01. YUKIO

33 1 1
                                    

-V&C yhaaa-

-V&C yhaaa-

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.
.

Namaku Yukio Himuro -tidak! Sekarang margaku Asuma-. Entah sudah berapa lama aku merenung sambil menatap cermin besar didepanku. Aku terbangun karena mimpi buruk lagi. Mimpi masa lalu yang membuat kehidupanku berubah. Aku menghela nafas melihat pantulan  wajahku yang menurutku biasa saja, dengan mata yang sedikit sipit dan kacamata tebal yang bertengger di wajahku karena minus. Terkadang aku benci memakainya karena tanpa alat ini aku tidak akan bisa melihat dengan jelas.

Aku lahir di sebuah keluarga yang cukup beruntung, kebahagiaan selalu menghiasi keluarga kami. Dulu, ya itu dulu. Sebelum kecelakaan merenggut nyawa ayahku, Kirio Himuro. Ibu bilang itu semua salahku dan akhirnya ia membenciku sampai saat ini.

Ibu menikah lagi setelah dua tahun ayah meninggal. Pria itu sangat baik dan mapan, ku rasa ia juga sangat mencintai ibu. Kami tinggal di rumahnya yang mewah. Jadi, uang dan materi tidak menjadi topik pembahasan setiap hari. Meski begitu, kekayaan tidak menjamin kebahagiaan bukan?

Aku sendiri adalah seorang gadis yang masih duduk dikelas 12 SMA. Teman-temanku bilang, aku orangnya pendiam dan irit tertawa. Ya, aku juga setuju dengan mereka. Selain itu, aku tidak punya teman dekat. Kau tidak percaya? Tapi memang itu faktanya. Aku tidak suka dengan sesuatu yang merepotkan, tidak ingin orang lain mengganggu kesenanganku, atau aku akan marah jika mereka melakukannya. Paling tidak aku mengkategorikan diriku demikian.

Aku melepaskan kacamataku, menatap pantulan wajahku sekali lagi. Aku ragu, tapi ini membuatku yakin kalau wajahku sama sekali tidak mirip dengan orangtuaku. Terganggu dengan wajahku sendiri, segera kumatikan lampu dan berbaring di tempat tidur, perlahan menutup mataku berharap mimpi itu tidak hadir lagi.
.
.
.
.

Hari ini aku tidak masuk ke sekolah karena tubuhku sedang tidak sehat. Penyakit maagku kambuh. Ayah sedang berada di luar kota, meski begitu ia masih sedikit peduli padaku dengan mengirimku pesan singkat agar aku cepat sembuh. Sedangkan ibu pergi entah kemana.

Tok…. Tok…. Tok

Suara ketukan pintu membuatku beranjak dari tempat tidur. Padahal tubuhku sangat lemas dan rasanya ingin tetap bergelung dengan selimutku.

“Kenapa kau belum siap-siap? Kau mau terlambat datang ke sekolah?.” Tanya seseorang yang berada didepanku setelah pintu kamarku terbuka.

“Aku tidak pergi sekolah hari ini. Maagku kambuh lagi dan tubuhku sangat lemas. Aku sudah memberitahu teman sekelasku kalau hari ini aku tidak masuk.” Aku mengatakannya sambil bersender pada dinding.

“Kau itu merepotkan sekali. Sudah kubilang agar kau menjaga kesehatanmu. Kau selalu membuatku susah!” teriaknya sambil mendorongku keras. Benar-

“Maafkan aku, kak.” Ucapku sambil menunduk. Kakak hanya mendecih pelan dan pergi keluar kamarku.

Ya, aku juga tinggal bersama kakak tiriku, Karin Asuma. Kakakku lebih tua tiga tahun dariku. Sebentar lagi ia akan lulus kuliah, padahal belum tiga tahun menjalani pendidikannya. Ah, kakakku memang jenius. Saat masa sekolahnya, Kak Karin sering mengikuti kelas akselerasi dan membuat ia lulus lebih dulu dari teman-teman seangkatannya. Ibu dan ayah sangat menyayangi kakak bahkan sering memanjakannya dari pada aku. Aku dan Kak Karin sendiri tidaklah akrab seperti kakak adik pada umumnya. Kakakku sangat benci padaku. Dia sering meremehkanku dan aku tidak bisa membalasnya karena aku sadar, aku tidak sehebat dirinya. Kakak akan marah jika aku membuat ayah atau bahkan dirinya kecewa, meskipun kesalahanku sangat kecil. Hal itu semakin membuatku merasa benci pada diriku sendiri. Kenapa Tuhan tidak adil padaku?.
.
.
.
.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 17, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

DLMD (Don't Let Me Down)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang