"maaf maaf saya tidak sengaja" ucap digo sambil merapihkan buku buku yang dibawanya
Sepulang dari kampus, digo langsung ke toko buku untuk membeli buku buku yang di perlukan. Setelah selesai ia langsung keluar dari toko buku itu sambil memeriksa buku bukunya ia terlalu fokus sampai tak melihat jalan, ia menabrak seorang pria yang berlawan arah dengannya.
" eh sorry gw gak liat" kata digo
"iya gak papa, slow aje" ucap galang, yap.. Pria itu galang
Setelah selesai mengambil plastik bukunya yang terjatuh, digo pun bangkit dan tersenyum kearah 2 pria tersebut.
"lahh si tengil" gumam galang sambil melongo.
"hah?? Tadi anda bilang apa? gw gak denger." kata digo mengerutkan alisnya.
"ehh kagak kagak, btw jangan terlalu formal lah, kenalin gw galang" ucap galang sambil menyenggol nyenggol lengan tristan yang tengah fokus dengan HPnya, dia sangat cuek dengan sekitar, bahkan ia tidak menyadari sosok yang sangat mirip dengan adiknya tersebut.
"apasih!! tristan yang kesal langsung menengok ke arah galang
"itu ade lu, ngapa ada di mari?" ucap galang berbisik pada tristan, dan digo hanya memandang mereka bingung.
Tristan pun langsung menengok ke arah digo dan tanpa sadar begumam "Digo?"
Digo tersenyum, ia tidak mengerti, mengapa pria dingin itu menatapnya dengan tatapan rindu? apa hanya perasaannya saja 'prasaan gw aja kali' ucap digo dalam hati.
"iya saya digo, kenapa anda bisa tau nama saya?" ucap digo bertanya kepada tristan, mengapa hari ini orang orang sangat aneh, beberapa orang menyebut namanya padahal mereka belum berkenalan, ditambah lagi dia baru beberapa minggu di kota ini.
"trisno, panggil trisno aja" ucap galang mendahului tristan sambil menyegir tanpa dosa, dan di balas tatapan tajam oleh tristan.
"ehh maksudnya tristan" ucap galang meralat.
"yaudah sih becanda gw, serius amat hidup lu, gak papa salam kenal digo dan semoga bisa ketemu lagi" ucap galang dan berlalu mendahului tristan.
Digo hanya tersenyum canggung dan mengangkat bahunya acuh.
~~~~
"nayyyllaaa..." panggil sisi yang sedang menangis itu
"sisi ?? Lu kenapa?, kok nagis?" tanya nayla yang melihat sahabatnya menangis.
"gw tadi ketemu digo nay" ucap sisi memeluk nayla, nafasnya tidak beraturan,
"serius lo? Digo udah kembali? tapi kenapa lo sedih si?" tanya nayla bingung, sambil menepuk nepuk punggung sisi agar ia lebih tenang.
"masalahnya digo gak inget gue nay, dia.. Dia juga lupa sama kita semua" ucap sisi sedih
"ehh ehh ehh.. Kenapa lo si? Kok nagis" thea yang baru datang bingung dengan keadaan sisi, biasanya dia tidak menangis sesegukan seperti ini di depan mereka, beda cerita ketika dia di kamar sendirian.
"ketemu digo katanya" ucap nayla
"ohh ketemu digo..... Eh tadi apa? Gw gak salah denger kan? lo ketemu digo?" Ucapnya sambil membulatkan matanya kaget.
"lama lama lo ketularan mahluk astral deh te" ucap sisi kesal.
"yee.. Gitu gitu juga dia laki gw tau" ucap thea sambil memanyunkan bibirnya.
Belum sempat sisi membalas perkataannya thea, tristan dan galang datang dan langsung memotong pembicaraan mereka.
"nah kebetulan lo pada ada di sini.. Ini ada info penting banget" ucap galang heboh sambil melihat satu satu mimik muka orang yang ada di sana.
"ehh tunggu tunggu lo ngapa nagis kutu beras?" tanya galang ketika dia barusaja menyadari muka sisi yang sudah di banjiri air mata.
"udah deh gak usah bahas gw dulu, lo tadi mau kasih tau apaan" ucap sisi kesal karna ejekan galang dan menghapus air matanya.
"tadi gw sama tristan ketemu digo" ucap galang heboh, respon yang di berikan mereka tidak sesuai ekspetasi dirinya, seketika hening, raut muka nayla, sisi dan thea pun masih datar.
"kok pada diem sih?? gw ketemu digo" galang bingung dan mengulangnya pernyataannya sekali lagi
"itu mah gw udah tau mahluk astral, gw juga ketemu dia, di kampus tadi" ucap sisi aga ngegas.
"serius lo?? Lo satu kampus sama dia?? berarti kiya, milea, sama mileo juga sekampus? emang dia jurusan apa?" tanya galang heboh
"MAHLUK ASTRAL, kalo nanya tuh satu satu napasih" ucap sisi, jangan harap akan ada ketenangan ketika sisi dan galang bertemu.
"gw satu kampus dan satu jurusan sama dia, bahkan gw sekelas" ucap sisi memelan.
"ohh berarti gw telat ngasih tau nya yah??" ucap galang sambil menggaruk kepalanya.
"TELAT BANGET MAHLUK ASTRAL" teriak sisi
"yee lu semenjak digo dateng lagi jadi bawel lagi dah, kalo gitu mendingan digo gak ada deh jadi adem ayem gak ada suara cempreng lo itu lagi" galang berbicara dengan nada yang sedikit mengejek.
"GALANG ! Sialan lo yah, mau gw keluarin suara emas gw?" ucap sisi galak dan galang memasang muka menantang
"emang masih bisa lo ngeluarin suara emas lo itu?" ejek galang.
"OOOOOMMMMGGG HHHEEELLLOOOO" teriak sisi 8 oktaf dengan kesal.
Bohong jika mereka tak merindukan suara sisi yang cempreng bin melengking itu, walaupun agak risih, mereka tetap senang melihat sisi kembali seperti dulu.
Mereka tersenyum senang, tristan pun juga ikut tersenyum, walaupun hanya senyum tipis.
"Dih, ngapa lo pada senyum senyum gitu, gw kan lg kesel sama si kutu kupret ini" ucap sisi bingung dengan reaksi teman temannya
"gapapa" ucap mereka barengan sambil menahan senyum.
"yaudah lah yah whatever, gw gak peduli ama kalian, gw cuma mau bilang gw punya rencana" ucap sisi kembali serius.
"apaan" ucap mereka barengan, penasaran dengan apa yang akan sisi sampaikan.
"ellah lo pada kaya mau paduan suara aja barengan mulu" cibir sisi
"udah cepetan rencana apaan" ucap tristan yang gak mau bertele tele.
"yaudah sih kakak ipar, galak banget" ucap sisi dengan nada yang biasa dia gunakan.
"jadi gini rencananya ........... .. . ....."
~~~~~~~~~~~~~~~~~
Bersambung
revisi (2 April 2022)

KAMU SEDANG MEMBACA
Next GGS Retruns
Fanfictionkelanjutan kehidupan setelah 400 tahun, setelah peperangan yang menewaskan digo. ini di buat karena aku belom iklas digo sisi berpisah dengan tragis. cerita ini hanya fiksi yaa guys