05

77 9 3
                                    

Dan aku kembali melihatmu, dari jendela kamarku. Aku tau ini menggelikan namun, aku berharap kau juga melihatku.
"I'm your Secret admirer"

🎃🎃🎃

Kriiiing!!!!

Sebuah bunyi yang sangat merdu terdengar di telinga masing masing insan yang ada di Bevrin. Mereka bersorak ria mendengar suara yang mereka idam idamkan, akhirnya muncul juga.

"Bareng siapa?"

Alle membalik tubuhnya. Ia menaikkan satu alisnya. Kemudian secara perlahan ia kembali menyusun bukunya lagi.

"Lo balik sama siapa?"

Kini suara itu terdengar sangat dekat. Benar saja saat Alle memutar kepalanya kesamping, tampak Bimo sudah menenteng tas punggunggungnya dan sudah berdiri disamping Alle.

"Aaah, gue dijemput kayaknya" jawab Alle masih sambil mengemasi buku bukunya.

Bimo mengangguk mengerti. Kemudian ia pergi meninggalkan Alle. Alle melirik ke arah Bimo, ia mewanti kalau kalau Bimo kembali lagi seperti tadi. Ia mengekori Bimo dengan bola matanya sampai Bimo keluar dari kelas. Namun tidak ada tanda tanda Bimo akan kembali.

"Lo liatin siapa?"

Alle tersontak saat sebuah suara menembus gendang telinganya. Tampak Geno berada disampingnya mengikuti arah mata Alle yang sedang mengekori Bimo tadi.

Plak!

"Ngapain lo?!" Tanya Alle

Geno mengelus lengannya yang perih.

"Ya, lo gak bisa ngomong baik baik? Sakit oon!" ujar Geno memasang muka kesakitan

"Salah lo ngagetin gue" ujar Alle. Lalu ia melenggang pergi meninggalkan Geno.

"Ya ya ya! Tungguin gue!" Kemudian Geno mengejar Alle yang sudah keluar dari kelas.

Kini Geno dan Alle sudah berjalan berdampingan. Geno berhasil menyamakan langkahnya dengan Alle walau tadi sempat tertinggal. Geno memasukkan salah satu tangannya kedalam saku celananya dan menenteng tasnya ala brandalan.

Jauh dari tempat mereka berjalan terdapat segerombolan murid Bevrin sedang mengerumuni sesuatu. Ntah apa yang sedang mereka tonton. Saat mereka sudah berjalan lebih dekat tampak dua orang remaja laki laki sedang beradu jotos. Mereka berdua saling memunjukkan kemampuan yang dimiliki.

Alle sama sekali tidak tertarik dengan hal hal yang seperti itu, ia tidak perduli dengan situasi yang menyita perhatian orang banyak. Ia terus saja berjalan keluar. Geno melirik kearah dua remaja yang ia kenali merupakan juniornya.

"Cih Lemah" ucapnya menggeleng kepalanya jijik.

Kemudian ia mengikuti Alle yang terus berjalan. Sampai sebuah suara memberhentikan langkah Alle.

"Hey cupu!"

Alle memutar kepalanya kesamping.

"Berenti lo cupu!" Panggil serra namun yang dipanggil tidak kunjung berhenti.

"Thea!!" Panggilnya lagi. Thea berhenti melangkah.

Serra dan ciwinya kemudian berjalan mendatangi Thea.

"Lo budeg ya?!"

"Kamu manggil aku?" Tanya Thea polos.

Serra menatap tajam Thea.

"Lo ga usah ngomong! Berani lo sama gue?!" Pekik Serra

Thea bungkam. Kemudian ia memberanikan diri menatap mata Serra.

SalvatoreTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang