Pertemuan

396 37 25
                                    


"Galdis. Bilangin sama temen lo, jangan cuek-cuek. Nanti gue suka"_ Dirga Prasetya


Gadis itu melangkahkan kakinya perlahan menuju gerbang sekolah yang menjadi salah satu SMA favorit di kota Bandung. Dia mengangkat pergelangan tangan kirinya dan melihat masih ada 15 menit lagi waktu yang tersisa sebelum bel masuk berbunyi. Menghembuskan nafas pelan, lalu dia kembali melangkahkan kakinya memasuki gerbang SMA N 5 itu.

Namanya Reya Amora Wiguna, anak pindahan dari Kota Jakarta yang sekarang duduk di bangku kelas XI IPA 2. Sudah 2 bulan dia bersekolah di sini dan sampai saat ini semuanya berjalan dengan lancar, tidak ada hal-hal yang selama ini dia lakukan dan terlalu menarik perhatian orang lain.

Tenang, itulah tujuannya pindah dari kota hingar bingar seperti Jakarta ke kota yang lebih tenang seperti Bandung, walaupun tidak sesunyi dulu akan tetapi masih mempunyai udara yang lebih segar ketimbang di Ibu Kota. Reya membetulkan letak kacamatanya dan merapikan sedikit rambutnya yang dikepang dua.

Gadis itu berjalan sambil mengamati lapangan sekolah yang cukup luas, terdapat kolam ikan di pinggir kiri lapangan dan pohon mangga didekatnya­, kalau musimnya berbuah sering dipanjattin sama kakak-kakak senior cowok kelas XII IPS yang kelasnya berada dekat dengan pinggir kiri lapangan. Terdapat juga lapangan basket dan volley, biasanya dipakai untuk berolahraga dan juga untuk kegiatan ekskul. Ruang kelas XI terdapat dilantai 2 gedung sekolah dan para siswi biasanya sering sekali mengamati idola-idola mereka secara diam-diam dari lantai atas ke lapangan basket.

Reya ingat kejadian waktu itu, teman sebangkunya yang bernama Galdis mengamati salah satu anggota tim basket yang bisa dibilang sangat manis. Galdis sampai berteriak-teriak tertahan sambil manarik-narik lengan kiri baju yang Reya kenakan, bahkan tak jarang cubitan gemas Galdis menyakiti lengannya. Dia bersumpah, itu terakhir kalinya dia mau menjadi pelampiasan kegeraman gadis itu saat melihat salah satu anggota team basket yang bernama Geri sedang berlatih di lapangan.

Bukannya tidak ingin menemani Galdis, hanya saja Reya merasa muak dengan anak-anak populer, semacam anak basket dan pemandu sorak. Dia sangat tidak ingin berdekatan dengan hal-hal seperti itu, dia hanya ingin mempunyai masa putih abu-abu yang biasa saja dan lulus dengan nilai terbaik yang bisa dia dapatkan. Reya selalu berdoa semoga keadaannya selalu seperti ini, tenang dan damai sampai lulus nanti, yah semoga saja!.

Sesampainya di depan kelas, Reya masuk dan langsung disambut celotehan kesal dari Galdis, teman sebangkunya.

"Rey, tega lo sama gue, pake acara ninggalin gue lo semalem, gue kan minta ditemenin doang nganter cookies yang gue buat sendiri untuk kak Geri."

Mendengar itu Reya lebih memilih meletakkan tas nya terlebih dahulu dan menjawab kekesalan gadis itu. "Abis lo ganjen bener jadi cewek, pake acara ngasih cookies segala kelapangan basket, disitu kan banyak banget anak basket sama anak anak cheers pada ngumpul."

jawaban Reya membuat Galdis bertambah kesal dan memanyunkan bibirnya lucu, dia kemudian membalas ucapan Reya. "Namanya juga usaha, gagal deh tuh gue ngasih cookies nya buat kak Geri, ah lo mah nyebelin, lo tau ngak sih, gue itu buat cookiesnya malem-malem sambil ngantuk dan gue udah ngebayangin kalau besok paginya bakalan gue kasihin ke kak Geri terus dia bakalan inget terus deh sama gue."

Galdis menyerocos panjang dan langsung membayangkan ekspresi Geri tersenyum sambil memakan cookies buatannya. Amboy senangnya! dan tiba-tiba ekspresinya berubah kesal kembali dalam sekejap, sambil mengerutkan keningnya gadis itu kembali mengomel.

Someone can changeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang