Jadi, dia Shaka.

15K 721 9
                                    

Aku mengedarkan pandanganku kesekeliling area sekolah, ada banyak orang yang asik memegang ponsel sambil berjalan, ada yang sedang mengobrol di tangga, atau didepan bangku panjang didepan kelas, banyak juga yang sedang mengobrol bersama pacarnya, di lapangan aku bisa lihat banyak yang sedang melakukan hal-hal menyenangkan seperti berlarian mengejar teman lainnya, aku mulai berfikir. Masa SMA ku pasti akan menyenangkan.

Nala, teman satu ini malah sedang ada di toilet untuk touch up kalau ingin menduga sih, yang aku prediksikan memang akan benar, kalau Nala akan cepat mendapatkan pacar dimasa-masa SMA ini. Aku menunggunya diluar toilet cewek, beberapa kali aku melihat hal yang sama, kalau cewek yang pergi ke toilet itu memang kebanykan hanya untuk touch up. Sudah kubayangkan harusnya kalau disini aku harus lebih fashionable, aku memang gak manganggapnya perlu karena menurutku pergi ke toilet setiap saat hanya untuk touch up itu memang akan merepotkan. Aku gak tau bagi cewek yang lain, entah mereka beranggapan begitu atau tidak

"Udah?"mataku meneliti wajah Nala yang terlihat lebih fresh karena sentuan make up, kalau di fikir-fikir, kekuatan make up itu memang hebat juga. Mungkin lain kali aku perlu mencoba.

Nala mengangguk, ia melirik kearahku"gak mau pakai make up juga?. Sekedar lips stick warna pink Sien?"tawarnya, ia mengeluarkan lips ticknya, aku akan menyamarkan merknya

"Enggak makasih, aku laper. Kita ke kantin aja"tolakku halus

Nala memberenggut"Sien, gue bukan pacar lo, bahasa kayak aku-kamu itu norak. Pakai bahasa yang lebih gaul. Bahasa yang seengaknya memang kita pakai di jaman micin ini"

Keningku berkerut"jaman micin?"

Nala terkekeh, aku gak ngerti dia mentertawakan apa"duh, gue gak nyangka gue dapet teman kuper di SMA. Mau gue ajarin tentang popularitas gak. Gue punya kakak yang sekolah di sini juga. Namanya Nicholas, panggil aja Nichol. Dia ganteng kok kalau lo mau gue bisa kenalin. Kebetulan dia kapten basket. Gimana keren gak?"Nala bercerita dengan semangat, sepertinya dia memang kelihatan membanggakan kakaknya yang bernama Nichol itu. Kalau aku, tiba-tiba aku teringat bang Dion, kayaknya gak ada yang bisa dibanggakan dari abangku itu selain sifat romantisnya, tapi aku tetap sayang sama dia kok

"Enggak, aku masih gak minat cari pacar"

Nala kembali berdecak"kak Nichol bilang, kalau mau famous di sekolah itu gampang banget"

"Gampang? Caranya?"

Nala tersenyum"pertama harus punya tampang diatas rata-rata. Itu salah satu kategori yang paling manjur. Kedua harus pinter jadi pusat perhatian"

Aku menggaruk pelipisku, ini sudah jadi hal lumrah, kalau punya tampang diatas rata-rata itu memang mempermudah semuanya, sekalipun dia goblok atau pinter bikin onar. Kalau udah muka mendukung sih gak masalah. Tapi, aku gak ngerti maksud Nala tentang harus pintar jadi pusat perhatian

"Gak paham"

"Maksudnya tuh lo narik perhatian dengan modal apa dulu, pakai paras atau pakai otak"

"Gue kasih contoh, kak Nichol pernah kasih tau gue daftar nama cowok cewek famous di sekolah. Urutan pertama cowok itu ada Shaka, kalau gak salah nama panjangnya itu Nashaka Mahesa. Gue belum pernah liat dia. But kak Nichol bisa memastikan kalau dia memang ganteng pakai banget, tapi kak Nichol ngelarang berat ke gue untuk suka sama kak Shaka"

Alisku kian meninggi, kebingungan, tapi aku cukup tertarik dengan apa yang dibahas Nala "kenapa?"

"Kak Shaka itu baru kelas sebelas, tapi kasus tawurannya tuh"Nala menarik nafas"beuhhh, parah. Dia pernah masuk rumah sakit, tangannya di gips tiga minggu gara-gara berantem sama preman kampung gitu. Parah kan?"

SHAKA (DREAME)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang