Part 3 ~ Bintang samudra

9 3 0
                                    

"Jika kamu tak punya alasan untuk hidup, jadikanlah aku sebagai alasanmu agar tetap bertahan dan hidup."
Dari Nesya untuk Bintang


Seorang pemuda  tengah duduk di sebuah bangku taman. Di bawah pohon beringin besar yang sedang menggugurkan daunnya. Sesekali daun itu jatuh mengenai tubuh laki - laki itu yang mengenakan pakaian pasien Rumah Sakit. Suara bising dan kesibukan para perawat di Rumah Sakit yang ada di depannya sama sekali tak dipedulikannya.

Ia terlalu menikmati kesendiriannya. Laki - laki terlalu fokus pada buku yang ada di pangkuannya. Angin sore yang sedang berhembus cepat tak di pedulikannya.

Seorang perempuan mendekat ke arahnya dan memakaikannya sebuah mantel yang tebal dan hangat.

"Bukankah aku sudah mengingatkan kakak berkali - kali, angin itu tidak baik untuk kesehatan kakak. Kenapa kakak bandel banget sih ! Di bilangin ajja susahnya minta ampun." Nesya memarahi laki - laki itu. Ya, perempuan itu adalah Nesya. Sementara laki - laki itu hanya diam sambil tersenyum memandang Nesya.

"Ihh. Kakak kok malah senyum - senyum sih ! Lagi di bilangin juga, nanti kalau kakak sakit gimana hah !"

"Kamu ini setiap datang selalu saja memarahi kakak. Kakak bukan anak kecil Nesya. Sudahlah jangan marah - marah terus nanti kamu cepat tua." Ucap lelaki itu.

"Jadi kakak ngatain aku tua. Kakak nggak ngaca yahh, kakak yang udah tua yah !"
Lelaki itu hanya tertawa mendengar hinaan Nesya. Ia sudah biasa ribut hal - hal kecil seperti ini dengan Nesya. Nesya akan terlihat menggemaskan ketika sedang di goda.

Laki - laki itu adalah Bintang samudra. Lelaki tampan yang mirip seperti aktor korea.
Bintang hidup sebatang kara. Ia tak memiliki keluarga lagi, ibunya meninggal ketika melahirkannya. Ia tak pernah tau siapa Ayahnya. Ia hanya tau bahwa Ayahnya seorang warga korea, terlihat dari wajahnya yang mirip orang Korea. Sedangkan Ibunya warga negara Indonesia asli.
Bintang dirawat dan dibesarkan oleh Nenek angkatnya. Tapi sayang, Neneknya sudah meninggal 3 tahun yang lalu. Sekarang ia hidup sendiri dengan para pekerja di Rumahnya.

Beruntungnya Bintang punya Nesya, ia sangat menyayangi gadis itu. Tidak ! Ia tidak menyayanginya tapi Bintang mencintai Nesya. Bintang tak berani mengatakan yang sebenarnya, ia sadar  hidupnya tak lama lagi. Bersama dengan Nesya saja sudah membuatnya bahagia. Lagi pula selama ini Nesya hanya menganggap Bintang sebagai kakaknya. Biarkanlah perasaan Bintang, ia simpan sendiri sampai waktu yang tepat untuk mengatakannya.

@***@

"Udah dong ngambeknya. Masa kamu diemin kakak terus sih. Maafin kakak yah, kakak janji bakal nurutin apa yang kamu mau, tapi kamu jangan marah lagi yah ?" Ucap Bintang  yang sedang membujuk Nesya yang sedang melakukan aksi diamnya.

"Janji " Akhirnya Nesya mau bicara setelah diam selama satu jam lebih Bintang membujuknya.

"Iya. Kakak akan turutin apapun untuk kamu."

"Kalau gitu aku mau kakak di kemoterapi lagi. Supaya kakak bisa cepat sembuh." Ucap Nesya tegas.

Bintang memang menderita Kanker Darah atau leukimia. Ia dulu sudah di nyatakan sembuh dari leukimia. Tapi penyakit itu tumbuh lagi dan malah semakin parah. Dulu saat Neneknya masih hidup ia berusaha sembuh untuk Neneknya. Sekarang Neneknya sudah tiada. Bintang tak punya keluarga lagi. Jadi untuk apa dia bertahan di dunia ini.

"Queennesya kita sudah  bahas itu berkali - kali, kakak tidak mau di Kemo. Bukankah hidup kakak tidak lama lagi. Untuk apa kakak hidup jika alasan kakak hidup sudah tidak ada lagi. Semua orang yang kakak sayangi pergi meninggalkan kakak. Kakak ingin pergi menyusul Bunda dan Nenek."

" Kenapa kakak berbicara seperti itu. Nenek dan Bunda pasti sedih melihat kakak tidak punya semangat lagi untuk hidup." Nesya marah mendengar ucapan Bintang yang putus asa itu."Jika kakak membutuhkan alasan untuk hidup. Maka jadikanlah Nesya sebagai alasan kak Bintang untuk hidup lebih lama lagi." ucap Nesya sambil memegang tangan Bintang.

For LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang