SERVE : III

7.2K 481 48
                                    

Keesokan harinya, Seokmin datang ke sekolah lebih cepat seperti biasa.

Dilihatnya kelas masih kosong.

"Kurasa dia tidak akan datang," gumamnya melihat tempat duduk Mingyu yang kosong.

Seokmin masih berbaik hati mengantarkan Mingyu ke apartemennya setelah Mingyu lemas ia gagahi.

Masih dapat diingatnya bagaimana wajah lesu Mingyu yang tidak berdaya itu.

Namun Seokmin sendiri merasa kesepian karena tidak bisa menjahili Mingyu selama disekolah.

Karena merasa bersalah, setelah jam pulang sekolahpun Seokmin berniat untuk berkunjung ke kediaman Mingyu.

Tok tok tok!

"Iya ada apa yang bisa—"
"Aku kesini ingin bertamu"

Seokmin tersenyum saat Mingyu telah membukakan pintu untuknya. Mingyu sendiri tertegun melihat kedatangan Seokmin.

"S-silakan masuk." persilakannya.

***

"Maaf aku hanya punya ini,"

Mingyu meletakkan sebuah mie instan dalam wadah cup dimeja yang berada dihadapan Seokmin.

Seokmin memperhatikan mie instan tersebut. Kemudian ia pun mulai menikmati hidangan yang Mingyu sajikan.

"Ini makananmu?" tanyanya memulai percakapan. Mingyu mengangguk pelan dan tersenyum kecil,

"Ya mau gimana, gajiku dari kerja paruh waktu juga gabisa makan makanan yang mewah." jawab pria berkulit tan tersebut.

Seokmin menganggukkan kepalanya paham.

"Kamu kerja dimana?"

"Sebuah cafe yang tidak jauh dari sekolah, yang biasa buat tempat nongkrong murid sekolahan kita"

"Ah..."

Seokmin kembali menikmati mie instan tersebut sementara Mingyu berjalan tertatih-tatih ke dapur, berniat mengambilkan minum untuk Seokmin.

Selagi Mingyu didapur, Seokmin memperhatikan pemandangan didalam rumah Mingyu. Begitu sederhana namun rapi dan bersih, berbeda dengannya. Ya rumahnya juga rapi itupun dibantu oleh asisten rumah tangga.

"Kamu tinggal sendiri?" tanya Seokmin saat Mingyu duduk disampingnya sambil meletakkan segelas air mineral didekatnya.

"Iya, sendiri" jawabnya singkat.

"Mana orangtuamu?"

"Sudah tidak ada."

Seokmin tertegun.

"Maaf..." Seokmin merasa tidak enak hati telah menanyakan hal tersebut.

"Ah~ tidak apa apa. Lagian nasibku juga sudah begini, aku bisa apa"

"Bekerjalah untukku."

Mingyu terdiam, menatap Seokmin heran.

"Maksudmu?"

"Jadilah asisten pribadiku"

"Kenapa kamu tidak suruh Ibu atau Ayahmu untuk mencari asisten pribadi yang lebih cantik atau telaten?"

"Karena aku maunya kamu."

Mingyu tidak bisa menjawab apapun lagi.

"Soal tempat tinggal atau fasilitas lain, menetaplah dirumahku"

"Tapi..."

"Aku kesepian kalo dirumah,"

"Hng...baiklah aku terima..."

Senyum Seokmin merekah, kemudian ia meletakkan cup mie instan tadi diatas meja dan memeluk Mingyu dengan erat.

"Terimakasihhh!!" ujarnya senang.

"Ah, santai aja" ucap Mingyu.

"Btw, ternyata sekolah terasa sepi ya kalo gaada kamu"

"Bagaimana pelajarannya tadi?"

"Gampang sih, dipahami sendiri juga gapapa. Kenapa kamu ga kesekolah?"

"Anu...lubangku perih...susah jalan..."

"Maaf..."

"Lagian kamu bodoh sih!" Mingyu menjitak Seokmin dengan kuat.

"Akh! Sakit tahu!" ringisnya.

"Ya kamu bayangin coba jadi aku gimana, hah? Bodoh."

"Ehehe maaf ya? Please~"

"Tidak akan pernah ku maafkan, camkan itu"

"Ya gapapa sih, kan nanti aku bisa luluhin kamu biar maafin aku"

"Buruan dimakan, keburu dingin mienya"

"Siap, Yang Mulia~"

— TBC —

SEOKGYU: SERVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang