Four

7.2K 783 16
                                    

Jisoo membuka matanya perlahan saat sinar matahari mulai masuk ke sela-sela jendela kamar rawatnya. Ia tidak menemukan siapapun di ruang rawatnya.

Ia menghela napasnya, sebelum akhirnya beranjak bangun dari berbaringnya dan menyandarkan dirinya pada ranjang rawatnya setelah ia meletakkan satu bantal sebagai sandarannya.

"Hah, membosankan. Aku ingin pulang."

Jisoo melirik pada selang infus yang kembali terpasang di tangan kirinya.

Tiba-tiba, pikirannya kembali mengingat kejadian semalam. Saat Seokjin mengecup sekilas bibir wanita itu. Tanpa sadar, jari-jari tangannya menyentuh bibirnya sendiri dan dirinya mulai menutup kedua matanya, mengingat kembali bagaimana bibir penuh pria itu menyentuh dan mengecup bibirnya.

Ceklek

Jisoo terkesiap dan membuka matanya yang tertutup tadi setelah mendengar suara pintu kamarnya yang terbuka. Jisoo semakin terkejut menyadari siapa yang memasuki kamar rawatnya. Pria yang sama yang ada di pikirannya tadi.

"Kau sudah bangun?"

"Huh? Y-Ya, aku sudah bangun." Ucap Jisoo sedikit gugup.

"Sial. Kenapa aku menjadi gugup sekarang?"

Seokjin beranjak mendekat pada Jisoo yang mengalihkan pandangannya.

"Kau kenapa?"

"Huh? T-Tidak ada. Aku tidak apa-apa."

"Oh ya, aku sudah bilang pada Dokter Han dan meminta padanya bahwa kau sudah bisa pulang hari ini."

Jisoo langsung menatap Seokjin dengan wajah cerahnya.

"Benarkah? Hah, akhirnya. Aku benar-benar bosan disini terus. Baiklah, lebih baik kita pulang sekarang. Aku sudah tidak tahan lagi disini."

.

.

"Jangan lari."

Jisoo tidak menghiraukan perkataan Seokjin dan berlari lebih dulu di depan pria itu. Senyuman belum hilang dari wajah cantiknya setelah akhirnya ia bisa keluar dari rumah sakit.

Bruk

"Aww..."

Jisoo meringis saat dirinya menabrak seseorang karena sebelumnya ia memang berlari dengan menghadap pada Seokjin yang berada di belakangnya.

"Kau tidak apa-apa?" Tanya orang tersebut dan duduk berlutut menyamakan posisinya dengan Jisoo.

"Tidak, aku baik-baik saja."

"Jisoo..."

Jisoo beralih menatap Seokjin yang juga ikut berlutut dan menatapnya khawatir.

"Bukankah sudah kubilang untuk tidak berlari?"

Jisoo hanya menundukkan kepalanya mendengar perkataan Seokjin. Seokjin menghela nafasnya dan beralih menatap orang yang ditabrak oleh Jisoo tadi.

"Ah, maafkan aku karena dia sudah menabrakmu."

"Tidak apa-apa. Bukankah dia yang terjatuh?"

Orang itu beralih menatap Jisoo yang masih menundukkan kepalanya.

"Kau benar-benar tidak apa-apa?"

Jisoo menjawab gelengan pertanyaan orang tersebut.

"Syukurlah kau tidak apa-apa."

"Sekali lagi, maafkan dia karena telah menabrakmu tadi."

"Tidak apa-apa. Aku baik-baik saja."

Seokjin beralih merangkul Jisoo dan membantu wanita itu untuk berdiri. Seokjin menatap orang itu dan sedikit membungkuk padanya sebelum pergi bersama Jisoo yang masih ia rangkul.

back to 17 ❌ jinsooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang