2

18 3 0
                                    

"Aku rindu dengan percakapan kita
Yang tidak jelas.Dan membuatku
Tersenyum."

                                            -Ara Ardinata

-----

Ara PoV

Cahaya matahari menyelusup masuk lewat jendela yang sengaja Aku buka sejak semalam, Aku tersadar dari tidurku dan segera mematikan musik yang menggema disetiap ruangan.

Aku bersiap diri untuk pergi ke Sekolah, melakukan aktivitas seperti biasanya, memakai baju seragam dan memakai jaket berwarna putih berangka "61" di belakangnya.

Sangat sulit bagiku untuk membuang jaket ini, bahkan menyimpannya didalam kotak bekas pun aku tidak tega, benar ucapan orang jangan bermain-main dengan cinta jika kau belum siap untuk merasakan sakit.

-flashback on-

"Ra, coba tebak deh didalem kotak ini isinya apa"

Ara menebak-nebak apa isi kotak itu sambil terus mengamati wajah Darrel yang sedari tadi tersenyum melihat tingkah Ara.

"buka aja deh, aku penasaran" ucap Ara menyerah.

Darrel membuka tutup kotak itu dan mengambil isi kotak itu, sebuah jaket berwarna putih berangka "61" di belakangnya.

"aku tau kamu suka Cendol, eh apa sih namanya aku lupa" ucap Darrel sambil tertawa melihat ekspresi Ara.

"Chanyeol ih bukan cendol" Ara mengkerucutkan bibirnya sebal.

Darrel memakaikan jaket itu untuk Ara, memakaikan kupluk jaket itu dan mencubit pipi Ara gemas.

"pakai ini kalo kamu kedinginan, anggap aja jaket ini aku yang lagi peluk kamu"

"iya, makasi ya"

-flashback off-

Author PoV

Sangat susah bagi seorang Ara untuk melupakan sosok Darrel dalam hidup, pikiran, mau pun hatinya, apalagi kemarin Darrel baru saja menawari Ara pulang bareng.

Ara segera mengunci pintu kamarnya dan pergi menuju Sekolahnya yang lumayan jauh dan juga Ara harus menunggu bus untuk mengantarnya ke Sekolah.

Sungguh melelahkan bagi Ara untuk pulang pergi naik bus, apalagi Ara tinggal sendiri dan banyak sekali kegiatan yang harus ia lakukan di Sekolah.

Drett drett..

Ponsel Ara bergetar dan menampilkan ada telepon masuk dan menuliskan si penelpon "Gio oppa"

"hallo oppa? Ada apa?"

Terdengar ricuh di balik telpon, seperti banyak orang di sekitar oppanya.

"Ara? Bisakah kau pulang ke Daegu sekarang?"

"ada apa memangnya?"

HatredTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang