chapter 1: mask

77 0 0
                                    

Kupandangi seluruh mata mereka.

"sial, sampai berapa lama aku harus menahan topeng ini" gerutuku dalam hati.

dalam hati aku sangat ingin mengatakan pada mereka semua "hei aku muak pada kalian" maksudku, baru kali ini sepanjang hidupku, aku seorang charita mempertahankan topengku yang sebenarnya sangat kubenci. alasannya? simple. mereka -teman baruku- mengumbar pandangan sangat masam yang jujur sempat membuatku sedikit mual. hanya beberapa yang normal. tapi tetap saja, hanya sebagian kecil. kuakui ini memang kesalahanku yang sering absen tidak masuk sekolah saat awal tahun ajaran baru. tapi memang bukan keinginanku juga kok untuk sakit. ini takdir. aku harus apa?

"sebelahmu kosong?"

aku hanya mengangguk. pria berparas rupawan itupun duduk disampingku. tidak, walaupun aku mengatainya rupawan bukan berarti aku menyukainya. aku type wanita yang susah menyukai seseorang. apalagi hanya dari wajah.

dia dan aku hanya terdiam. membuat suasana diantara kami makin sunyi bak pemakaman yang jarang terjamah oleh masyarakat luar. asal dia tahu, kalau topeng sandiwara ini tidak membelengguku aku akan spontan menanyakan alasannya mau duduk denganku. bukan karena aku merasa tersanjung atau apa, tapi belasan pasang mata menatap ke arahku tepat sejak dia resmi pindah di sebelahku. sial, itulah mengapa aku membenci pria tampan. menjadi pusat perhatian, lebih tepatnya aku membenci itu.

setelah kejadian itu, aku melanjutkan hibernasiku. ya, di rumah. absen sekolah lagi? tentu. siapa peduli? toh aku yakin mereka juga sudah terbiasa melihat daftar absen nomor 6 dipenuhi oleh "A" marks.

aku bosan dengan kelas itu. saat itu yang aku harapkan hanya satu, semoga hasil penjurusan kelas keluar dan aku bisa cepat pindah dari kelas gugus itu. aku tidak sabar ingin melepas topengku dan memulai kehidupan baru di tingkat SMA sebagai charita yang sesungguhnya. charita yang tidak pernah bisa diam, dan sangat suka tertawa.

dan well, hari itupun akhirnya datang juga.

sahabatku sejak SMP, nova yang kebetulan satu SMA denganku pun mengabariku bahwa aku masuk kelas IPA 6. kalian harus tahu bahwa aku sangat amat senang saat itu. tidak karena angkanya, lol aku sama sekali tak peduli aku masuk kelas keberapa. bahkan jika masuk kelas IPS pun. yang aku sukai adalah kenyataan bahwa aku bebas dari belenggu kelas gugusku.

"loh kamu lagi"

ucap salah seorang pria semi botak yang sudah tak asing bagiku. tapi aku tak mengenalnya, hanya sering melihatnya. ya, dia salah seorang teman dari kelas gugusku.

"iya hehe"

jawabku garing. sejak awal aku selalu menjaga jarak dengannya. dia tampan. tak beda jauh dari pria yang duduk sebangku denganku di kelas gugus. hanya saja... dapat kurasakan bahwa pria ini selalu memantauku dengan senyuman aneh yang jujur membuatku ngeri sejak melihatnya pertama kali di kelas gugus dulu.

"wah kita satu kelas lagi" ucapnya lagi yang hanya kubalas senyum tipis dan diakhiri dia yang pergi meninggalkanku terlebih dahulu.

dunia sempit. aku memahami hal itu sekarang.

aku satu kelas dengan 5 orang teman dari kelas gugusku yang lama. dan untungnya, tuhan masih menyayangiku. tak satupun dari mereka merupakan salah satu anak dari gerombolan pemberi death glare untukku. pengecualian untuk pria tadi. dia lebih ke pemberi annoying glare, sebenarnya.

hari pertama di kelas baru.

aku masih tak ubahnya hanya bungkam sepanjang hari. bukan karena apa, tapi aku hanya butuh waktu menyesuaikan diri dengan dunia baruku dan juga mengatur rencana untuk melepas topeng jahanam ini. aku muak. sangat.

kurang lebih seminggu sudah terlewati setelah aku resmi menjadi salah satu siswa kelas IPA 6. aku perlahan mulai mengerti latar belakang teman teman baruku ini. dan tak lupa, para guru yang akan mengajarku penuh setahun kedepan.

ini akan menjadi awal yang baik untuk kehidupanku selanjutnya. aku pasti bisa melewati dunia SMA yang kata orang orang "dunia keras" itu.

semua kalimat itulah yang awalnya membuncah dalam hati nuraniku sebelum kusadari bahwa aku tak bisa semudah itu melewati "dunia keras" seperti apa yang kuharapkan.

to be continued.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 07, 2014 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Hell(o) HighschoolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang