Adelia's Story

21 2 1
                                    

" Aku Adelia.."

.

.

.

Akhirnya ada suara yang terlontar dari gadis ini. Suaranya begitu lembut. Tapi tunggu, kenapa dia bergetar. Sepertinya dia akan menangis? Allah, aku salahkah menanyakan siapa dia? Oh, bagaimana ini? dia begitu bergetar.

"Aku Sasha.. Eh kamu kenapa? " aku terkejut ketika dia tiba-tiba menutup wajahnya menangis.. dia menangis.

" Hey,," aku coba menenangkannya. Aneh sekali. Kenapa gadis ini menangis? Kedinginankah? Ada yang salah dengan pertanyaanku? Atau dia lapar? _ehh_- _-

Kupeluk dia. Mungkin bisa menenangkan. Secara pelukaanku kan membawa aliran kehangatan. Haha __-_-

" Maaf.."

Satu kata keluar dari mulutnya. Kenpa gadis ini begitu lembut yah. Suaranya begitu keibuan. Ingin rasanya seperti dia. Ibu selalu memarahiku Karena suara ku yang tak bisa di control. Kata ibu aku harus belajar jadi lembut. Karena kelak wanita itu kan menjadi seorang ibu. Dan seorang ibu itu harus bersikap lembut terhadap anaknya. Meski sebenarnya aku tidak mau ambil pusing. Tapi perkataan ibu ada betulnya juga, suara lembut itu bukan hanya untuk masa depan kelak tapi memang kelembutan itu sangat indah. #eaaa

" Iyah ga apa-apa.."

Aku tersenyum padanya. Dan dia balas tersenyum padaku.

" Kalau aku boleh tau, kenapa kamu menangis? Dan kenapa kamu terlihat begitu terluka?"

Dia diam.. dan dia menunduk lagi. Ya ampun.. aku salah lagi yah.. Aku menyesal telah bertanya dan sekarang kami hanya diam. Aku hanya larut dalam diam pandanganku hanya focus pada jalan yang tergenang banyak air. Karena memang hujan turun begitu lebat saat ini.

" Aku disini karena penyesalaan yang menjatuhkan segala gantungan mimpiku"

Aku sedikit terhenyut dengan ucapannya. Dia membuka suara.. dan sekarang lebih banyak.

" Maksud kamu? "

Aku sungguh tak mengerti apa yang dia maksud. Dia hanya tersenyum getir mendengar jawabanku.

" Aku telah mengecewakan dan merepotkan banyak orang"

Dan sekarang aku tambah tidak mengerti atas apa yang diucapkan.

" Aku benar-benar tak mengerti apa yang kamu ucapakan! Kamu anak SMA sepertiku kan? Kamu sekolah dimana? "

Aku mencoba bersikap cerdas disini. Bertanya tentang sekolahnya mungkin bisa memperjelas ucapannya.

" Maaf membuatmu kebingungan."

Aku diam.

"Kamu benar, aku sama sepertimu. Aku seorang siswi di salahsatu SMA dekat sini. Tapi itu DULU.."

Aku tambah tertarik apa yang di ucapkan barusan. Aku hanya mampu diam. Menjadi pendengar yang baik mungkin lebih baik.

"Semuanya berubah, ketika aku mengambil keputusan yang salah. Semua jadi hancur ketika aku mengambil tindakan bodohku itu" dia tersenyum miris.

"Aku adalah anak satu-satunya dalam keluargaku. Aku adalah anak gadis tunggal dalam keluargaku. Orangtuaku adalah seorang yang pekerja keras. Mereka membanting tulang siang dan malam. Mereka bekerja keras untuk masa depanku. Tapi aku... Aku malah menjadi anak yang tidak tau diuntung. Aku... Aku..."

Dia berhenti bercerita. Dia menangis.. tubuhnya bergetar begitu hebat.

" Tenang yah,, kamu bisa berhenti cerita ko. Kalau kamu ga kuat"

Abu-Abu KelabuWhere stories live. Discover now