Part 12

2.3K 42 0
                                    

Reihan membalas pelukan Aluna tak kalah eratnya. Reihan menatap wajah Aluna memandang manic matanya yang selama ini membuat reihan merasakan debaran hingga ia tak bisa berlama-lama disamping Aluna. Perlahan Reihan membelai lembut wajah Aluna dan mendaratkan bibirnya tepat dibibir Aluna. Ciuman lembut nan penuh kasih sayang. Aluna yang mulanya terkejut tanpa sadar ia memejamkan matanya dan menikmati ciuman reihan. Sama-sama kehabisan oksigen reihan terlebih dahulu melepaskan ciumannya

"maaf" kata reihan

Aluna menggigit bibir bawahnya

"ini salah kak, aku adik kakak, dan kakak. kakak aku"

***

Aluna masih setia mengurung diri didalam kamar. Dia tidak menyangka Reihan akan menciumnya. Aluna sudah sering di cium reihan tapi kenapa ia merasakan ciuman Reihan kali ini berbeda dari biasanya. Aluna tertidur dan tidak mendengar Reihan menggedor-gedor sampai mendobrak pintu kamar Aluna karena panik.

Aluna yang awalnya tertidur nyenyak merasa terganggu dibagian pipinya. Seseorang dengan lembutnya mengusap wajah Aluna yang penuh keringat bercampur air mata. Sayup-sayup Aluna membuka matanya. Wajah yang sangat ia rindukan, tatapan yang penuh kasih sayang dan sosok yang selalu menjadi panutan bagi Aluna. Reihan. Wajah sendu itu terus menatap Aluna yang masih terjaga dalam keterdiamannya. Ingin rasanya ia mencurahkan segala isi hatinya dan melebur keegoisannya.

"kak" lirih Aluna

"Baby, maafkan kakak. Kakak gak bermaksud melakukan itu" Reihan menundukkan kepalanya "kakak, ingin kamu mengerti jika kakak sangat menyayangi kamu dan mencintaimu" batin Reihan dikalimat terakhirnya

"sudahlah kak, aku capek. Lebih baik kakak keluar" Reihan masih diam "atau aku saja yang keluar" Aluna beranjak dari tidurnya

"bukannya kakak tidak merestuimu dengan Fathan. Kakak hanya belum siap kamu meniggalkan kakak" ucap reihan. Aluna berhenti melangkah, berbalik menatap Reihan yang masih diam di tempatnya.

Ada rasa sesak di hati Aluna. Ia memang belum siap meninggalkan Reihan. Sepertinya bukan Reihan yang pantas di katakan egois, melainkan dirinya. Dia tidak ingin kehilangan Fathan dan juga tidak ingin lepas dari Reihan. Apa namanya kalau bukan egois. Menginginkan dua pria sekaligus membuat Aluna hanyut dalam keegoisan.

Aluna berlari mendekap Reihan, menguraikan isi hatinya. Menatap nanar Reihan yang memucat karena khawatir. Aluna tidak akan membiarkan laki-laki dihadapannya kecewa karena keegoisannya. Belajar menerima bukan berarti melalaikan yang telah didapatkan

"aku akan memutuskan hubunganku dengan Kak Fathan" ucap Aluna lirih, memalingkan wajahnya

"jangan" Aluna menatap Reihan

"kenapa?" tanya Aluna

"karena hanya Fathan yang bisa membuat Adik kecilku melawan kakak tampannya"

"ahh kakak" Aluna semakin mengeratkan pelukannya dan dibalas tak kalah eratnya dari Reihan

Reihan sangat menyayangi Aluna, jikalau ia dihadapkan kenyataan dimana ia harus meregang nyawa untuk Aluna maka ia bersedia melakukannya. Apalagi cinta yang membuat adiknya kacau seperti ini

"fathan gue perlu bicara"

"kalau lo mau nyuruh gue ngelepasin Aluna lo salah Rei. Itu gak akan terjadi"

Reihan tertawa mendengar Fathan. Betapa besar cinta fathan ke Aluna. Lebih dari yang diharapkannya. Disisi lain hatinya sakit di sisi lain pula hatinya merasa bahagia

"gue mau lo janji ke gue buat jaga hati Aluna, jangan sampai lo buat dia menangis karena lo"

"it artinya lo restuin gue sama Aluna" Fathan memeluk Reihan saking senangnya. Membuat orang yang dipeluk sesak napas kekurangan oksigen

Loving youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang