@

31 0 0
                                    

Beberapa bulan yang lalu, aku gak percaya sama yang namanya teman.

Itu bullshit.

Serius, aku muak dengan orang disekelilingku, dengan pertemanan yang selalu palsu.

Duh, gimana ya.

Melihat orang-orang yang dulunya temenan dengan sangat dekat, tiba-tiba malah jadi orang asing--itu menjengkelkan.

Dan melihat bagaimana keegoisan manusia, malah ingin membuatku menghancurkan manusia itu--sikapnya maksudku.

Tapi, pikiranku malah dipenuhi hal negatif terus-menerus.
Aku gak percaya sama hubungan manis antar manusia, itu adalah hal yang mustahil, namun aku merasa bukan hanya mereka yang salah tapi aku juga.

Aku benci pikiranku.
Aku benci diriku sendiri.

Dan aku membaca juga tulisan AlviSyhrn Hal yang kusimpulkan adalah: Jangan berharap sama manusia, kau akan dikecewakan, lebih baik berharap hanya pada Tuhan Allah.

Iya, aku sadar bahwa aku terlalu berharap pada manusia yang pada dasarnya cuma makhluk Tuhan yang penuh kekurangan. Aku juga sadar kalau aku mengabaikan(?) Tuhan.

Dan aku merubah pola pikirku, walaupun belum sepenuhnya lepas dari pikiran negatif terhadap manusia di sekelilingku.

Lalu aku mulai kembali membuka Alkitab--kitab suciku--dan merenungkan isinya.

Dan--ya, aku setuju bahwa kita hanya perlu menggantungkan harapan pada Tuhan.

Bagi kamu yang juga sama seperti aku yang dulu, yang muak dengan kehidupan, coba pandang manusia-manusia yang kau benci, lalu lihat sikapnya.

Apa dia benar-benar jahat?

Gak mungkin 'kan?
Karena...

Semua orang punya sisi baik dan jahat, tergantung orangnya, ingin mengembangkan sisi yang mana.

Kalau kamu bagaimana?

Apa masih ingin mengembangkan sisi negatif pada dirimu?

÷÷÷÷

Senin,
13 November 2017.

AgniTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang