4. Siomay Penolong Perut

86 6 2
                                    

' Kamu tau hal apa yang
paling fana di dunia ini?
Mendapatkanmu. - 7s '

Blam

Zara menutup loker yang terletak di sisi kanan koridor sekolah dekat kelas XI 6 dan kelas XI 5 dengan keras. Sudah kesekian kalinya ia mendapat origami berbentuk bangau dengan tulisan sok puitis di dalam loker kayunya. Kali ini kertas dengan warna merah menyala yang ia per oleh.

"Loser deh ni orang! Beraninya kasih kayak gini! Suka tuh bilang, bukannya jadi pecundang!" ucap Zara kesal.

Walaupun ia geram dengan si '7s' itu, ia tetap memasukkan orgami yang telah di buka itu kedalam saku seragamnya. Ia masih menghargai si '7s' tersebut. Belum selesai ia memasukkannya,

"Dorrr"

Zara pun tergelojak kaget. Ia segera memegang dadanya. Hingga kertas orgami tadi terjatuh di lantai. Ia kemudian menonjok lengan orang yang membuatnya kaget tadi.

"Omaygot Zara lu ikut Muay Thai apa gimana si? Keras banget tonjokan lu!" protes Sheina, teman SMP Zara yang berbeda kelas dengannya kini. "Apaan nih?" tanya Sheina sembari memungut kertas itu.

Belum sempat Sheina membaca isinya, Zara segera merebut kertas terebut. "Kepo banget sih! Ini kertas gak penting tau!" Zara pun meremas kertas tersebut dan membuangnya kedalam tempat sampah yang ada disamping rak loker.

"Yee gitu aja sensi, pms ya mbak," ledek Sheina. "Yaudah yuk ke kantin. Kasian noh si Edan nunggu lama, bisa-bisa jadi tambah edan dianya," Sheina lantas menarik tangan Zara segera menuju ke kantin.

Baru sampai beberapa langkah, Zara menarik tangannya dari pegangan Sheina. "Eee...Gue lupa, gue ada tugas proposal buat anak tari! Sorry ya Na"

"Yahh. Kalau gitu gue duluan ke kantin. Lo mau nitip apa Ra?" tawar Sheina.

"Gausah deh, gua udah sarapan tadi pagi" jawab Zara.

Lalu Sheina mulai beranjak pergi ke kantin. Zara pun melangkah mundur sambil menatap pundak Sheina yang semakin jauh darinya hingga menghilang di belokang koridor menuju kantin.

Zara mulai melihat sekelilingnya. Koridor saat itu terlihat lumayan legang. Melihat kondisi tersebut, ia pun mulai menunduk di depan tempat sampah di samping rak lokernya.

Gadis remaja itu pun mengkorek-korek isi termpat sampah tersebut. Ia mencari kertas yang telah ia buang tadi. Dirinya pun mengutuk kedatangan Sheina secara tiba-tiba. Karena Sheina, ia pun harus rela untuk mengorek isi tempat sampah tersebut.

Tak lama, ia melihat gumpalan kecil berwarna merah menyala di sudut tempat sampah. Untung saja warna kertas itu cukup kontras. Bila tidak, mungkin ia harus mengkorek tempat sampah itu hingga jam istirahat berakhir.

Zara kembali membuka kertas yang ia remas tadi. "Untung masih bisa kebaca," Kemudian ia melipatnya dengan baik dan menyimpanya kedalam kantong seragam miliknya. "Oh iya, proposal gue"

Ia pun lalu berbalik memutar tubuhnya. Tak disangka, wajah cantiknya hampir saja menabrak sebuah dada bidang didepannya karna jarak yang terlalu dekat.

"Siniin telapak tangan lo" suara bariton mulai keluar dari seseorang dihadapan Zara. Zara tak segera menjulurkan kedua tangannya. Ia malah memejamkan matanya hingga keningnya berkerut. Seakan-akan ia takut seperti bertemu algojo yang sebentar lagi akan mengakhiri nyawanya

Sepasang tangan kokoh meraih telapak tangan Zara dengan paksa. Lalu lelaki dihadapannya mengusap telapak tangan Zara dengan sesuatu yang basah.

Sesuatu yang basah tersebut, merangsang kelopak mata Zara untuk membuka. Dilihatnya seseorang lelaki dihadapanya mengelap tangannya dengan selembar tisu basah dengan lembut. Ia malah memandangi wajah tampan di depannya hingga ia tak sadar, lelaki tersebut sudah selesai membersihkan tangannya.

Casanova [DISCONTINUE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang