1

33 7 0
                                    

Athala Pov

Aku masih terdiam. Terpaku menatap mami kesal. Tetapi biasa aja ya, karena aku takut jadi anak yang durhaka.

Ugh! Aku harus protes sama mami.

"Oh mi, ayolah. Aku baru 23 tahun dan mami sudah mau menjodohkan aku? Bahkan tidak ada tuh pikiran menikah dalam otak aku untuk saat ini. Pokoknya aku gak mau!" Ucapku jengkel pada mami.

Bayangkan bagaimana perasaanmu ketika kamu baru pulang dari toko buku dan tiba-tiba orang tuamu langsung mengatakan bahwa mereka ingin menjodohkanmu. What the....

Aku pribadi sih tentu merasa kesal, jengah, tidak terima, tidak suka dan masih banyak lagi yang lainnya. Perasaan yang tidak mengènakan hati.

Itulah yang aku rasakan saat ini. Padahal aku sudah membayangkan akan menghabiskan waktuku dengan membaca buku-buku yang baru aku beli di toko buku ini.

Arrrghhhhhhh!!!

Pasti akan sulit menolak kemauan mami. Dia pasti akan terus memaksa kemauannya sampai dapat. Tapi kan, aku tidak mau jika harus menerima perjodohan itu. Kalau aku dinikahkan dengan seorang bandotan bagaimana? Atau seorang psycopat bagaimana? Kalau tidak, dengan orang yang suka melakukan kekerasan bagaimana?

Ugh! Aku takut dan jelas tidak mau!

"No, keputusan mami sudah bulat atha. Pokoknya kamu akan mami jodohkan dengan anak teman mami," ucap mami final.

Aku menggeleng kecil, tidak terima. Tidak, ini tidak bisa dibiarkan. Aku harus terus berusaha untuk menolak semua permintaan gila ini.

"Mi! A-aku belum siap menikah! Please. Memangnya mami tidak sayang padaku, hm?" Ucapku sambil menunjukkan puppy eyes andalanku.

Semoga mami luluh, semoga mami luluh.

"No Atha. Keputusan mami sudah bulat. Mami tidak mau ya kamu jadi perawan tua karena hobby baca buku kamu itu. Oke, mami tidak mau melihat kamu menjadi seorang perawan tua. Lebih mementingkan buku ketimbang masalah percintaan kamu. Ayolah Atha, mami ingin menimang cucu!" Jelas mami kesal.

Aku mendengus tidak terima.

Please mi, baca buku itu menambah ilmu lho. Dan juga, aku tidak akan menjadi perawan tua juga kali.
Aku akan mencari seorang suami kok, jika memang aku sudah menginginkannya. Tapi untuk sekarang? Aku belum berpikiran ke arah sana.

Jadi, tetap say no untuk menikah!

"Mi, baca buku itu menambah ilmu tahu. Memangnya mami tidak mau mempunyai anak pintar, hm? Dan Please ya mi, aku tidak akan menjadi perawan tua," ucap ku berusaha menjelaskan, membuat mami mengerti akan semua ini. Aku masih tetap berharap agar mami mau membatalkan perjodohan sialan ini.

"No, pokoknya kamu akan tetap mami jodohkan dengan anak teman mami. Tenang, mami tahu yang terbaik buat anak kesayangan mami," ucapnya sambil mengedipkan mata.

Aku gelalapan. Ya Tuhan, aku harus bagaimana? Masa iya aku kalah? Tanpa perlawanan lagi? Ayo Atha, berpikir. Terus berpikir dan..... AHH! Masih ada satu kesempatan lagi.

Aku berbalik dan langsung menatap papi dengan penuh harap.

"Papi, please pi. Aku belum siap menikah. Please pi." Harapanku tinggal satu. Yaitu papi. Aku yakin dia pasti mau membantuku. Secara, aku ini anak satu-satunya dan kesayangan dia. Aku sudah bergerak resah. Aku masih tetap berusaha untuk mengeluarkan air mataku untuk menunjang sandiwara ini.

Namun sayang, sepertinya dewi fortuna sedang tidak berpihak kepadaku saat ini. Dengan santainya, papi mengatakan hal yang langsung membuatku lemas seketika.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 27, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Bad Boy & Cute NerdTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang