1

56 3 0
                                    

Berjalan sendirian tanpa arah yang pasti entah kemana. Disini aku berada,disebuah perasaan yang terjebak di salah satu orang yang sama sekali tidak tahu keberadaanku

***

"Lu kira bikin cerita dalam waktu satu minggu itu gampang?!"

"Tapi kan lu sering iseng bikin cerita-cerita teenfic atau yang lain dan hasil karya lu bagus"

"Iyaaa tapi emang dalam waktu satu minggu itu cukup? Lu cari penulis yang lebih pro aja dah" setelah selesai mengucapkan itu sang cewe langsung meninggalkan temannya sendirian ditempat

Inggrid mengejar Shella yang sekarang sudah memuncak amarahnya

Setelah Shella berhenti tepat di depan gerbang Inggrid juga memberhentikan langkahnya,deruh nafasnya terengah-engah seperti habis dikejar hantu

"Pliss Shell kali ini lu bantuin gue,gue sama sekali gabisa bikin cerita eh bu yulinda malah ngasih tugas bikin cerita. Salah satunya harapan gue cuman lu" Inggrid mengeluarkan pupy eyesnya yang sama sekali tidak membuat Shella menerima permintaannya itu

"Terus? Kalau gue mati? Lu pergi ke dukun supaya gue bangun lagi? Supaya gue bisa bantuin lu terus? Jangan terlalu banyak tergantung sama orang,lu harus lebih dewasa,jangan kaya anak kecil lagi lu udah SMA bukan anak TK yang segala sesuatu nya di siapin sama ortu nya" perkataan Shella sukses membuat Inggrid bungkam

Selama beberapa menit tidak ada yang berani membuka pembicaraan

TDIT..TDITT..

Suara klakson mobil memecahkan keheningan yang kontan membuat Shella dan Inggrid mengalihkan pandangannya ke arah mobil

"Gue duluan si David udah jemput" Shella langsung menyebrang ke arah mobil pajero milik kakanya itu

"Grid! Duluan ya" David pamit kepada Inggrid yang berada di sebrang

----

Dari pulang sekolah hingga dini hari sudah menunjukkan pukul 2 malam,Shella sama sekali belum merasa kantuk. Dia masih sibuk dengan tugas nya sebagai ketua Paskibra di sekolahnya yang akan mengadakan lomba tahunan se-DKI Jakarta

Memang Shella diberi kepercayaan untuk menjadi ketua Paskib 3 angkatan karena dirinya yang terkenal dengan kebijakannya,konsisten,bertanggung jawab dan pastinya jujur.

Sebenarnya dulu dia sempat menolak tawaran dari pelatihnya itu,karena dia berpikir dia anak ipa,dan paskib pasti bakalan menyita waktu belajarnya. Tapi apalah daya jika sudah diberi amanah oleh Tuhan kita harus menerimanya dengan lapang dada.

"Argh stress gue!" Shella melemparkan tiplek cair yang tadi dia pegang kesegala arah dan mengenai pintu kamarnya dan membuat suara yang agak keras

"Mati aja gue dah,tugas banyak banget ya Tuhan" Shella memang seperti ini jika tidak bisa menemukan jawaban atau lainnya

Tokk...tokk...

Pintu terbuka menampilkan abangnya yabg berdiri diambang pintu

"Kenapa?"

"Bang Shella pusing,otak Shella mau pecah rasanya Argh" Shella merasakan sakit dikepalanya (selalu seperti ini) dan merintih kesakitan

"De lu kenapa ya Tuhan,bikin panik aja" David langsung memapah Badan mungil Shella dan memindahkan Shella ke king size milik Shella

"Bang" gumam Shella yang masih terlihat menahan sakit

"Apa sayang?"

"Kapan Shella meninggal? Shella cape bang"

"Sstt apasih lu ngomongnya,gausah buat khawatir"

"Shella sayang bang David"

"Gue lebih sayang sama lu de" David mencium kening Shella,memberi saluran kekuatan demi adiknya itu

David tau jika Shella seperti ini pasti lagi ada masalah yang dia sembunyikan daru semua orang

Dan tugas David

'Mencari tau apa masalahnya'

****

Maaf atas keterlambatan updatenya,lagi sibuk banget soalnya mohon pengertiannya hehe

Love you more gaes💗💗

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 05, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Secret Admirer (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang