Part 1

67 5 0
                                    

Kringgg kringggg

Bunyi handphone berbunyi, Vania pun sontak mengangkat telepon nya dengan ekspresi yang masih mengantuk.

"pagi van" ucap ridwan dengan nada bicara yang lembut dan suara yang khas

"pagi juga wan, ada apa? Lu bangunin gua tidur aja ih sebel" ucap Vania dengan nada yang agak kesal

"mending lu buka pintu kamar lu deh van" ujar ridwan dengan lembut

Vania pun langsung membuka pintu kamar nya dan terkaget melihat ridwan telah berdiri dengan pakaian kemeja biru gradasi putih serta dipadukan celana jeans hitam nya dengan badan tegak berotot yang membuat perempuan mana pun tidak ada yang bisa menolak ajakan nya

"lu kok... Pagi pagi gini udah disini? Mau ngapain? " ucap Vania dengan ekspresi kaget nya

"gua cuma mau ngasih ini" sembari menyodorkan bunga mawar merah dan putih dengan senyum lembut nya 

"ya ampun, makasih banget" ucap Vania dengan kaget "harum lagi, makasih banget wan, kmu kok tau kesukaan aku"

Ridwan pun hanya membalas dengan senyuman manis nya

Vania loncat loncat kegirangan lalu memeluk ridwan  tanpa menghiraukan keberadaan ibunya nya.

"baru bangun neng? " ujar ibu Vania yang secara tidak langsung menegur Vania dan ridwan yang lagi pelukan

"iya ni ma, semalem neng kecapean abis lembur hehe. mama kenapa ga bangunin neng sih tumben banget"

"iya neng tadinya mama mau bangunin kamu tapi ada ridwan jadi ga jadi mama bangunin"

"wan, lu kok ga masuk ke kamar gua terus bangunin gua? "

"kita tuh belum muhrim jadi gabaik kalau gua masuk kamar lu seenak nya tanpa ijin" ridwan berkata dengan  tenang dan lembut

"ahh sa ae lu so bijak dasar"

"hehe, udah sekarang lu mandi terus siap siap sana, mumpung gua libur jadi hari ini gua mau ngajak lu main"

"siap kapten"

Vania pun langsung menuju kamar mandi sedangkan ridwan menunggu sembari ngobrol dengan papanya Vania

---------

Setelah sampai di mall, Vania dan Ridwan pun berjalan menuju cafe dan makan sembari berbincang bincang hangat

"bunga nya udah, kalung nya udah, tinggal lamaran nya aja nih yang kurang" ujar Vania sembari menggoda

"next time, kalau gua lagi santai bakal gua lamar lu"

"ya ampun, nunggu apa lagi sih...." jawab Vania dengan  nada mengeluh

"lu udah jadi perwira, aku udah jadi dokter, sekarang kita sama sama udah punya  kerjaan, penghasilan pun udah ada dan cukup buat membina rumah tangga, lalu nunggu apalagi wan?"

"emang nya kamu udah siap? Bakal siap kalau di tinggal jauh? Bakal siap ikut pindah kemana pun? "

"kalau aku belum siap, aku mana mau kaya gini ridwan sayangggg" ucap Vania dengan gemas

"yaudah besok gua lamar lu" ridwan berkata dengan tenang dan dingin seperti biasanya

"beneran wan? Ga salah denger aku?" Vania langsung berdiri dan menggebrakan meja nya dengan ekspresi kaget

Ridwan pun berdiri lalu langsung menyentuh hidung Vania dengan jari telunjuk nya dan berkata "kapan gua ga serius sama lu?"

Wajah Vania memerah dengan sekejap akibat perlakuan lembut dan romantis nya ridwan, kalau boleh berteriak pun ia akan berteriak sekeras keras nya, namun ia sadar kalau ia dan ridwan sedang berada di cafe

Kringgg kringggg

Handphone ridwan berbunyi, ia pun langsung mengangkat nya

"ridwan, kamu sekarang ada dimana?" ujar seseorang yang menelepon ridwan

"siap, saya sekarang sedang berada di cafe, mohon intrupsi selanjutnya" ucap ridwan yang seketika menjadi keras sangat berbeda saat ia berbicara dengan Vania

"segera kembali ke kantor, ada tugas buat kamu"

"siap laksanakan... "

Ridwan pun menutup telepon dari atasan nya dan dengan sigap mengambil jaket serta kunci mobil nya

"van, maaf ya aku ada panggilan tugas dari kantor jadi sekarang juga aku harus pergi ke kantor, kamu pulang sendiri dulu gapapa?"

"iya wan aku paham kok, ntar aku pulang sendiri aja sekalian ke rumah fina dulu, aku mau ngambil laptop ku kemarin ketinggalan dirumah dia hehe"

Ridwan pun langsung pergi menuju parkiran mall tanpa menghiraukan jawaban dari Vania

"huhuhu resiko punya pacar Polisi, harus siap di tinggal terus tapi gapapa lah besok kan dia mau ngelamar aku" Vania berbicara sendiri sembari menatap kopi nya yang belum habis dengan ekspresi sedih nya

BACA TERUS THE CAPTAIN YAAA, JANGAN LUPA LIKE DAN BERI SUARA YAA :)

SALAM

The Captain Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang