One

78 6 4
                                    

Di sebuah kamar seorang cewek merebahkan tubuhnya yang mungil itu di atas kasurnya.

Saat dia menutup mata bayangan itu datang lagi. Pertanyaan yang untuk kesekian kalinya ada dibenaknya.

"Apakah benar aku ini anak kandung mu." satu kalimat yang terus dipikirkan selama ini jika ia akan tidur.

Helaan nafas berat keluar dari mulutnya dan Satu persatu cairan bening lolos begitu saja dari matanya setiap ia memikirkan satu kalimat tersebut.

Sambil menghapus air matanya ia meyakinkan diri sendiri "Aku ini anaknya, sudah zahra kamu gak boleh berfikiran kayak gitu terus, ambil nafas dalam dan tenanglah zahra", begitulah terus hingga dia tenang dan tertidur.

Sedangkan di kamar lainnya seorang cowok sedang memikirkan cewek yang berada didalam hatinya, ia berdiri di dekat jendela dengan berbagai macam pernyataan dibenaknya.

"Selamat malam kak." ucap pelan pada diri sendiri. Ucapan itu untuk cewek yang selama ini selalu mengganggu pikirannya. Tapi ia malu untuk mengungkapkan itu semua di depan cewek yang ia pikirkan.

Ia berjalan ke sebuah meja untuk mengambil sebuah figura yang berisikan foto sepasang anak cowok dan cewek yang tersenyum tanpa beban.

"Aku kangen senyum mu kak." dalam hati cowok tersebut,tanpa ia sadari satu airmata lolos begitu saja.

🍁🍁🍁

Allahu Akbar Allahu Akbar. 2x
Asyhadu Allaa Ilaaha Illallaah. 2x
Asyhadu Anna Muhammadar Rasulullah. 2x
Hayya' Alash Shalaah. 2x
Hayya' Alal Falaah. 2x
Ash-shalaatu khairum minan-nauum 2x
Allaahu Akbar Allahu Akbar. 2x
Laa Ilaaha Illallaah.

Varo bangun dari tidurnya menuju kamar mandi untuk berwudhu dan segera melaksanakan sholat subuh.

Sedangkan di kamar lain seorang cewek masih nyaman dengan mimpinya.

"Varo kamu sudah bangun nak?" ucap perempuan paruh baya di depan pintu kamar .

"Iya ma aku udah bangun, masuk aja ma pintunya gak di kunci." balas varo.

"Kamu siap siap aja dulu nanti turun untuk sarapan ya nak."

"Iya ma." perempuan paruh baya itu pun keluar dari kamar varo.

Sebelum menuruni tangga wanita paruh baya itu melihat ke samping kamar varo yang di huni oleh zahra yang masih tidur. "Pasti masih tidur tuh anak, dasar!" batin sang mama.

"Ahra bangun kamu, dasar anak gak tau diri jam segini belum bangun mau jadi apa kamu! Cihh,, Adikmu yang laki laki saja sudah bangun!"ucap sang mama sambil menggedor pintu bercat hitam dengan suara yang naik beberapa oktaf dan penuh penekanan di setiap katanya.

Varo duduk termenung di atas kasurnya. Fikirannya berlabuh memikirkan cewek nomor dua yang ia cintai setelah ibunya. "Apakah kamu udah bangun kak,apakah kamu udah sholat,apakah kamu nyenyak tidurmu tadi malam kak? Kapan sih kak kamu mau berubah" berbagai pertanyaan yang muncul di kepala nya.

"Kenapa sih kak kamu jadi berubah gini." dalam hati varo. Karna mendengar suara terikan mamanya yang gak berhenti varo keluar kamar.

"Biar aku aja ma yang bangunin." ucap varo pada karina (mama varo).

"Bangunin tuh kakak kamu yang gak becus, anak gadis jam segini belum bangun." sinis karina dan ia pun meneruskan jalan kedapur. Hanya helaan nafas yang bisa varo lakukan. Ia pun mengetok pintu bercat hitam itu pelan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 04, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Akhir Sebuah CeritaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang