Ternyata

27 4 2
                                        

,syg, nnti pulg krja aq ke kos mu ya....

Ellen membaca sms yang masuk di handphone nya.
Hari itu Ellen libur kerja, sedangkan David shift siang. Kadang-kadang mereka memang berlawanan shift.
Hampir 9 bulan sudah mereka menjalin hubungan. Dan hubungan mereka selalu baik-baik saja. Kalau pun bertengkar hanya karena masalah sepele, seperti Ellen yang cemburu karena David dideketin Cindy. Atau karena Ellen yang ngambek saat keinginannya tidak dipenuhi David. Diantara mereka berdua selalu ada yang mengalah, jadi kalau ada masalah tidak pernah berlarut-larut.
Ellen maupun David sama-sama saling cinta. Banyak teman-teman di resto yang iri dengan hubungan mereka. Selalu harmonis dan romantis.

Hari itu David berencana main ke kos Ellen sepulang kerja nanti. Sebenarnya David juga anak kos. Jarak rumahnya ke resto lebih jauh daripada Ellen, bahkan beda kota. Namun kos David jauh dari resto itu. Dia berangkat kerja juga masih memakai motor. Ellen pernah meminta David untuk pindah kos saja yang dekat dengan tempat kerja, tapi David selalu menolak. Alasannya karena dia sudah dekat dengan ibu kosnya, sudah lama kos di situ, tidak enak kalau pindah. Ellen pun mencoba mengerti. Namun, dari awal berpacaran hingga saat ini Ellen belum pernah diajak David main ke kos nya. Teman-teman David juga sepertinya belum pernah ada yang main ke sana. Cuma Beni sepertinya yang pernah, sahabat dekat David di resto itu. Setiap Ellen ingin main ke kos nya, David selalu melarang. Dia bilang tidak enak sama ibu kos. Soalnya dia tidak pernah membawa cewek. Oke lah...Ellen pun mencoba mengerti lagi.
Ellen memang cinta mati dengan David. Dia selalu mencoba mengerti dan memahami David. Dia tidak pernah menuntut David macam-macam. Ellen menerima apa adanya.

                         ****

Tok...tok..tok.
Ellen beranjak dari tempat tidurnya. Dia melihat jam di dindingnya sekilas, jam 17.30 WIB.
"Pasti itu David. Tumben molor setengah jam," batin Ellen.
"Hai beb," sapa Ellen setelah melihat David di pintu. "Rame ya, kok baru pulang."
"Iya, rame banget tadi. Capek." Jawab David sambil mengulurkan tangannya ke Ellen. Sudah kebiasaan mereka kalau bertemu harus cium tangan.
"Haus gak? Galon nya gak dingin, gak aku colokin, tinggal dikit soalnya," kata Ellen sambil mengambilkan minum buat David.
"Ya udah gak papa. Ntar beli," kata David.

Mereka duduk berdampingan di kasur sambil menonton tv. Kos Ellen kasur nya di lantai, jadi menonton tv pun bisa lesehan. Kosnya juga lumayan nyaman. Tidak terlalu besar  tetapi kamar mandi dalam. Ellen sengaja membeli tv biar tidaak bosan di kos. Kosnya juga terbilang lengkap, ada dispenser, kipas angin, magic com, ya standar nya anak kos lah. Ellen sengaja membeli barang-barang itu dari awal dia kos. Sebab kos hanya menyediakan lemari dan kasur. Bantal dan sprei pun dia membawa sendiri dari rumah. Kos dia sudah seperti kamar pribadinya. Banyak barang-barang koleksi dia disitu, berbagai pernak-pernik doraemon. Dia memang suka banget dengan doraemon. Semua benda-benda di kosnya pun hampir semuanya serba doraemon. Teman-temannya yang main ke kos dia selalu bilang kalau setiap masuk kos Ellen seperti masuk ke toko aksesoris. Apalagi Ellen juga mengkoleksi boneka-boneka, dari yang boneka panda sampai boneka monyet. Kosnya Ellen lengkap, pantas kalau disebut toko aksesoris.

Mereka masih menonton tv sambil duduk di kasur dan bersandar ke tembok.  David menggengam erat tangan Ellen. Ellen pun menyandarkan kepala nya di dada David. Ellen selalu menikmati saat-saat seperti itu. Dia merasa nyaman dan terlindungi setiap kali berduaan dengan David. Ellen sangat takut kehilangan David.

Tiba-tiba David memegang wajah Ellen dan dihadapkan ke arahnya. Mereka saling bertatapan, begitu dekat. Ellen bisa mendengar suara detak jantung David yang tidak beraturan. Ellen merasakan ada rasa aneh yang berdesir di dirinya. Ellen merasa agak pusing dan menutup matanya. Tiba-tiba ia merasakan sentuhan hangat di bibirnya.
"Mmmh....", Ellen mencoba menolak. Namun David malah memeluknya, makin erat. David menciumi bibir Ellen dengan sangat pelan. Ellen tak kuasa menolaknya. David selalu bisa membuat dirinya tak berdaya. Dengan cara-cara dia, perlahan dan penuh kelembutan. Ellen hanya bisa pasrah. Dia menikmati sentuhan demi sentuhan yang diberikan David ke dirinya. Ellen serasa melayang dan terbang tinggi ke surga. Dan untuk kesekian kalinya, hal itu pun lagi dan lagi terjadi. Ellen menjadi milik David seutuhnya, jiwa dan raga. Kos Ellen pun menjadi saksi bisu kisah cinta mereka.

                        *****

Kringgg....kringggg....kringggg....
Jam beker Ellen mengagetkan mereka. Ternyata mereka tertidur. Sekarang sudah pukul 20.00 WIB. Biasanya jam segini adalah saatnya Ellen membaca novel. Ellen memang suka membaca buku, bahkan dia mempunyai jadwal sendiri kapan waktu untuk membaca.
"Huft...macih ngantuuk...," kata Ellen manja sambil memeluk David. Mereka masih berbaring di kasur.
"Haha...ketiduran sayang," balas David.
"Ya udah aku mandi dulu ya. Takutnya nanti keburu hujan kalau aku pulang malem."
"Iya...sana mandi...bau," Ellen berlagak menutup hidungnya.
David gemas dengan tingkah Ellen. Dia pun menggelitik Ellen.
"Ih..apaan sih beb...geliiii...sanaaa...minggir ih..."kata Ellen sambil ketawa-ketawa karna kegelian. Mereka bergulingan di kasur. Saling balas-balasan menggelitik. Suara tv yang masih menyala pun kalah dari suara candaan mereka.

                          ****

Sambil menunggu David mandi, Ellen berpikiran untuk membaca novel. Dia lalu berdiri menuju rak doraemon tempat buku-buku bacaannya tersimpan. Saat beranjak dari tempat tidur dia sekilas melihat dompet David, ada di bawah gantungan celananya.
"Pasti terjatuh," Pikir Ellen.
Ellen pun mengambilnya. Terbersit di pikiran Ellen untuk melihat isi dompet David. Ellen memang belum pernah melihat dalamnya. Walaupun bagi Ellen memang tidak penting dan juga tidak sopan. Tapi dia pun akhirnya tetap nekat membukanya.

Dompet David cukup bagus, merk Levis. Dan Ellen yakin itu pasti asli. Ellen tahu David tidak pernah membeli barang-barang KW. Bagi David mahal tidak masalah yang penting awet. Dompet itu bentuknya juga simple, hanya  membuka lipatannya saja untuk melihat dalamnya, bukan model ritsleting. Style dan selera David memang kekinian banget, tidak kuno. Itu juga yang menjadi nilai plus David di mata Ellen.

Ellen mulai membongkar isi dompet David. Ada KTP, SIM, ATM, dan beberapa lembar uang. Ellen tertawa melihat foto David di KTP nya, culun banget. Gantengan asli nya daripada fotonya. Ellen membaca status 'Belum kawin' di KTP itu. Dia membayangkan andai saja dia dan David sudah menikah.
Ellen juga menemukan foto David dan dirinya. Dia ingat foto itu diambil waktu main ke salah satu mall di dekat restonya, ada photo box disana. Mereka iseng-iseng mencobanya. Dan Ellen tidak menyangka kalau ternyata foto itu disimpan di dompet David.

Ellen masih terus membongkar isi dompet David. Ada bon-bon transaksi dia ketika berbelanja. Ellen iseng membaca satu per satu bon tersebut. Dia kaget, ada salah satu transaksi di bon itu bahwa dia membeli pakaian dalam cewek.
"Hah...apa-apaan ini," batin Ellen. "Mungkin dia membelikan buat ibuknya," Ellen mencoba menenangkan diri. Ellen pun semakin penasaran. Dia kembali membaca  dan menemukan ada transaksi David membeli pembalut wanita. Ellen makin curiga. Dia lalu mengeluarkan semua yang ada di dompet tersebut. Ellen melihat ada selembar kertas yang dilipat, yang ternyata itu adalah fotokopi KTP seorang cewek. Dan selembar fotokopi buku nikah, dilipat-lipat kecil. Pikiran Ellen semakin tidak karuan.

Ellen pun semakin shock setelah melihat di fotokopi buku nikah itu tertera nama David dan nama cewek yang ada di fotokopi KTP tadi. Ellen merasakan lemas di sekujur tubuhnya. Dia tidak dapat berkata apa-apa. Tidak terasa butiran-buriran air mata menetes deras di pipinya. Dadanya terasa sesak. Kepalanya pening.

                     ****

Apakah yang akan terjadi selanjutnya antara David dan Ellen? Ditunggu ya kelanjutannya....

My Name Is EllenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang