"Hufft..."Ji hwa mengelap sedikit keringat yang mengalir diatas dahi nya.
Saat ini banyak pelanggan yang datang ke kafe untuk menghangatkan tubuh mereka.
Nama kafe tempat Ji hwa,Young ri,dan Dong hoon bekerja adalah Kafe LBT(Let's break together).
Bukan lesbi,biseks,dan transgender ya,hehe.
Kafe yang terletak di jl.myeongdong itu pun sudah dikenal banyak orang dan sudah memiliki banyak pelanggan yang hampir setiap harinya datang untuk sekedar membeli cappuccino hangat.
Menu yang ditawarkan di kafe ini pun beragam dan pastinya harga yang di tawarkan juga murah dan sangat pas di kantong mahasiswa atau mahasiswi.
Karena sebagian besar pelanggan yang datang adalah mahasiswa dan mahasiswi.
Menu yang ditawarkan ada cappuccino,frappuccino,coffee latte,matcha milkshake,strawberry milkshake,dan masih banyak lagi.
Bahkan ada makanannya juga seperti roti-rotian.Perlu diketahui,menu yang ditawarkan disini hanya cukup mengganjal perut saja.
Sebagian pengunjung mulai menikmati menu yang mereka pesan tadi.Ji hwa dan Young ri pun sekarang sedang beristirahat di meja kasir.
Jika kalian bertanya dimana Dong hoon,maka Dong hoon kini sedang kuliah di universitasnya.
Ralat,bukan universitas miliknya,tapi universitas tempat ia berkuliah.
Nama universitasnya adalah university korean national.
Hari ini bukan jadwal Dong hoon untuk bekerja,tadi dia hanya sekedar mampir dan membantu sebentar Ji hwa dan Young ri.
Dong hoon,Ji hwa,dan Young ri bisa kerja bersama hanya saat weekend saja.Tetapi,Ji hwa dan Young ri selalu bersama karena jadwal kerja dan kuliahnya itu sama.
"Ji hwa-ya,sekarang sepertinya sudah mau masuk waktu maghrib,coba kau lihat jadwal shalat di hp-mu."Young ri bertanya pada Ji hwa.
Jika kalian bertanya mengapa Young ri juga seorang islam seperti Ji hwa,jawabannya karena Young ri sudah lama dekat dengan Ji hwa.
Maka dari itu,Young ri memutuskan untuk menjadi mualaf setelah mengetahui banyak hal tentang agama islam dari Ji hwa.
Dan Young ri akhirnya tertarik dengan agama islam.
Orang tua Young ri juga sama,sudah menjadi mualaf.
Dan kalian juga harus tahu,bahwa Dong hoon dan keluarganya juga telah menjadi mualaf setahun yang lalu.
Baiklah,kembali ke topik awal.
Kenapa mereka melihat jadwal shalat di hp ketimbang mendengar sendiri adzan yang berkumandang untuk mengetahui waktu shalat?
Jawabannya,
Karena disana jarang sekali ada masjid apalagi mushola,jadi mereka mengandalkan hp mereka untuk mengetahui waktu shalat.
"Hm...okay,wait for a minute.(baiklah,tunggu sebentar)"
"Ne,sekarang sudah waktunya shalat maghrib,ayo kita ke belakang."Lanjut Ji hwa.
"Oh arasseo."
"Hatciiiihh."Ji hwa bersin di hadapan wajah Young ri.
"Eh,Ji hwa-ya kenapa kau bersin di hadapanku?dan sejak kapan kau mulai bersin?"
"Mianhae(maafkan aku),itu gerakan reflek dariku aku tak memiliki niat jahat padamu,dan aku tak tau kenapa aku bersin saat ini."
"Ah,arraseo tidak apa-apa aku memaklumi keadaan tubuhmu saat ini,sebaiknya sehabis shalat nanti kau duduk saja tak perlu membantuku."
"Ne,gomawoyo Young ri-ya."Ji hwa tersenyum seraya membungkukkan kepalanya sedikit kearah Young ri.
"Ne."
Ji hwa dan Young ri mengambil air wudhu masing-masing di kamar mandi.Mereka berdua pun akhirnya shalat di ruangan yang terletak di belakang kafe.
Ruangan itu telah di sediakan oleh ayahnya Young ri selaku pemilik kafe LBT tersebut.
Di dalam ruangan tersebut terdapat mukena,sajadah dan alat perlengkapan shalat lainnya.
Semuanya sudah disiapkan,mengingat Ji hwa,Young ri dan keluarganya adalah seorang muslim.
Ah iya,minus ibunya Young ri.Ibu Young ri telah meninggal 5 bulan yang lalu dikarenakan sakit yang ia derita sejak lama.
------------------------------------------------------
Kini,Ji hwa dan Young ri telah selesai melaksanakan shalatnya.
Dan mulai sibuk menata kembali kafe yang semula ramai di datangi pengunjung.Kafe yang semula ramai kini telah berubah menjadi sepi.Hanya tersisa tiga orang pengunjung yang masih betah berlama-lama di kafe ini.
Dua diantaranya sepertinya adalah sepasang kekasih.Sedangkan satu nya lagi adalah seorang laki-laki yang sedang membaca novel dan sesekali jika bosan membuka hp miliknya lalu memainkannya.
Sekarang sudah malam,sudah jam 07.30 pm,dan sebentar lagi waktu shalat isya tiba.
"Annyeong haseyo....Ji hwa-ya,Young ri-ya."Dong hoon datang dengan senyuman mengembang di wajahnya.
Tetapi,ada satu hal yang berbeda,tatapan dan senyuman Dong hoon kepada Young ri berbeda dengan tatapan dan senyuman dirinya kepada Ji hwa.
"Dong hoon-ah,kenapa kau tidak langsung pulang ke rumahmu?kenapa kau malah mampir ke kafe ini?"Ji hwa bertanya kepada Dong hoon.
"Apakah ibumu tidak mengkhawatirkan dirimu?"Young ri juga bertanya kepada Dong hoon.
"Aigoo(ya ampun)kenapa kalian sangat mengkhawatirkanku?aku ini kan laki-laki jadi kau tak perlu mengkhawatirkanku,yang seharusnya kau khawatirkan itu diri kalian masing-masing,kalian kan perempuan."
"Kecuali kau."Dong hoon melirik ke arah Young ri.
"Mwo?aku ini perempuan sejati,apa kau tak tau?aku ini kan istrinya baekhyun oppa"Young ri tersenyum mengejek ke arah Dong hoon.
"Jangan berharap kepada sesuatu yang tidak pasti,bahkan baekhyun itu tidak tau kalau kau hidup atau tidak."
"Aku tak peduli,itu adalah kata-kata ajaib yang sering fangirl katakan,tidak peduli mereka, para idolanya tau atau tidak keberadaannya.Semua itu hanya semata-mata untuk membahagiakan diri mereka sendiri.Siapa tau bisa jadi kenyataan.Omongan itu kan do'a,iya kan Ji hwa-ya?"
"Eh?ne."
Ji Hwa hanya menganggukan kepalanya dan tersenyum kepada Young ri.Ji hwa tidak tahu harus memberikan respon apa.
"Whatever."
Dong hoon hanya pasrah dengan apa yang dikatakan oleh Young ri.Jika Young ri sudah berbicara seperti itu maka urusannya akan panjang.Bisa-bisa nanti dia akan bercerita panjang lebar tentang keimutan dan ketampanan baekhyun itu.
°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°Ditunggu kritik dan sarannya chingu^^.
Gomawoyo~
2017.11.16
Han~🐧
KAMU SEDANG MEMBACA
Illusion
RandomDi sudut pojok kafe,disitu tempat favoritmu berada.Meminum secangkir kopi dan di temani sebuah novel yang selalu berganti-ganti setiap selesai membacanya. Seperti Ilusi,sebenarnya aku ada.Tetapi kamu tidak pernah merasakan adanya kehadiranku. Aku ha...