Chapter 10

40.6K 1.5K 22
                                    

Arnold

 

“Mah aku beli air mineral dulu kalo udah selesai sms aja.” Ucap ku sebelum meninggalkannya yang tengah asyik memilah-milah pakaian. Mamah hanya mengangguk dan mengibas-ngibaskan tangannya meminta ku cepat pergi dan tidak mengganggunya.

Huh dasar mamah kalo pada akhirnya kaya gini kenapa nggak minta orang lain aja ke buat temenin. Gak tau apa aku masih pengen bobo cantik. Aku hanya menghela nafas ku dan pergi berlalu dari tempat mamah ku sibuk sekarang.

Aku kembali ke lantai 1 dan masuk ke dalam toserba. Aku berjalan menuju counter minuman, namun saat aku melewati counter bumbu dapur aku melihat seorang wanita bertubuh ramping mengenakan pakaian olahraga tengah berjinjit mencoba meraih botol kecap. Rasa ingin menolong ku pun muncul, aku pun menghampirinya dan aku benar-benar kaget saat tahu siapa wanita itu.

Itu Reya, yah betul itu Reya. Tidak salah lagi itu Reya, tanpa bicara aku membantunya membawakan botol kecap itu. Sepertinya ia sedikit terkejut dengan pertolongan ku. aku pun memberikan botol kecap itu padanya.

 “Terima...” Ucapnya terhenti tampak matanya membulat terkejut dan tangannya terasa menegang. “Arnold?.” Ucap nya lagi dengan pelan

Mendengar nama ku disebut -meski itu terdengar enggan- aku hanya bisa tersenyum. Senang rasanya ia tidak seformal saat bertemu di kantor. Aku dan dia hanya saling berpandangan dan terdiam. Tangannya dan tangan ku masih memegang botol kecap tadi namun Reya tersadar dengan cepat ia menarik tangannya dan meletakan botol kecap itu ke dalam troli. Jujur saat ia menarik kembali tangannya aku merasa sangat kecewa tapi yah apa boleh buat.

“Te..Terimakasih..” Ucap nya gugup

 “Sama-sama.” Ucap ku sembari tersenyum.

Reya pun tersenyum padaku setelah itu ia memutar trolinya dengan tergesa. Entah dorongan darimana aku menarik lengan Reya, ia terkesiap.

“Kenapa terburu-buru?.” Tanya ku padanya

“A..Aku aku sedang ada keperluan.” Jawab nya sembari mencoba melepaskan cengkraman tangan ku.

“Ups sorry.” Ucap ku sembari melepaskan cengkraman ku.

“Kau dengan siapa?.” Tanya ku lagi.

“A..Aku..”

“Bunda…..” Teriak seorang anak laki-laki di belakang ku.

Aku memutar tubuh ku melihat asal suara itu. Aku tercengang, Alex. Anak ini bukannya yang bertemu dengan ku di kantor Reya tempo hari kan? Dan tadi apa? Dia berteriak bunda? Apa dia..

“Alex, kau sudah selesai sayang?.” Tanya Reya sembari menghampiri Alex

“Sudah bunda. Bunda sudah selesai kan?.” Tanya Alex

Reya hanya mengangguk, entah apa lagi yang mereka bicarakan karena setelah itu otak ku terus mencerna dengan keadaan yang ada dihadapan ku sekarang. Aku masih bingung dengan semua ini. Jadi Alex itu anak Reya.Jika Reya sudah memiliki anak berarti ia sudah menikah?

Arghh memikirkan hal ini hati ku tiba-tiba terasa sakit dan entah kenapa aku jadi begitu ingin marah, tapi aku tidak memiliki hak untuk ini. Aku menghembuskan nafas ku, mata ku mencoba menelusuri jari lentik Reya yang kini tengah mengusap-usap kepala Alex. Mencari benda bulat yang melingkari jari manis perempuan itu namun aku tidak menemukannya. Apa ia sudah bercerai atau ia tidak ingin mengenakannya? Atau ahh benar-benar banyak sekali pertanyaan dalam otak ku tentang Reya saat ini, tapi mengingat sikap Reya yang berubah menjadi dingin seperti ini membuat ku harus menahan diri untuk tidak bertanya-tanya tentang dirinya.

My Secret SonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang