5:Agista

914 19 2
                                    

Ursula POV

Sekitar 4 tahun lamanya aku meninggalkan panti asuhan,rasa rindu akan panti asuhan datang lagi. Aku bertekad untuk datang ke panti asuhan.

"Permisi..." sepertinya tidak ada jawaban dalam panti.

"Maaf dek, pantinya sudah tertutup lagi tapi kalau adek mau membelinya boleh dilihat-lihat di dalam." kata Pak tua yang datang secara tiba-tiba dari belakang.

"Coba dilihat-lihat dulu" tanyaku penasaran karena ingin melihat isi panti yang kutinggali selama 6 tahun.

Setelah pak tua membukakan kunci,aku terkejut karena panti asuhan ini sudah berdebu dengan sarang laba yang memenuhi ruangan ini.

"Tahun berapa panti ini sudah ditinggalkan?" tanyaku kepada pak tua

"Sekitar 2 tahun yang lalu"

"Oo"

"Dek bapak tinggal sebentar kalo misalnya kamu mau pulang bapak belum datang, kamu pergi ke rumah sebelah kasih ini kunci ya." jelas bapak tua itu.

Sejak saya masih di panti asuhan ini, saya belum pernah masuk ke dalam ruangan pembimbing. Ternyata seperti inilah ruangan pembimbing. Lumayan besar juga sih. Tetapi mataku berhenti di papan dimana nama pengasuh diurutkan berdasarkan nama. Dan disitu aku melihat nama Theresia Brigita dengan foto yang sama persis dengan Bibi Theresia dan tertulis periode kerja Bibi Theresia dimulai dari tahun 1995-1996. Papan nama itu kufoto sebagai petunjuk untuk menyelesaikan masalah.

Keadaan panti asuhan yang sudah berubah menjadi bekas sangat memprihatinkan.

Tidak lama setelah mengelilingi bangunan bekas ini,aku memutuskan untuk kembali ke rumah.

-----

"Permisi...."

Tampaknya tidak ada suara dari dalam pintu tua yang kuketuk.

"Permisi...."

Seorang laki-laki sebayaku berkulit cokelat berpakaian sangat kumuh dan tingginya mungkin sekitar 2 jengkal dari kepalaku yang tiba-tiba muncul dari balik pintu.

"Ini kuncinya" aku segera memberikan kunci bekas panti tadi kepada laki-laki itu. Tetapi, tidak ada respon sama sekali dari laki-laki itu.

"Ini kuncinya.." sekali lagi kuulang kalimat ini dengan menyodorkan kuncinya tetapi kali ini dengan suara yang lebih besar dari yang pertama.

Pemuda itu mengambil kuncinya tanpa mengeluarkan sepatah kata sama sekali,anehnya pemuda itu membuka pintu rumahnya dan berkata "Silahkan masuk" dengan muka datarnya.

Rumahnya kali ini lebih parah dari panti asuhan tadi. Di setiap dindingnya terdapat foto-foto tanpa bingkai atau foto yang ditempel langsung di temboknya. Disitu aku melihat foto keluarganya dengan Grace. Bagaimana bisa kejadian aneh banyak terjadi pada hari ini?

"Siapa wanita yang di foto itu?" tanyaku sambil menunjuk foto Grace bersama keluarga pemuda itu.

"Duduk" pemuda aneh itu mempersilahkan aku untuk duduk.

"Siapa perempuan di foto itu?". Mungkin pemuda ini mempunyai gangguan telinga sehingga kalimat yang kuucapkan harus diulang-ulang. Entahlah.

"Sepupu saya" jawab dia singkat.

"Minumlah"

Pemuda itu menyodorkan segelas air mineral dengan gelas plastik berwarna merah.

"Trus wanita itu sekarang dimana?" tanyaku lagi. Aku berharap agar aku tidak bertanya untuk beberapa kali.

The BenediktaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang