"APA?! DIJODOHIN?!"
Seorang lelaki tampan dengan nama panggilan Rian ini menjerit histeris saat papanya-salah satu pengusaha kaya di Indonesia-memberitahunya bahwa ia akan dijodohkan dengan anak dari salah satu rekan kerjanya.
"Iyaa.. bulan depan kalian akan bertunangan," ucap tegas Surya, sang papa.
Mulut Rian terbuka lebar seiring dengan matanya yang membulat sempurna. Apa-apaan ini, apa yang ada dipikiran papanya saat ini. Aldrian Putra Wirawan seorang dancer handal dengan karismanya yang membuat banyak perempuan mengagumi serta mengejar-ngejarnya. Apa jadinya jika ia dijodohkan dengan seseorang yang tak pernah ia kenal? Apa kata penggemarnya nanti?
"Pa, tapi Rian masih laku, nggak perlu papa repot-repot untuk ngejodohin Rian sama anak temen kerja papa itu," ucap Rian berusaha meredam emosinya.
"Hahaha terserah kamu Rian, kalau kamu tetap pada keputusan kamu untuk tidak menuruti kemauan papa. Silakan pergi dari rumah ini, papa nggak akan melarang kamu."
Surya melangkah pergi dari rumah megah dan mewah yang berhasil ia miliki berkat kerja keras dan usahanya selama ini.
Rian mengepalkan tangannya kesal, robot? Bukan! Ia bukan robot yang menjadi bahan percobaan papanya, ia sadar ia tidak akan menjadi seperti ini tanpa bantuan dari papanya.
Mobil mewah, uang banyak, rumah megah tak akan ia miliki tanpa kerja keras papanya, dan mungkin inilah saatnya seorang Rian membalas apa yang papanya sudah berikan. Meskipun terpaksa.
"Heh. Kenapa lo? Muka merah gitu? Ahh pasti lagi marah ya?"
Suara gadis yang sangat familiar bagi Rian membuat Rian menoleh, gadis berambut panjang sebahu, berparas manis, otak jenius serta suaranya yang indah ini adalah adik kandungnya. Azka Putri Nabilla atau biasa dipanggil Azka.
Gadis ini menaruh tumpukan buku serta Kamera DSLR-nya diatas meja, lalu ia menghempaskan dirinya duduk disebelah kakanya.
"Kenapa lagi?" tanya Azka.
Rian diam, enggan membahas masalah ini, cerita dengan Azka bukan sebuah solusi tapi malah menimbulkan masalah baru, gadis cerewet nan menyebalkan ini kadang tak pernah bisa untuk diajak berkomunikasi dengan serius.
"Gue mau ke kampus.. Dan mungkin bakal pulang malem," ujar Rian lalu langsung melangkah pergi.
----------
Pria tampan bernama Tyo ini tak melepaskan genggaman tangannya dari sang pujaan hati, Via.Gadis cantik nan lucu dengan nama lengkap Viana Aurora, mampu mencuri hati Tyo karena parasnya yang cantik. Gadis feminim didepannya ini tak seperti gadis-gadis yang lainnya, di depan Tyo saja Via feminim, tapi kalau sudah memasuki hobinya-ngedance-ia akan berubah layaknya laki-laki.
"Kenapa?" tanya Via saat menyadari mata indah milik Tyo itu tak berpaling sedikit pun darinya.
"Enggak.. Seandainya bukan didepan aku aja kamu feminim Vi, kamu akan tambah cantik."
Via menghela napasnya, bosan ia mendengar perkataan yang hampir setiap hari Tyo katakan, Tyo memang mencintai Dina apa adanya, tapi Via tau pasti pria itu ingin Via seperti gadis lainnya.
"Yo.. Jangan nyuruh aku berpenampilan feminim diluar sana, aku gabisa. Cukup di depan kamu aku berpenampilan layaknya perempuan tapi enggak buat diluar sana. Jangan ngelarang aku untuk seperti ini. Dance dunia aku," ucap Via.
"Aku nggak ngelarang, Sayang. Cuma aku minta kamu jangan---"
Tyo diam, ia harus lebih hati-hati mengucapkan ini.
"Jangan apa?" tanya Via.
"Jangan cari masalah sama Rian, itu bahaya buat kamu, Sayang."
Ah pria cungkring menyebalkan itu lagi, apa tak ada orang lain yang bisa disebut di kampus ternama ini selain Aldrian Putra Wirawan? Dari ratusan manusia di kampus ini mengapa harus laki-laki itu? Laki-laki yang selalu aja mencari gara-gara dengannya.
Via menyunggingkan senyum miringnya.
"Rian? He's my rival! Jangan anggap aku yang cari masalah sama dia, Tyo Ariendra. Dia justru biang masalahnya."
----------
Rian memasuki basecamp-nya, sepi, tidak ada orang selain dirinya. Jelas, ini masih siang sedangkan ia dan teman-temannya selalu berkumpul dan latihan saat malam hari.
Ia kembali teringat dengan percakapannya bersama papanya tadi.
"Pa, apa kata para fans aku kalo aku tiba-tiba nikah?" dumal Rian kepada sang Papa.
"Terserah. Papa nggak ngurus. Pokoknya kamu harus nikah secepatnya dengan dia."
"Terus gimana sama pacar Rian? Pacar Rian banyak pa."
"Rian.. Masih ada waktu 1-3 minggu untuk memutuskan pacar-pacar kamu yang banyak itu."
"Mana bisa, Pa. Pacar Rian banyak."
"Bisa. Nggak ada yang nggak bisa. Lagian siapa suruh kamu punya pacar hampir 20-an. Syukurin."
Gila! Cuma 3 mingguan. Apa tak ada dispensasi waktu? Apa bisa gadis-gadis itu ia putuskan dalam waktu kurang dari satu bulan? Ini konyol.
Rian memijat keningnya bermaksud menghilangkan rasa peningnya. Tak lama handphonenya bergetar tanda ada pesan masuk.
08212267xxxx
Apa masih mampu battle setelah dipermalukan kemarin, Kuda Poni?
-Via
Rian mendengus kesal, cewek jadi-jadian itu---! Rasanya ingin ia patahkan tulang-tulangnya.
Dan Viana Aurora sudah mengibarkan bendera perang dengan Aldrian Putra Wirawan. Lihat nanti, siapa yang akan menang?! Rian atau Via?
-------------------
Jangan lupa vote dan comment guys!
Saran sangat dibutuhkan dalam proses penulisan.
See you soon, babe!♡♡
KAMU SEDANG MEMBACA
Married With My Enemy
RomantikPernikahan? Hampir sebagian manusia di dunia menginginkan sebuah pernikahan. Memperjelas status hubungan yang selama ini dijalani dengan seseorang yang dicintai. Umur yang matang untuk menjalin sebuah pernikahan serta yang terpenting adalah menikah...