Suasana kantin di lantai satu SMA Vixens itu terlihat sangat penuh, bukan hanya murid kelas XI dan XII yang memenuhi ruangan yang luas tersebut, namun juga para peserta MOS yang tidak membawa bekal ikut membuat suasana kantin terasa lebih menyesakkan.
Namun, suasana sesak tersebut tak dapat menghentikan aksi seorang pemuda tampan yang dengan semangatnya mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru kantin dan tersenyum sambil melambaikan tangannya pada setiap mata yang berpapasan dengan manik berwarna coklatnya.
Oji, lelaki yang duduk di bangku panjang tepat di sebelah pintu masuk kantin itu terlihat begitu senang dengan reaksi yang diberikan oleh para calon adik kelasnya itu. Di bangku yang terletak beberapa bangku di belakangnya, tiga orang sahabatnya itu hanya menggeleng-gelengkan kepala melihat kelakuan konyol lelaki berambut ikal tersebut.
Tak ada yang bisa mereka lakukan untuk menghentikan kegiatan Oji yang sedang tebar pesona karna memang begitulah sifat sahabat mereka. Saat sedang asik memonitor Oji, tiba-tiba pandangan mereka terhalangi oleh dua buah gundukan besar yang langsung membuat Satria menelan air liurnya sendiri melihat betapa dekatnya jarak wajahnya dengan pemandangan indah tersebut. Berbeda dengan Satria, Juna dan Guntur justru mengangkat kepala mereka untuk melihat orang yang menghalangi pandangan mereka.
Gadis yang saat ini berdiri di hadapan mereka hanya menatap kesal pada Satria yang tak kunjung mengangkat pandangannya, ia lalu memukul kepala lelaki tampan itu dengan tangannya. "Lo lagi ngeliatin apaan, hah?!"
Satria meringis sambil memegangi kepalanya, perhatian para murid yang berada di kantin kini tertuju kepada mereka. "Apaan sih lo mukul-mukul aja?! Jadi cewek bar-bar banget!" sentak Satria tak terima.
Gadis itu –Laura McKenzie—gadis tercantik di SMA Vixens kini melipat kedua tangannya di depan dada. "Mata lo tadi kemana? Nafsu bener kayaknya ngeliatinnya."
"Siapa yang ngeliatin?! Pede banget lo!"
Laura mendengus. "Oh ya? Hapus tuh iler lo! Dasar cowok mesum, baru ngeliatin beginian aja udah horny!"
Satria baru akan bangkit dan membekap mulut Laura saat Oji tiba-tiba sudah berada di tengah-tengah mereka. "Woah... woah... ada apaan nih? Kenapa bawa-bawa iler sama si Roni?" tanya Oji dengan polosnya.
Laura yang tak ingin berurusan dengan kebodohan Oji lantas mengalihkan pandangannya dan berbalik menatap Juna yang sedari tadi hanya menatap malas pertengkaran antara sahabatnya dengan gadis yang selalu mengejarnya itu.
Satria memutar bola matanya malas melihat bagaimana ekspresi Laura yang mendadak menjadi ramah pada Juna. "Halo, Juna. Gimana liburan kemarin? Kemana aja? kalo gue—"
Belum selesai Laura berbicara, Juna bangkit dari duduknya dan berjalan meninggalkannya begitu saja. "Juna mau kemana? Kok gue ditinggal sih?"
Tentu saja Juna tak mengindahkan panggilan Laura di belakangnya, lelaki itu terus berjalan keluar kantin sampai secara tiba-tiba seseorang di depan menabrak tubuhnya dan menumpahkan kuah bakso yang dipegangnya pada seragam Juna.
Suasana kantin kembali mencekam saat Laura dengan hebohnya berteriak dan berlari mendekati Juna dan gadis di depannya yang memakai rok biru dan atribut aneh di tubuhnya. "Ya ampun, Juna. Lo gak pa-pa?" Laura menatap nyalang gadis yang tengah menunduk di depannya. "Heh, bego! Lo jalan gak pake mata yah? Liat tuh seragam Juna jadi kotor gini gara-gara lo! Tanggung jawab!"
"Ma-maaf, Kak," lirih gadis itu.
Juna menatap gadis di depannya, walaupun suaranya kecil, namun Juna dapat mendengar getaran dalam suaranya. Tentu saja gadis itu gugup dan takut, siapapun juga akan merasakan hal yang sama jika mengalami hal yang serupa di hari pertama MOS.

KAMU SEDANG MEMBACA
FRIENDS
Humor#40 in HUMOR (9-3-2018) Meet the Ganteng Gile Squad: Satria Andara, si anak nakal dan trouble maker dalam grup. Arjuna Kusuma dewa, si tampan nan kaya bermulut pedas. Fauzi Zulkarnaen, si mood booster dalam grup. Dan terakhir Guntur Sanjaya, anak ra...