yang selalu gue suka dulu,dan gue yakin disana Rebeca pun ingin lo jadi diri lo yang dulu lagi."

"gue duluan"
Dera berucap lagi dan melepaskan tangannya dari pundak Rafta dan berlalu meninggalkan Rafta di koridor sekolah yang sepi karena sudah waktunya masuk kelas.

Diujung koridor ia melihat Rinza Dan pria tadi mereka berjalan dengan diiringi tawa, mereka semakin dekat kearah Rafta.
Ia rasanya ingin menghilang dan mengenyahkan perasaan sesak didadanya.

'Rin kenapa lo jahat,ngebuat gue ngerasain apa yang lo rasain. Gue ga nyangka lo bisa kuat terus nahan perasaan sesak kaya gini. Maafin gue.'

"eh,Lo yang tadi hampir nabrak  juga kan?"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 25, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Don't StopTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang