Dissolve

1.4K 261 148
                                    

"Nggak baik tahu marah berhari-hari!"

Ahn Hyungseob menyerbu punggung Seonho dari belakang, menghadiahi sang kawan dengan tusukan pena.

"Apa sih, Seob? Bikin kaget aja!" seru Seonho, "dan nggak ada yang marah sama kamu, oke?"

"Bilangnya sih begitu, tapi dari tadi dipanggil nggak menyahut," Hyungseob memajukan bibir, "Si Daehwi sampai lari-lari ke kantin, tuh. Beliin kamu es buah biar adem, katanya!"

"Astaga, padahal nggak ada yang menyuruh," Seonho geleng-geleng kepala, "lagipula, bukannya sekarang dia memang harus sering ke kantin—"

"Oh, i'm sick of lovebirds."

Kali ini si lelaki impor yang muncul ke dalam ruang kelas. Kim Samuel segera duduk di kursi sebelah Hyungseob seraya menghela nafas panjang.

"Habis dapat tontonan gratis lagi kamu? Bilangnya sih nggak suka, padahal—coba deh Ho, lihat update Si Sam tadi pagi. Baca caption-nya saja sudah merinding—"

"Tolong, aku hanya melakukannya setiap enam bulan sekali," gerutu Samuel, "kamu sendiri juga, Seob, baru diajak naik motor sama Anak Halim saja sampai sebegitu senangnya. Paling juga itu jok belakang habis didudukin orang lain—"

Lalu Seonho membiarkan kedua kucing garong itu cakar-cakaran di belakang kelas.

Di sekolah, Seonho berteman dekat dengan ketiga siswa yang disebut tadi. Awalnya mereka hanya punya beberapa persamaan: satu kelas, satu makanan kesukaan—es buah kantin sekolah, dan satu hobi—jalan cepat setiap kali terpaksa melewati Sekolah Halim yang berada di blok seberang, meskipun sebenarnya itu juga hobi siswa-siswa lain yang tidak suka cari perkara.

Dari sana, mereka jadi sering bermain bersama. Agak menggelikan menyebut diri mereka sebagai 'geng', tetapi beberapa kali Lee 'Socialite' Daehwi memberikan caption "#U4" setiap kali mengunggah foto mereka di media sosial. U4 adalah singkatan dari United4, tetapi orang-orang lebih sering meledek mereka sebagai Uke4. Entah apa maksudnya.

Peran Seonho di grupnya adalah Pawang Anti Konflik. Bila ada di antara mereka yang ribut seperti yang sedang terjadi saat ini, biasanya ia akan berusaha melerai seperti "sudahlah, mungkin maksud dia Park Woojin itu tukang ojek," tetapi saat ini ia sedang tidak bernafsu melakukan tugasnya. Pikirannya sedang kacau.

Ditatapnya lagi layar ponsel untuk kesekian kalinya. Pesan terakhir masih dari mama, mengingatkan dia untuk tidak lupa mengunci pintu. Itu juga sudah berjam-jam yang lalu.

Tunggu, kenapa Seonho jadi menunggu seperti ini? Padahal kejadian waktu itu sungguhan atau tidak saja ia masih tidak yakin...

"Yuhu, Seonho!"

Tidak perlu menunggu dipersilakan, Daehwi segera datang dan duduk di sebelahnya seraya menyodorkan segelas minuman.

"Astaga, itu pada kenapa? Rebutan ikan asin lagi? Eh, Seonho, ini diminum aja! Nggak usah bayar, aku juga belinya nggak ngutang, kok!"

"Terimakasih..." ujar Seonho, "kok tumben tanggal segini bisa traktiran? Biasanya kan, err, irit..."

"Sebenarnya itu jatah jajan aku hari ini, Ho. Tapi uangku nggak terpakai, soalnya tadi kan—hehe—ada yang ngajak segelas berdua..."

"Oh, iya."

"Rese deh Si Sam, main tinggal aja pas tadi di kantin aku lagi sama Si Kakak. Sirik saja, huh!"

"Takut kangen, kali," bela Seonho, "Kak Jaewon kan sudah balik ke asrama pagi ini."

"Repot ya, LDR-an," kata Daehwi cuek, "eh, Jumat kemarin gimana, Ho? Kamu belum cerita. Jadi kan nonton Spiderman? Gimana, gimana?"

Movie Buddy | GuanhoWhere stories live. Discover now