1

297 29 0
                                    


I Always remember you
-Our Destiny-

Aroma Camomile dari pengharum yang digantung pada AC, menyeruak hingga ke penjuru ruangan. Memanjakan indra penciuman seorang gadis bernama Ananda Nafia yang tengah fokus mengikuti kelas psikologi.

Surai hitam legam yang tergerai melewati bahu kerap menambah pesonanya. Dibalik senyum menawan yang membuatnya tampak selalu bahagia, siapa yang tahu bahwa ia pernah mengalami masa lalu yang begitu rumit penuh lika - liku.

Terinspirasi dari film Alice boy from wonderland.

¥¥¥

Ananda mengembuskan napas panjang, setelah bangun dari tidurnya. Bisa di katakan malam tadi ia tidak benar-benar tertidur, sebab tubuhnya kembali bereaksi tidak wajar. Awalnya terasa panas dan perih, namun lama-kelamaan darah segar keluar melalui pipi, dahi, dagu, lengan dan kakinya. Menyeramkan atau mengenaskan?

Tentu menyeramkan, bukan? Sebab mana ada manusia normal mengeluarkan darah lewat tubuhnya. Ada! Jika dia mengidap hemofilia.

"Kambuh lagi? Mau sekolah atau izin?" Tanya seorang lelaki, dengan pakain kuliahnya. Ananda mendongak mata teduhnya mengerjap lembut.

"Sekolah, gue nggak mau tertinggal." Balas Ananda. Angga mengangguk sebagai jawaban, walau hatinya resah melihat keadaan adiknya yang begini.

"Sekarang mandi, supaya lebih segar. Kakak sudah buatkan sarapan, ayo sana." Perintah Angga. Ananda tersenyum sembari menatap Angga yang telah duduk di sampingnya.

"I love you!" Gumam Ananda. Angga terkekeh, lalu dengan perlahan mengemas tubuh Ananda dengan tubuhnya. Ananda tersenyum lebar, gadis itu tidak pernah bosan mengatakan aku cinta pada mu setiap harinya. Apalagi sembari bersandar pada dada bidang kakaknya.

"Love you to." Balas Angga. Jemarinya dengan lembut mengusap surai hitam  adiknya. Tak heran jika hubungan keduanya semakin lengket setiap harinya. Namun, tak di sangkal. Bagaimana jika Lelaki Itu datang? Apakah hubungannya dengan Ananda, akan baik - baik saja? Entahlah, Angga yakin sedikit berantakan.

¥¥¥

"Hai, are you okay?" Sentak Mam Sarah. Guru privatnya. Ananda mengerjap ketika ketahuan tengah melamun.

"Kamu hanya diam sendari tadi, ada apa? Apa tidak enak badan?" Tanya Mam khawatir. Ananda menggeleng dengan senyuman tipisnya. Ia pun tidak tahu, mengapa ia melamunkan hal yang tidak-tidak.

"Kamu kenapa, sayang?" Tanya Mam lagi. Sarah mudah khawatir, maka dari itu beliau menghampiri Ananda yang kembali melamun. Punggung tangan Sarah, dengan mudah menempel di dahi Ananda.

"Kau demam? Ya ampun kenapa tidak mengatakannya sendari tadi? Tunggu, biar Mam, telepon kakak atau bunda mu." Ujar Sarah khawatir. Ananda terkekeh di sela kekhawatiran Sarah.

"Nggak usah Mam, aku hanya kurang tidur. Boleh hari ini beri aku istirahat?" Sarah yang sedang di landa gelisah sesaat menoleh. Ananda tersenyum dengan anggukan pelan.

"Baiklah." Embusan napas panjang terdengar di telinga Ananda. Gadis itu tersenyum sembari mengacungkan ibu jarinya.

"Pulanglah aku bisa mengatasinya, aku hanya butuh tidur." Ujar Ananda. Sarah menggeleng tegas, tidak mungkinkan ia meninggalkan Ananda dalam keadaan begini. Yang benar saja!

OUR DESTINY. [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang