1.#^_^#

6 2 7
                                    

"Dea please dengerin aku" dia mencoba menghentikanku dengan memegang tanganku. Reflek aku langsung terhenti. Dan sekarang kita saling berhadapan. Kutatap mata hitamnya sambil tersenyum.
"Katakan alasan kenapa aku harus mendengar omong kosongmu?" Ku naikkan satu alisku.

"Aku hanya ingin meluruskan segalanya"

"Apanya yang diluruskan? Apa ada yang bengkok?" Tanyaku pura-pura bingung.

"Dea please,,,,,, aku hanya ingin kembali kepadamu"

"C'mon,,, ini tidak semudah apa katamu yo"dibarengi dean kekehan ringan dari mulutku.

Dia yang ku maksud adalah Rio Winata mantan kekasihku. Entahlah apa yang dia pikirkan kenapa tidak ada hentinya dia mengejarku seperti maling. Setelah apa yang dia lakukan terhadapku dia ingin aku kembali? Ya benar saja.

"Andai saat itu kau tidak bersikap pengecut mungkin aku akan pertimbangkan kembali"

"Kau tau bukan pada saat itu aku dalam keadaan terpuruk?"

"Lalu?"

"Mengertilah"

"Aku bukan dirimu maka dari itu aku tak bisa mengerti dirimu. Berhenti merengek dan pulanglah." Usirku secara halus dan lembut.

"Disaat itu aku sem...."

"Sempat depresi karna kejadian itu lalu kau melampiaskan kepadaku? Seperti itu?" ku potong apa yang akan dia bicarakan. Aku MUAK selalu seperti itu yang dia katakan. Apakah dia kehabisan pasokan kata atau kamus miliknya hanya berisi kalimat-kalimat yang menyedihkan. Aku hanya bisa menghela nafas lelah.

"Dia pergi" dia memajang muka melasnya. Dulu aku akan luluh dengan muka melasnya itu, tapi untuk sekarang aku sangat jijik melihatnya.

"Lalu kenapa kalau dia pergi? Apa kau pikir aku peduli? Apa diotakmu aku wanita yang berhati lapang? Apa aku mudah melupakan hal menyakitkan? Jawabanya adalah tidak untuk semua. Maka...... pergilah, tata hidupmu kembali tanpa aku " ku tekankan pada kalimat terakhir.

"Sebegitu bencinya dirimu padaku dan padanya? cukup aku yang kau benci tapi jangan dia. Apakah kau lupa kita pernah menghabiskan waktu bersama selama 5 tahun?"

"Sebegitu dangkalkah pikiranmu kenapa aku tidak boleh membencimu dan dirinya? Padahal kalian berdua sumber kesakitanku. Apakah diharuskan aku mendekati sumber kesakitanku?. Kau mungkin lupa apa yang kau perbuat. Dan tentang kenangan 5 tahun tidak berarti apa-apa dibanding luka yang kau torehkan. Dan terima kasih atas waku yang kau berikan dulu"

"Ku pikir kita bisa kembali seperti dulu" ucapnya pelan sambil memandang mataku dalam.

"Semuanya tidak bisa diputar kembali"

"Aku menyesal sungguh".suaranya mencicit.

"Aku juga menyesal telah mengenalmu, kita impas bukan sama-sama menyesal."

"Tidak adakah rasa simpatimu terhadapku, aku bahkan merendahkan diriku untuk membuatmu kembali" suaranya meninggi. Jujur, aku takut tapi aku menyembunyikannya dengan memejamkan mataku sebentar.

"Dulu, apakah kau memberi simpatimu terhadapku? Lalu apa yang harus aku pertimbangkan untuk memberikan simpatiku kepadamu? Katakan"

"Kau egois"

"Aku belajar dari yang terhebat yaitu kau" ku tunjuk dadanya sambil tersenyum mengejek.

"Kurasa cukup sampai disini dan sampai jumpa besuk. Jangan pernah berfikir aku akan menyerah" Rio mengedipkan mata genitnya.

"Kau tau bukan memperjuangkanku adalah hal yang sia-sia?" Ucapku sambil tersenyum manis.

"Biarlah semua mengalir apa adanya. Dan biarkan aku mengejarmu kau cukup berdiam saja dan pasang tembok sekokoh mungkin agar aku tidak bisa menggapai mu. Aku akan berhenti jika aku lelah, seperi dirimu dulu." Dengan langkah mundur terratur dan tersenyum. Rio pergi sambil mengacak rambut hitamnya frustasi. Itu juga aku lakukan dulu. Sebelum semua terjadi.

Dea Ramadani bukan Deanya Rio lagi. Dea yang sekarang Deanya milik dunia. Aku memutuskan menjauhkan kata bahagia dari hidupku karna setelah atau sebelum kebahagian terjadi aku harus merasakan sesuatu yang disebut penderitaan. Untuk tidak merasakan penderitaan hal yang aku lalukan hanyalah menjauhi kebahagiaan. Yaitu.....DIA.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 03, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Can't get return (short story)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang