1

49 5 1
                                    

"Terimakasih telah mengizinkanku
Untuk selalu berharap
Lebih darimu."

                                           -Ara Ardinata

-----

Author

"Ra pulang baru gue yuk?"

Ara yang sedari tadi diam di gerbang melihat sekilas kearah Darrel yang berdiri tepat dipinggirnya.

"yuk, lagian gue gak di jem__"

"Ara pulang bareng gue"

Tiba-tiba saja seseorang datang dan merangkul Ara, Ara mendongak untuk melihat orang itu.

"Algraf?"

"lo pulang sendiri aja bisakan? Ara udah janjian sama gue sejak istirahat tadi" tukas Algraf.

Darrel yang melihat sorot mata Algraf yang dingin dan menatapnya tajam segera pergi meninggalkan Ara dan mengurungkan niatnya untuk mengajak Ara pergi jalan-jalan.

"Graf, apa-apaan sih?!"

"gue ngelarang lo pulang sama Darrel" jawab Algraf santai.

"lo siapanya gue hah? Bapak gue juga bukan"

Ara melepaskan rangkulan Algraf dengan paksa dan pergi meninggalkan Algraf, masuk kedalam kawasan Sekolah lagi dan masuk kedalam perpustakaan.

"Algraf gila, bisa-bisanya dia ngelarang gue pulang bareng Darrel"

Ara mengambil beberapa buku dan membantingnya diatas meja membuat orang-orang yang terganggu menatap Ara kesal.

"bisa di pelanin gak sih simpan bukunya?" tanya seseorang yang terganggu.

Ara menggaruk tengkuknya yang sama sekali tidak gatal dan mengangguk meng'iya'kan.

Ara duduk dan membuka beberapa buku sambil mencoba materi-materi yang ada dalam buku tersebut sambil sesekali menguap karena memang sudah jarum jam sudah menunjukan pukul 22.10, waktunya ia pulang dan mungkin sekarang seharusnya Ara sudah terlelap dan bergulat dengan mimpi-mimpinya.

Tanpa Ara sadari ternyata Algraf menunggunya didepan gerbang Sekolah, tidak sengaja tertidur di post satpam sambil memeluk helmnya.

"aishh aku hampir saja lupa pulang"

Ara segera mengemasi beberapa buku kedalam rak buku dan satu buku ia bawa pulang, sembari memeluk buku itu Ara melihat jam yang melilit cantik di tangannya menunjukan pukul 23.49 hampir tengah malam.

Ara berjalan melewati setiap koridor Sekolah yang hanya di terangi sedikit lampu disetiap ujung koridor belum lagi cuacanya dingin membuat bulu kuduk Ara menegang.

"ada orang gak ya jam segini di Sekolah?"

Tanya Ara pada diri sendiri sambil bernyanyi-nyanyi kecil untuk menghilangkan rasa takut yang mulai menyeruak didalam tubuh Ara.

Ara segera berlari menuju gerbang luar, Ara baru menyadari ada motor yang ia kenal terparkir tepat didepan gerbang.

"ini kan?"

Ara memutar balik tubuhnya dan melihat kedalam post satpam, pria perawakan tinggi dengan rambut berantakan dan memeluk helm tertidur pulas didalam.

Ara mendekati pria itu dan memiringkan kepalanya, mamastikan bahwa itu benar Algraf.

"Algraf?"

Ucapan Ara berhasil membuat Algraf terlonjak, berdiri dengan mata setengah tertutup menatap Ara yang masih bingung.

HatredTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang