Chapter 1

724 20 5
                                    

Gerbang Dimensi

Namaku Adi aku dilahirkan dari keluarga yang sederhana, ayah dan ibuku seorang pekerja yang giat maka dari itu semenjak kecil aku sering ditinggal seorang diri. Tak jarang pula orangtuaku sering menitipkanku kepada nenek tatkala sedang pergi kerja. Jadi aku lebih sering dekat dengan nenek disamping neneku sibuk berjualan bumbu-bumbu dapur di pasar tradisional aku lebih senang membantu nenek berjualan di pasar dari pada bermain dengan halnya teman-teman sebayaku.

Masa kanak-kanak merupakan masa-masa yang indah bagi sebagian anak di dunia ini bermain bersama bercanda dan bersuka ria, namun aku tidak merasakan masa kanak-kanak yang indah itu kenapa ? karena aku berbeda dengan anak yang lainnya sehingga aku sering dijauhi oleh teman-temanku banyak teman kecilku yang mengejek-ejek dan mengataiku dengan sebutan anak aneh. Sampai suatu ketika aku sedang bermain kuda bisik, yah sebuah permainan yang seru dimasa itu. sebelum permainan dimulai biasanya setiap regu melakukan hompimpa sambil bernyanyi untuk mengetahui siapa yang menjadi pembisiknya dan siapa yang menjadi kuda bisiknya.

Hompimpa alaihum gambreng
Mak ijah pake baju rombeng
Makannya ada nasi goreng
Pulang dari pasar gombrang-gambreeeeng !

Sesi hompimpapun selesai disaat itulah permainan dimulai dan posisiku menjadi kuda bisik ketika permainan sedang berlangsung pembisik reguku mulai memberitahu kata-katanya untuk diberitahukan kepada kuda-kuda yang lainnya dan saat temanku sedang membisikan kata-kata itu di sisi telinga kananku akupun juga mendengar kata-kata yang berasal dari telinga kiriku perasaanku sungguh membingungkan kenapa yang membisiki telingaku ada 2 orang padahal jelas sekali temanku hanya membisikiku di telinga kanan saja disaat itu juga permainan berhenti dan aku bilang kepada teman yang membisikiku. “kamu kok bisikinnya di telingaku dua-duanya ?” temanku menjawab “enggak kok aku Cuma bisikin di telinga kanan kamu aja !” lalu aku tanyakan kembali kepada temanku yang lain “terus siapa tadi yang membisiki telinga kiriku?” semua temanku serentak menjawab “Engga tau !”

Teman-temanku jadi bingung dengan kejadian ini dan pada akhirnya semua temanku meninggalkanku “aneh kamu di, ayo jangan main sama dia lagi. Dasar anak aneh!” pada akhirnya semua temanku mengejeku “anak aneh anak aneh anak aneh anak aneh” aku hanya bisa berdiam diri dan menangis mendengar ejekan-ejekan semua temanku. Beberapa saat kemudian setelah temanku beranjak pergi meninggalkanku seorang diri, aku melihat seorang anak perempuan sebayaku. berambut kepang, matanya sedikit sipit,  Berkulit pucat datang menghampiriku dengan tersenyum lebar dan berkata “kamu kenapa nangis?” akupun bingung dengan seorang anak perempuan ini tiba-tiba saja dia muncul tidak tau dari mana asalnya siapa namanya dan dimana dia tinggal.

Tatkala itu aku bertanya kepada anak perempuan itu “kamu siapa?” dia menjawab “namaku Ririn” dan diapun balik bertanya “lalu nama kamu siapa?” tanpa berfikir panjang akupun menjawab “namaku adi” diapun tersenyum sambil menatap kearahku dengan tatapan yang tajam. Detengah tatapannya itu dia berbicara kepadaku “maafin aku yah, tadi aku yang membisikan kata-kata itu di telinga kirimu adi, jadi semua temen kamu engga mau main lagi sama kamu. Tapi tenang aja kok  kamu engga usah sedihh lagi kan ada aku sekarang” disaat itulah terjadi dialog antara

aku dengan Ririn “oohhh, ternyata kamu yang membisikan kata-kata itu di telinga kiriku” Ririnpun mengangguk-anggukan kepalanya dihadapanku dan berkata “ayo adi kita main, nanti aku kenalin sama temen-temenku yang lainnya supaya kamu engga sendirian dan punya teman baru” Ririnpun mengajakku pergi ke suatu tempat sambil memegang tangan kananku, akupun merasa nyaman dan senang karena yang kuinginkan disaat itu hanyalah teman baru dan rasa kesenangan sebagai seorang anak yang masih membutuhkan masa-masa bermainnya.

CATATAN HARIANKUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang