1| Kalla Laetitia

115 4 6
                                    

Hari ini aku sangat mencintai pagi. Awannya sendu, udaranya dingin, daun-daun yang semalam terkena hujan pagi ini rapuh dan menjatuhkan diri menghindariku yang berlalu dibawahnya. Hatiku tersenyum simpul tetapi bibirku kaku. Melewati jalanan yang masih ragu dengan keramaian. SMA Permata 4, bangunan itu adalah tujuan kakiku mengayun pagi ini, kalau kamu mau kuberitahu bangunan itu sedang menjalin cinta segitiga dengan dengan SMA Permata 1 dan SMA Permata 3 di komplek yang sama. Untuk berada disana aku merasa senang, ingat-ingat dari kecil aku selalu asyik dengan fantasiku sendiri tentang sekolah berbangunan tua tetapi masih kokoh, aku membayangkan dindingnya bercat merah tanah, tetapi tidak semua fantasi itu bermetamorfosa. Sekolah itu tidak bercat glamor atau klasik, dia lebih mirip disebut sebagai bangunan yang baru di guyur hujan lalu muncul warna mejiku hibiniu di dinding, sampai-sampai pernah ada yang bilang kalau sekolah itu bukan bangunan SMA tetapi gedung paud. Bagiku itu sama sekali bukan masalah, masalahnya adalah warna-warninya sekolahku hanya melekat di tembok, di beberapa kehidupan temanku, dan tidak di hidupku.

Aku mengetuk-ngetuk kebahagian lewat kaki yang menekuri koridor sekolah. Bangunan tua peninggalan kolonial ini, selain terkenal karena cerita hantu-hantu, dia adalah bangunan dengan segudang cerita unik setiap harinya. Lalu, sebelum masuk kelas. Radar keanehanku mengarah ke kolam ikan koi, curhat dari hati ke hati barangkali dia telinganya sekolah ini.

" Boleh nggak ? tahun ini aku bener-bener bisa jatuh cinta ? "

Argh. Bodoh. Mana mungkin boleh, mana mungkin bisa ? Orang dengan otak yang masih seperti ini jatuh cinta ? Memangnya tahu jatuh cinta itu gimana ? Memangnya tahu kalau jatuh cinta itu nggak se-menyenang-kan yang dikira ? Memangnya, mau jatuh cinta sama siapa ? dan lebih parahnya kenapa harus tanya sama ikan ? ikan ?

Parah.

" Kenapa gue aneh banget sih jadi cewe "

Alis kananku bertemu alis kiri. Masih duduk di tepi kolam kecil berukuran sekitar 5 x 3 meter yang berstruktur batu-batuan. Ikan-ikan yang gendut itu terus memelototiku, membuatku merasa semakin gila saja. Aku pergi ke kelas sebelum bel super melankolis diputar.

SMA. Mereka bilang masa ini adalah yang paling keren. Kamu akan jatuh cinta, sakit hati, berani bolos, tidak peduli dengan nilai, berlaku usil bahkan ke guru sekalipun. Buatku, SMA adalah tentang berangkat ke sekolah, belajar, makan di kantin, pergi ke tempat les, ekskul, pulang, tidur, lalu kembali lagi ke rutinitas membosankan. Kesimpulannya adalah masa ini membosankan buatku.

Kalla Laetitia.

Kau mau tahu lebih jauh tentangku ?

Kalau aku bercerita, aku takut ceritaku terlalu berlebih. Aku tidak mau pikiranmu bertolak belakang dengan yang sebenarnya aku. Pelan-pelan, temani aku bercerita ya. Di setiap ceritanya mungkin kamu akan mampu mengenaliku. Dulu, aku juga mengalami masa mencari jati diri. Dimana aku suka menunjukkan eksistensiku di media sosial, sempat ambisiku tinggi ingin bisa melakukan banyak hal keren, nyanyi misalnya, ikut modelling, menjadi duta atau putri-putri haha, atau ikut olimpiade sains, bahkan aku juga sempat mencoba menikmati dunia perkemahan. Semakin jauh waktu membawaku pergi, aku bukan lagi Kalla yang seperti itu. Aku lebih nyaman seperti ini, duduk bercerita dengan cara yang paling hening. Saling mengerti meskipun jarak tidak sedekat ketika aku bisa melihatmu duduk di depanku. Membuat orang bahagia, terharu, atau ikut tenggelam ke lautan ceritaku dengan posisi dan suasana yang dibuat semau mereka. Maukah kamu ? ikut berimajinasi bersamaku ?

KeanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang