"SON NAEUN !!" pekik Eunji dari kejauhan kepada Naeun dan Hakyeon yang bersantai di taman kampus. Teriakan itu sukses menarik perhatian beberapa orang yang juga berada di taman. Tapi Eunji tidak begitu menghiraukan hal itu.
Berbeda dengan Naeun, dia malah menunduk dan bersikap seolah tak mendengar pekikan Eunji. Dia merasa tidak nyaman dengan hal itu.
"Kenapa kau tak menjawab nya ?" tanya Hakyeon kepada Naeun yang malah berpura-pura sibuk dengan handphone nya.
"Aku tidak suka cara nya" jawab Naeun terdengar sinis.
"Bukan kah dia selalu seperti itu ?"
Naeun mengangkat kepala nya dan menatap Hakyeon seolah tak percaya kini Hakyeon malah mendukung Eunji.
"Waeyo Eunji-yah ?" Hakyeon kini berteriak tanpa menyadari Naeun yang terlihat semakin kesal kepada nya.
"Makan.." Eunji memperagakan gerakan makan agar Hakyeon dan Naeun mengerti maksud diri nya.
"Eunji mengajak makan bersama. Kau mau ?"
"Tidak" jawab Naeun cepat.
Hakyeon lalu melambaikan tangan kepada Eunji menandakan penolakan nya. Eunji yang memahami itu langsung mengacung kan jempol nya dan pergi tanpa kedua teman nya.
"Apa kau harus bersikap seperti kepada teman mu ?"
Naeun tidak menghiraukan Hakyeon. Namun ekspresi nya jelas menunjukkan kekesalan.
"Ah.." Hakyeon melirik jam yang melingkar di tangannya. "Aku harus pergi menemui Minhyuk".
Naeun sekali lagi menatap Hakyeon. Bahkan belum lama mereka duduk di taman, lalu bertengkar dan sekarang Hakyeon akan pergi begitu saja. Tentu membuat Naeun tidak habis pikir dengan apa yang ada di benak Hakyeon saat itu.
"oya, jangan lupa aku sudah membuat janji dengan dokter untuk memeriksa kesehatan mu. Setelah pulang kuliah, temui aku di depan kampus".
Hakyeon mencium kening Naeun lembut. Biasa nya Naeun akan tersenyum bahagia, tapi saat itu Naeun hanya menundukkan kepala nya. Dia tidak tau apa yang di rasakan sekarang. Semua terasa campur aduk di hati nya.
***
Naeun menghempaskan genggaman tangan Hakyeon di pergelangan tangannya dan menatap Hakyeon dengan rasa marah. Hakyeon terus menarik nya untuk ikut dengan nya meski sudah berulang kali Naeun menolak.
"apa kau akan terus menolak ?" pekik Hakyeon yang berhasil menarik perhatian beberapa orang yang berlalu lalang di dekat mereka.
"kenapa kau terus memaksa ?" Mata Naeun mulai memanas karena berusaha menahan tangis nya. Dia tidak menyangka Hakyeon akan berteriak kepada nya seperti tadi.
Hakyeon mengusap kepala nya frustasi karena terus saja mendapat penolakan dari Naeun. "aku hanya ingin kau sembuh"
"aku hanya alergi debu. aku sudah mengunjungi dokter bersama ibu ku. jadi berhentilan memaksa". Naeun berbalik dan mencoba menutupi air mata yang mengalir di pipi nya.
Hakyeon menahan tangan Naeun lagi yang hendak pergi meninggalkan nya. "bagaimana jika dokter mu salah. mana mungkin hanya alergi bisa batuk hingga selama ini ?"
"aku lelah berdebat dengan mu. lepaskan!" Naeun tidak perduli lagi dengan apa yang akan Hakyeon lakukan . Dia hanya berjalan maju tanpa ada niat sekali pun untuk berbalik.
"SON NAEUN !" Pekik Hakyeon sekali lagi.
Air mata Naeun kini mengalir deras. Sesaat Naeun mulai merasa keraguan di hati nya. Sebuah kata perpisahan terus memutar di benak nya. Dia sangat mencintai Hakyeon, namun hati nya tidak bisa menerima cara mencintai Hakyeon. Pribadi mereka terlalu berbeda untuk di paksakan bersama.
KAMU SEDANG MEMBACA
Wedding
FanfictionSebuah cerita tentang pernikahan yang seharus nya mudah, malah menjadi rumit.