Yellow

999 185 137
                                    

Kesiangan lagi.

Omelan Mama sudah masuk telinga kiri keluar telinga kanan. Papa sudah geleng-geleng kepala. Akhirnya Seungho yang mengambil alih—mendorongnya secara paksa dari ranjang ke bak mandi.

Ditambah lagi dengan bus yang tidak kunjung datang. Gerimis yang terpaksa ia abaikan. Satu-satunya roti di tangan ia pasrahkan diambil burung.

Pokoknya bukan pagi yang bagus.

Tersengal-sengal, Seonho sedang bersiap-siap melanjutkan lari paginya dari gerbang sekolah tetangga sampai ke gerbang sekolahnya sendiri ketika seorang pemuda berwajah tampan mendatanginya.

"Hei, kamu!"

Sial. Lupa bawa kamus.

Ia sibuk berdoa dalam hati ketika siswa berseragam Halim itu semakin dekat dengannya. Sudah kusut, kelaparan, sekarang akan kena pukul. Sial betul Seonho hari ini.

Plak!

.

.

Siswa itu memukulkan telapak tangannya ke telapak tangan Seonho dengan semangat. Memancing Siswa SUPA setengah sadar itu turut bersemangat pula.

"Tos yang benar, dong!" serunya, "jadi awkward nih, ayolah!"

"...Memang sudah dimulai ya?"

Seonho bertanya canggung. Siswa Halim itu ikut tertawa canggung pula.

"Eh, yang kubaca di jarkom sih, begitu." Ia menggaruk kepalanya. "Memang SUPA nggak dapat pengumumannya? Atau kami kecepatan, ya?"

Mendengarnya, wajah Seonho berubah riang.

"Tos!"

Keduanya melakukan high five lagi, kali ini dengan baik dan benar.

"Namaku Justin!" kata siswa itu.

"Aku Seonho!"

"Oke, Seonho. Kamu habis lari-lari ya? Mukamu pucat banget."

"Ngg, nggak apa kok. Hanya efek samping nggak sarapan, kayaknya..."

"Ya ampun." Justin membuka tasnya, mengeluarkan sebuah tempat makanan. "Aku ada roti sih, tapi tinggal sedikit. Nggak apa?"

"Ya ampun nggak usah! Itu kan bekal kamu!"

"Santai, kita kan teman!"

Justin mencegah Seonho membungkuk sembilan puluh derajat sebelum keduanya berpisah. Lalu Seonho melanjutkan jalan cepatnya dengan lebih semangat.

Mungkin ia terlalu lapar sampai lupa dengan idenya sendiri.

Beberapa minggu yang lalu, ketika Taehyun memutuskan untuk memulai semuanya dari nol, Seonho tanpa pikir panjang langsung mengusulkan ide yang melintas di kepalanya.

"Sepanjang bulan ini, kita harus high-five dengan setiap Siswa Halim yang kita temui di jalan."

"Siapa pun?"

"Yup! Selama dia pakai seragam sekolah itu!"

Karena tidak ada yang punya usulan lebih baik tentang bagaimana memperbaiki hubungan antarsiswa di kedua sekolah, rapat dadakan tersebut diakhiri dengan diterimanya ide Seonho.

Sekarang, Seonho sedang menikmati hasil karyanya sambil mengunyah roti dengan puas. Bahkan di lima belas menit sebelum bel berbunyi, gerbang sekolahnya masih ramai dengan siswa berseragam warna-warni.

Movie Buddy | GuanhoWhere stories live. Discover now