1

120 4 0
                                    



Malam menjadi pagi, siang menjelang sore, musim terus berganti, begitupula suasana. dulu toko klontong yang berjejer di jalan kini sudah digantikan toko-toko berlantai dua, jalanan yang penuh lubang sudah terisi dengan aspal yang baru, tanah yang gersang sudah ditanami lebat dengan pohon yang rindang. Restoran lama yang berjaya sudah tutup digantikan penginapan yang megah.

Apa yang kita inginkan tidak selalu berjalan sesuai keinginan, kadang banyak hal yang harus dikorbankan untuk sesuatu yang lebih besar, itukah caranya dunia bekerja? Melihat kearah luar jendela, menyaksikan pasangan yang berlalu-lalang, bergurau menikmati waktu bersama membuat gadis cantik di dalam cafe tersebut termenung.

" Yu! kok lo ngelamun mulu sih?"

ayu melengos mendengar panggilan Dania, sahabat sekantornya.

"Aku gak ngelamun ni, lagi diem aja"

"Diem ngeliatin orang pacaran lewat? kalo Jomblo ada level lo terendah kali ya"

"Yang penting gak nangisin anak SMA"

Dania kemudian memukul Ayu dengan majalah tepat di mukanya.

"Ah alesan ajasih lo! yaila, cepet apa makannya jangan kayak putri solo!"

Ayu menyingkirkan semua sisa makanan ke piring Dania yang sudah kosong sejak tadi.

"lah kok dikasih ke gue?!"

"ya kan kamu mau cepetan nia, aku udah gak laper, sayang juga" Ayu mengedikkan bahu tidak peduli, ia memasukan kembali barang bawaan nya, sesekali hanya menoleh dan tertawa melihat Dania yang berceloteh tidak jelas tetapi tetap memakan makanan Ayu.

setelah selesai membayar, Dania dan Ayu bergegas pergi dari cafe sebelum jam makan siang berakhir. Mereka sudah akan keluar dari cafe kecil itu ketika salah satu pengunjung cafe memanggil Dania.

"Nia, kayaknya ada yang manggil kamu deh di pojok sana"

"hah mana sih?"

Ayu menarik pelan tangan Dania ke arah seseorang yang sudah menghampiri mereka.

"Eh Dania ya ampun! Lama gak ketemu cyiin! Pakabar! duh gemukkan yah shay?"

"ET DAH WOI-"

"Nia jangan teriak ya"

Putih, singset dan fashionable. Hal yang bisa ditangkap ayu dari 'teman' Dania yang kebetulan bertemu dengan mereka.

"Ivan! Gue cuman nambah 5 kilo ya sejak kuliah! gue ini SEHAT"

cowok cantik itu, atau Ivan hanya terkekeh dan memeluk erat Dania tanpa malu-malu, di depan pintu Cafe.

"eiya, siapa nih temen lo? ih cantik amat, rada gimana gitu sama lo yang bar-bar"

Ayu, yang jarang terlihat dengan makeup, bukan karna tidak mau, tapi karna memang tidak bisa, memang merupakan gadis yang cantik. Dengan rambut sebahu, kacamata besar dan pakaian yang rapih, akan terlihat berbeda dengan Dania yang rambutnya kini berwarna pirang dan pakaian ketat selutut serta tas jinjing. Dania akan berganti warna rambut sesuai suana hatinya, Dania dan Ayu sangat berbeda, tetapi Dania adalah Dania, Ayu akan tetap menjadi sahabatnya.

"Gusti, dosa apa dulu gue punya temen kayak lo? nih kenalin, sahabat gue di kantor gue kerja, Lituhayu, panggil aja Ayu. Yu, ini temen gue di SMA I"

Ayu menggumamkan kalimat perkenalan dengan Ivan yang bukannya menjabat tangan Ayu, malah memeluk Ayu seperti yang dilakukannya terhadap Dania.

"Baru pertama kali gue denger nama begitu cyin, keturunan raja mataram ya you?"

Melangkah JauhWhere stories live. Discover now